Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja Lembang BBPPK Lembang

13 13 Jenis-Jenis Pelayanan Binapenta 10. implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001-2008; 11. job description dan kompetensi pegawai; 12. training need analysis TNA; 13. implementasi sistem pengarsipan; 14. optimalisasi sarana dan prasarana BBPPK. Program pengembangan perluasan kerja terus digalakkan oleh pemerintah sebagai salah satu strategi dalam rangka perluasan kesempatan kerja. Keberadaan pendamping menjadi salah satu prasyarat keberhasilan kegiatan perluasan kerja di masyarakat. Untuk meningkatkan efektivitas kegiatan perluasan kerja, perlu dipersiapkan sejumlah pendamping masyarakat yang akan mendampingi kelompok masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi produktif. Dengan kehadiran sejumlah pendamping ini diharapkan efektivitas program perluasan kerja bisa ditingkatkan. Gambar 2.2. Kegiatan Bimbingan Pendampingan Masyarakat Angkatan IX 2014 yang diselenggarakan Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja Lembang di Aula Graha Citra Persada BBPPK Lembang. 14 14 Serba-serbi Informasi Pelayanan Binapenta Untuk menyiapkan para pendamping masyarakat ini, BBPPK Lembang melaksanakan kegiatan Bimbingan Pendampingan Masyarakat dalam rangka memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para pendamping masyarakat. Pada tahun 2014 BBPPK melaksanakan Bimbingan Pendampingan Masyarakat sebanyak 12 paket kegiatan yang diikuti sekitar 240 orang peserta dari berbagai daerah di Indonesia. 15 15 Alur Pelayanan B AB 3 A LUR P ELAYANAN P elayanan penempatan tenaga kerja merupakan kegiatan untuk mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja. Hal ini supaya pencari kerja dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Di sisi lain, pemberi kerja pun memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai alur pelayanan yang dilakukan Ditjen Binapenta dalam hal penempatan tenaga kerja asing, tenaga kerja dalam negeri, dan tenaga kerja luar negeri.

A. Pelayanan Tenaga Kerja Asing

Yang dimaksud dengan tenaga kerja asing TKA ialah warga negara asing dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa negara kita memiliki kebijakan menggunakan tenaga kerja asing TKA, yaitu alasan kepentingan nasional, globalisasi, dan otonomi daerah. Alasan kepentingan nasional adalah perlindungan terhadap kesempatan kerja Indonesia Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 dan pasal 28D Amandemen UUD 45. Selain itu, dalam rangka pembangunan nasional, kita masih memerlukan investasimodal asing, teknologi dan tenaga ahliskill, dan perdagangan internasional. Alasan globalisasi meliputi hal-hal berikut ini: 1. Indonesia menganut pasar kerja terbukainternasional dengan aturan tertentu; 16 16 Serba-serbi Informasi Pelayanan Binapenta 2. Indonesia sepakat untuk melaksanakan pasar kerja bebas: AFTA AFAS 2003, APEC 2010, GATSWTO 2020; 3. kesepakatan regional dan bilateral—People Mobility Human Resource Development: IMS-GT, IMT-GT, BIMP-EAGA, AANZ, IJEPA, dll. Adapun alasan yang berhubungan dengan otonomi daerah adalah karena kewenangan pengaturan TKA tidak seluruhnya dilimpahkan: 1. TKA terkait dengan lalu lintas orang asing yang menganut selective policy dan one gate policy; 2. TKA terkait dengan hubungan internasional. Sementara itu, yang menjadi dasar kebijakan penggunaan tenaga kerja asing TKA adalah sebagai berikut. 1. UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 28; 2. UU 13 Tahun 2003 Bab VIII tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 3. UU 20 Tahun 1997 tentang PNBP; 4. PP 65 Tahun 2012 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak; 5. PP 97 Tahun 2012 tentang Restribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Restribusi Perpanjangan IMTA; 6. PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota; 7. Permenakertrans Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.