than just how one labels oneself, but how one acts in the presence of like and different others, that constructs a sense of identity and membership dalam Gerard, 1995, 113
II.2. KOMUNIKASI HORIZONTAL
II.2.1. Pengertian Komunikasi Horizontal
Arus komunikasi pada tingkat ini dari banyak riset yang telah dilaksanakan baik dalam frekuensi maupun intensitas menunjukkan kuantitas dan kualitas yang
jauh lebih baik daripada komunikasi tingkat manapun. Karena individu yang terlibat dalam komunikasi berada relatif dapa posisi yang sama dan dalam kerangka
menjalankan peran dan fungsi tugas yang berada pada tingkat menuntut tanggung jawab yang sama pula. Biasanya pada arus ini berisikan informasi penilaian karyawan
terhadap para pimpinan mereka, seperti kompetensi tugas dan keahlihan sikap dan perilaku, nilai-nilai yang dianutnya, dan lain-lain. Agar memperhatikan komunikasi
horizontal ini, maka harus dipertimbangkan beberapa hal, seperti: a.
Membentuk badan organisasi yang lebih realistis dan sesederhana mungkin sehingga lebih memudahkan berjalannya penyampaian dan pertukaran arus
informasi relevan diantara kepala bagian dan seluruh karyawan. b.
Penjabaran tugas individual harus lebih tegas dan jelas sehingga setiap karyawan mengerti dan memahami secara tepat apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
menyelesaikannya. c.
Mengatur dan memanfaatkan proyek indepartemen agar setiap individu yang bergabung saling mnegkomunikasikan rencana kerja mereka.
d. Memperkuat pertemuan dan komunikasi yang lebih teratur, jika para anggota
departemen dan divisi membangun waktu pertemuan yang teratur. Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesaan di antara orang-orang yang
sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi
Universitas Sumatera Utara
dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah,
penyelesaian konflik, dan saling memberikan informasi. Bentuk yang paling umum dari komunikasi horizontal adalah kontak
interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Di antaranya bentuk yang seringkali terjadi adalah rapat-rapat komite, interaksi informal pada waktu jam
istirahat, percakapan telepon, memo dan nota, aktivitas sosial, dan kelompok mutu. Setiap anggota organisasi, termasuk karyawan harus dapat memiliki
kepribadian yang dewasa mental, sehat, orientasi dirinya tertuju dan terarah untuk kepentingan organisasi dan orang banyak, memiliki sikap objektif dan mawas diri,
memiliki falsafah dan pedoman hidup yang jelas berdasarkan kitab suci agama yang diyakininya, sehingga individu tersebut mampu mengendalikan dirinya dalam
menghadapi situasi apapun dalam organisasinya. Individu karyawan tersebut tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja organisasinya, tetapi ia berusaha
keras menciptakan situasi lingkungan yang kondusif agar ia mampu berinovasi dan berkreatifitas agar menjadi karyawan yang sangat bermanfaat bagi kepentingan
organisasinya. Oleh karena itu, setiap pimpinan organisasi perlu melakukan program pembinaan mental agar setiap karyawan dalam organisasinya memiliki kepribadian
dewasa mental, sehingga hubungan interpersonal dalam organisasi dapat dilakukan secara efektif.
Hubungan sesama karyawan di tempat kerja perlu diciptakan agar iklim kerja dalam organisasi menjadi kondusif. Pimpinan, manajer, ataupun karyawan perlu
memahami bahwa mereka memiliki peran dalam menciptakan situasi yang penuh dengan pengelolaan emosi secara efekfif. Memiliki keterampilan dan cara
Universitas Sumatera Utara
berkomunikasi yang baik dan efektif fan produktif dapat menciptakan hubungan yang baik pula dan akan mudah dalam mencapai tujuan organisasi.
Agar tercipta hubungan yang baik dan harmonis dalam organisasi, maka dapat dilakukan hal-hal, seperti menciptakan lingkungan kerja yang mendukung sinergi dan
partisipasi karyawan, menyusun kebijaksanaan yang layak dan adil yang tidak menimbulkan pertentangan antarkaryawan, menghilangkan bias prasangka terhadap
karyawan satu sama lain, meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosional karyawan dan bagaimana mereka berhubungan dalam kerjasama
perkerjaan, memilih orang yang sesuai untuk peran dalam tim yang memiliki kemampuan profesional dan kecerdasan emosional baik, memberikan penghargaan
kepada karyawan yang berprestasi, membersihkan perusahaan dari pengaruh negatif, menyusun nilai inti dan standar perilaku yang bisa diterima oleh karyawan satu sama
lain, menciptakan suasana saling memperhatikan dan memotivasi kreativitas, dan pengembangan mentalitas dan pelayanan sepenuh hati dalam hubungan karyawan satu
sama lain dan dengan konsumen. Setiap karyawan harus dapat membangun dan mengelola hubungan kerja yang
baik satu sama lain, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan karyawan dalam sebuah organisasi dalam mengelola hubungan yang baik, seperti pengaturan waktu, tahu
posisi diri, adanya kecocokan, menjaga keharmonisan, pengendalian desakan dalam diri, memahami dampak kata-kata atau tindakan diri pada diri orang lain, jangan
mengatur orang lain sampai diri sendiri dapat diatur dengan baik, tidak mengubar kemarahan kepada yang lain, dan bersikap bijak dan bijaksana.
Universitas Sumatera Utara
II.2.2. Tujuan Komunikasi Horizontal
Perlu disadari bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Orang lain menjalin hubungan dengan diri kita karena dia membutuhkannya.
Demikian halnya dengan karyawan yang ada di dalam sebuah organisasi, dimana setiap karyawan dalam organisasi saling berhubungan satu sama lain karena adanya
kebutuhan. Kunci utama dari keberhasilan suatu hubungan yang produktif diantara karyawan organisasi adalah unsur timbal balik. Artinya masing-masing pihak harus
merasakan manfaatnya atau terpenuhinya kebutuhan dari kedua pihak, baik kebutuhan untuk organisasi maupun kebutuhan pribadi karyawan demi tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan oleh kedua belah pihak dan tujuan organisasi itu pula. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian dan departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Tujuan tertentu lainnya dari komunikasi horizontal
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan
c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam