BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. BUDAYA KOMUNIKASI
II.1.1. Budaya Komunikasi di Organisasi
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna
mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam berbagai konteks. Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan
pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun
bagaimana karyawanbawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan
hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang
mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan. Miscommunication senantiasa menghantui proses dialogis antara individu
dalam sebuah organisasi. Perselisihan dan perbedaan paham di kalangan karyawan dalam kelompok-kelompok heterogen di organisasi. Perbedaan persepsi sering
mengganjal ekspresi komunikasi antara atasan dan bawahan atau sesama karyawan. Perang dingin pun menjadi kabel penghantar konflik individu dalam organisasi.
Permusuhan dan sentimen pribadi mewarnai interaksi kerjasama karyawan, atasan dengan bawahan.
Pertanyaan klasiknya, bagaimana mungkin sebuah organsasi akan bangkit dari keterpurukan jika pengelola dan pimpinannya tidak membudayakan budaya
Universitas Sumatera Utara
komunikasi dan menunjukkan integritasnya secara positif dan proaktif? Para pemimpin perusahaan pasti mengaplikasikan konsep kekuasaan adiguna dengan tata
struktur yang rapi. Pengejawantahannya, lebih mengedepankan sikap arogan karena merasa paling baik. Kemudian muncullah sikap egoisme, egosentris, egoelitisme, dan
egogolongan. Ketika sikap hidup sebagai makhluk individual lebih ditonjolkan, maka tidak pernah ada jalan tengah untuk mengakhiri konflik egoisme prinsip yang tidak
berprinsip dan akhirnya berpengaruh kepada perkembangan organisasi. Padahal semua karyawan mengharapkan pemikiran dan pola tindak para
pemimpin organisasi menjadi teladan, semangat, inspirasi, dan payung yang melindungi setiap individu.
Atas dasar itulah budaya komunikasi sangat diperlukan keberadaannya untuk menghindari konflik. Dengan mengedepankan budaya komunikasi, para pemimpin
organisasi, coordinator divisi, dan karyawannya leluasa mengetahui dan mengatasi berbagai kasus yang menggejala di dalam lingkungan kerja mereka.
Lewat strategi dan budaya komunikasi yang baik, setiap individu dalam organisais dapat mencari solusi atas permasalahan yang ada didalamnya secara cerdas,
dan cepat, dengan mengutamakan rasa keadilan antarpihak. Para pemimpin organsiasi harus melakukan dialog terus menerus dengan yang lainnya untuk mendapatkan hasil
positif berdasarkan kebenaran hakiki. Mereka diharapkan mendengarkan penuh perhatian, mau menjawab pertanyaan dan keluhan, bersedia menjelaskan situasi dan
kondisi yang ada secara kontekstual. Langkah bersahabat di atas ditindaklanjuti guna membuat keputusan
berasaskan kebenaran hakiki. Jangan malah sebaliknya, mereka merasa paling benar dan senantiasa menghindarkan diri dari realitas tanggung jawab yang ada sebagai
panutan perusahaan. Seorang pemimpin perusahaan yang bijak adalah harus mampu
Universitas Sumatera Utara
membudayakan budaya komunikasi secara efektif dan komunikatif kepada sesama di dalamnya. Sebab kehandalan melakukan proses komunikasi merupakan inti dari
segala macam pekerjaan yang ada di setiap kemajuan organisasi. Sukses tidaknya sebuah manajemen organisasi dapat dilihat indikatornya
melalui kemampuan berkomunikasi antara pimpinan yang dipercaya memimpin dengan bawahan yang diayominya. Artinya, pemimpin yang memiliki kewibawaan
dan kemampuan yang mampu menengahi beragam konflik antarkepentingan, memiliki kepiawaian menghadapi bermacam masalah sosial, budaya, ekonomi,
politik, pendidikan, kesehatan, serta menciptakan suasana yang aman dan nyaman demi meningkatkan produktivitas kinerja kreatif karyawan pendukungnya. Untuk itu,
dengan kerjasama dan komunikasi dialogis yang baik antar karyawan dan pimpinan, diharapkan mampu memunculkan dan memelihara kehidupan dan perkembangan
organisasi dengan baik, nyaman, aman, dan maju. Sebab usaha menyelaraskan kehidupan organisasi lewat budaya komunikasi yang berdimensi fisik dan sosial tidak
sekadar menjadi upaya pragmatik yang serba duniawi melainkan menjadi gerakan
moral yang berdimensi surgawi.
