Sekilas Sejarah Ditjen Binapenta

4 4 Serba-serbi Informasi Pelayanan Binapenta Pada tahun 2002, Departemen Tenaga Kerja bergabung kembali dengan Departemen Transmigrasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.219MEN2002, Direktorat Jenderal Binapenta dipisahkan menjadi dua direktorat jenderal, yaitu Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri. Sampai dengan tahun 2005 Ditjen Binapenta masih dipisahkan menjadi dua Direktorat Jenderal sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.14MENVII2005. Pada tahun 2007, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan Permenakertrans Nomor PER.05MENIV2007, tentang Organisasi dan Tatakerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kembali membentuk Direktorat Jenderal Binapenta. Direktorat ini terdiri atas enam unit Eselon II, yaitu Direktorat Pengembangan Pasar Kerja, Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri, Direktorat Pengembangan Kesempatan Kerja, Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing, dan Sekretariat Ditjen yang mengoordinasikan lima unit eselon II lainnya. Pada tahun 2009, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, semua bentuk Departemen mengalami perubahan yaitu Kantor Menteri Negara dan Kantor Menteri Koordinator menjadi Kementerian Negara. Dengan demikian, nomenklatur Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi berubah menjadi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Sesuai Peraturan Presiden tersebut sehingga Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi merestrukturisasi kembali Organisasi 5 Mengenal Binapenta 5 berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.12MENVIII2010. Direktorat Jenderal Binapenta terdiri dari tujuh unit eselon II, meliputi Direktorat Pengembangan Pasar Kerja, Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri, Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal, Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja Lembang, dan Sekretariat Ditjen yang membawahi enam unit eselon II lainnya.

D. Arah Kebijakan, Program, dan Kegiatan Ditjen Binapenta

1. Kebijakan Nasional

Tujuan pembangunan bidang ketenagakerjaan mengacu pada arah kebijakan nasional, terutama 4 prioritas pembangunan nasional, yang tertuang dalam RPJMN 2010–2014, yaitu: a. penanggulangan kemiskinan; b. iklim investasi dan usaha; c. pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik; d. pembangunan di bidang pendidikan. Prioritas nasional lainnya di bidang perekonomian dan sebagai arah pembangunan bidang ketenagakerjaan, yaitu: a. Peningkatan pelayanan dan perlindungan TKI selama proses penyiapan, pemberangkatan dan kepulangan; b. Peningkatan upaya pelayanan dan perlindungan TKI di luar negeri. 6 6 Serba-serbi Informasi Pelayanan Binapenta Kebijakan untuk mendukung 2 dua prioritas tersebut dilaksanakan melalui Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja.

2. Kebijakan Ditjen Binapenta

Kebijakan Ditjen Binapenta sesuai review Renstra 2010–2014 pada Kebijakan ke-2, yaitu perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik di dalam maupun di luar negeri.

3. Program dan Kegiatan

Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, meliputi kegiatan berikut ini: a. Peningkatan pengembangan pasar kerja; b. Penempatan tenaga kerja dalam negeri; c. Pembinaan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia luar negeri; d. Perluasan kesempatan kerja dan pengembangan tenaga kerja sektor informal; e. Peningkatan pengendalian penggunaan tenaga kerja asing TKA; f. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya; g. Inkubasi bisnis dan pengembangan model perluasan kesempatan kerja.