68
Berdasarkan nilai arus jenuh yang telah disesuaikan, berikut ini disajikan tabel hasil perhitungan kapasitas simpang dan derajat kejenuhan untuk tiap pendekat.
Tabel 4.10. Hasil perhitungan kapasitas simpang dan derajat kejenuhan Simpang Milo
pada waktu puncak pagi untuk kondisi awal
Kode S
Q g
C DS
Pendekat smpjam
smpjam detik
smpjam QC
U-LT 3591
158 30
1077 0,147
U-ST 4161
948 30
1248 0,759
U-RT 1824
361 30
547 0,660
T 4413
2129 35
1545 1,379
B-1 2963
256 25
741 0,346
B-2 1824
252 38
693 0,363
sumber : hasil olahan data primer
d. Antrian
Nilai panjang antrian diperoleh dari kendaraan yang tersisa pada fase sebelumnya NQ
1
ditambah dengan jumlah kendaraan yang datang selama waktu merah NQ
2
. Nilai NQ1 ditentukan oleh besarnya derajat kejenuhan DS. Untuk DS
≤ 0.5 nilai NQ
1
= 0, sedangkan untuk DS 0.5 maka nilai NQ
1
dapat dihitung. Nilai DS yang besar akan menghasilkan nilai NQ
1
dan NQ
2
yang besar pula. Akibat arus yang besar, juga akan berpengaruh terhadap panjang antriannya. Panjang
antrian yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh nilai NQ
MAX
tetapi juga dipengaruhi oleh lebar masuknya.
Tabel 4.11. Hasil perhitungan antrian tiap pendekat Simpang Milo pada waktu puncak
pagi untuk kondisi awal
Kode Derajat
Rasio QL
Pendekat Kejenuhan
Hijau NQ
1
NQ
2
NQ
TOT
NQ
MAX
m U-LT
1077 0,147
0,30 0,00
3,22 3,22
4 14
U-ST 1248
0,759 0,30
1,07 23,86
24,92 35
95 U-RT
547 0,660
0,30 0,47
8,75 9,21
13 80
T 1545
1,379 0,35
294,72 74,30
369,02 513
1299 B-1
741 0,346
0,25 0,00
5,85 5,85
8 46
B-2 693
0,363 0,38
0,00 5,03
5,03 7
21 Kapasitas
Jumlah kendaraan antri smp
sumber : hasil olahan data primer
e. Angka henti
Angka henti NS merupakan jumlah berhenti rata-rata per kendaraan termasuk didalamnya berhenti berulang di dalam suatu antrian sebelum melewati suatu simpang.
69
Tingginya nilai angka henti disebabkan karena perbandingan jumlah kendaraan antri dengan arus lalu lintas pada suatu pendekat yang relatif besar.
Tabel 4.12. Hasil perhitungan angka henti tiap pendekat waktu puncak pagi
pada Simpang Milo untuk kondisi awal
Kode Q
NS N
SV
Kend. Terhenti Pendekat smpjam
stopsmp smpjam
rata-rata stopsmp U-LT
158 3,2
0,659 104
U-ST 948
24,9 0,852
808 U-RT
361 9,2
0,827 299
T 2129
369,0 5,615
11956 B-1
256 5,8
0,739 189
B-2 252
5,0 0,647
163 NQ
TOT
3,29
sumber : hasil olahan data primer
f. Tundaan
Tundaan yang terjadi pada simpang bersinyal dapat diakibatkan oleh lalu lintas DT dan tundaan akibat geometrik DG. Tundaan akibat lalu lintas didasarkan pada
gerakan masing-masing kendaraan yang secara bersama melewati simpang.
Tabel 4.13. Hasil perhitungan tundaan simpang rata-rata Simpang Milo
pada waktu puncak pagi untuk kondisi awal
Kode DT
DG D
D
TOTAL
D Simpang rata-rata Pendekat
detsmp detsmp
detsmp smp.det
detiksmp U-LT
25,63 2,64
28,3 4469
U-ST 34,80
3,41 38,2
36205 U-RT
33,61 3,31
36,9 13324
T 727,71
19,01 746,7
1590135 B-1
30,79 3,39
34,2 8762
B-2 22,30
2,59 24,9
6268 460,88
sumber : hasil olahan data primer
2. Waktu puncak siang
a. Volume lalu lintas
Pada kondisi awal, arus lalu lintas yang diperhitungkan adalah arus lalu lintas yang sesuai dengan alat pengatur isyarat lalu lintas. Volume arus lalu lintas didapat dari data
arus lalu lintas hasil survei lapangan yang dilakukan dengan interval 15 menit maka harus dijumlahkan terlebih dahulu masing-masing jenis kendaraan untuk masing-masing arah
pergerakan, sehingga diperoleh nilai total arus lalu lintas masing-masing jenis kendaraan untuk masing-masing arah pergerakan. Sedangkan untuk analisis, volume lalu lintas yang
70
digunakan volume lalu lintas pada jam puncak. Dari hasil tabulasi data dapat diketahui bahwa jam puncak untuk kondisi awal terjadi pada jam 13.00 - 14.00.
Nilai total yang didapat dalam satuan kendaraan, maka harus dikalikan terlebih dahulu dengan nilai ekivalen mobil penumpang emp untuk kondisi terlindung maupun
terlawan agar menjadi satuan mobil penumpang smpjam. Hasil yang diperoleh akan disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.14.a. Volume lalu lintas Simpang Milo waktu puncak siang untuk kondisi awal
Kode Pendekat
Kend Kend
Kend jam
LD LW
jam LD
LW jam
LD LW
LT 234
304 304
7 7
7 183
37 73
ST 706
918 918
95 95
95 705
141 282
RT 308
400 400
3 3
3 283
57 113
LTOR 150
195 195
4 4
4 178
36 71
ST 694,7
903 903
42 42
42 1371
274 548
ST-1 377
490 490
29 29
29 630
126 252
RT 86
112 112
3 3
3 49
10 20
ST-2 276
359 359
14 14
14 779,4
156 312
U T
B Siang
smpjam
Siang Siang
Waktu Arah
smpjam Arus lalu lintas kendaraan bermotor MV
HV LV
MC smpjam
sumber : hasil olahan data primer
Setelah volume lalu lintas diketahui, maka dilanjutkan dengan perhitungan rasio kendaraan berbelok yang hasil perhitungannya disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.14.b. Rasio berbelok Simpang Milo pada waktu puncak siang untuk kondisi awal
Kend jam
LD LW
p
LT
p
RT
LT 424
348 384
ST 1506
1154 1295
RT 594
460 517
LTOR 332
235 270
0,15 ST
2108 1219
1493 ST-1
1036 645
771 RT
138 125
134 0,15
ST-2 1069
529 685
berbelok
Siang Siang
Siang MV
smpjam Rasio kend.
Kode U
T B
Waktu Arah
P en
d ekat
sumber : hasil olahan data primer
b. Arus jenuh