Komunikasi sangat penting untuk organisasi. Informasi juga sangat penting untuk komunikasi yang efektif. Sebuah komputer memungkinkan kita untuk
membaca buku apapun dengan cepat dan dapat disimpan dalam file yang kita
inginkan. Informasi telah menjadi aset vital untuk sebuah organisasi.
Perusahaan Palnners membutuhkan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. ekonomi, politik, dan kecenderungan sosial, pergeseran
perilaku konsumen, kepadatan penduduk dan data pasokan pasar dunia pada bahan baku. Semua organisasi membutuhkan apa yang dikatakan dengan informasi, seperti
petugas keuangan membutuhkan informasi tentang laporan produktif, persyaratan
Universitas Sumatera Utara
pengungkapan publik, pola industri modal kelompok investasi, merger, akuisisi dan konsolidasi data, standar dan peraturan akuntansi dan prakiraan ekonomi,
pemasaran eksekutif membutuhkan informasi tentang produk baru, persaingan, profil demografis dan kekuatan sosial, dan pola belanja konsumen, penasihat umum
membutuhkan informasi tentang status litigasi yang terkait dengan perusahaan, produk, tren dalam merek dagang, hak cipta, dan undang-undang hak paten,
kewajiban klaim dan kerusakan, kegiatan komisi peraturan, dan undang-undang privasi.
James Robinson, CEO American Express Company mengatakan kita telah menjadi bangsa pecandu cepat menyatakan fakta Gerald. 1990, 4. Pada tahun
1974, pemerintah Amerika Serikat ”The Employee Retirement Income Security Act ERISA,” menyatakan membutuhkan informasi dan program lengkap dan mudah
dibaca serta bermanfaat bagi karyawan. Akibatnya, pergeseran radikal dalam keseimbangan kekuasaan perusahaan terjadi, yang mendukung fungsi komunikasi.
Sebagai bukti pentingnya komunikasi di organisasi telah disebut bahwa komunikasi sebagai ”darah kehidupan organisasi, lem yang mengikat organisasi,
minyak yang menghaluskan fungsi organisasi, benang yang mengikat sistem bersama, menjadi kekuatan yang meliputi organisasi, , dan agen mengikat yang semua
hubungan.” Sebuah hasil penelitian menilai bahwa komunikasi di organisasi memiliki hubungan antara sistem komunikasi yang efektif dan kinerja organisasi yang tinggi
secara keseluruhan. Saat ini, beberapa pimpinan perusahaan berbicara tentang pentingnya
komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi. Fred T. Allen dan Pitney Bowes percaya bahwa karyawan yang memiliki informasi yang lebih baik adalah karyawan
berpotensi. Dalam hal ini antara lain, seperti program komunikasi inovatif dalam
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan-pertanyaan sulit dari setiap karyawan. Menurut Pitney Bowes, produktivitas pekerja yang tinggi, pendapatan kerja cukup rendah, dan karyawan
memilih untuk tidak terikat oleh perusahaan Gerald. 1990, 5.
II.1.2. Aspek Budaya Komunikasi di Organisasi
Pada tahun 1981, Pace dan Ross merilis hasil survei nasional tentang komunikasi organisasi, diantaranya sebagai berikut:
a. Komunikasi dan departemen komunikasi adalah yang paling mungkin untuk
menawarkan kursus dasar tentang komunikasi organisasi b.
Program ini diperlukan oleh sepertiga dari departemen untuk dewasa dan anak sekolah.
c. Buku-buku primer dan sekunder yang digunakan dalam kursus ini yang paling
sering diterbitkan setelah 1976. d.
Isi tentu saja yang paling mencakup jaringan komunikasi, komunikasi informal, iklim komunikasi, teori komunikasi, teori organisasi, kepemimpinan, gaya
manajemen, teori komunikasi organisasi, teori motivasi, dan manajemen konflik. Dalam budaya komunikasi, ada dua aspek yang perlu diketahui, yaitu:
a. Aspek teknologi komunikasi di organisasi