I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah budaya komunikasi di organisasi dalam
meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan?”
I.3. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun
masalah tersebut yaitu sebagai berikut: 1.
Penelitian bersifat korelasional, yaitu menganalisis hubungan budaya komunikasi di organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan
2. Objek penelitian ini adalah karyawan frontliner PT Indosat Tbk Kota Medan
yang telah bekerja minimal tiga tahun 3.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2010
I.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Untuk menganalisis budaya komunikasi di organisasi di PT Indosat Tbk Kota Medan
b. Untuk menganalisis bagaimana pandangan karyawan tentang komunikasi
di PT Indosat Tbk Kota Medan c.
Untuk menganalisis faktor-faktor pendukung motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
d. Untuk menganalisis hubungan budaya komunikasi di organisasi dalam
meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan
2. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti mengenai budaya komunikasi di organisasi dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan
b. Secara akademis, diharapkan dapat memperkaya wacana penelitian di
bidang ilmu komunikasi, khususnya budaya komunikasi di organisasi dan psikologi komunikasi serta memberikan sumbangan pemikiran bagi
para pembacanya c.
Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT Indosat Tbk Kota Medan dalam
meningkatkatkan motivasi kerja karyawannya
I.5. KERANGKA TEORI
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti Nawawi, 2001: 39-40.
Teori merupakan himpunan konstruk konsep, definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:
Universitas Sumatera Utara
6. Teori berfungsi untuk mejelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain:
I.5.1. Budaya Komunikasi
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddha yah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi, budaya
adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Edward T.Hall mengatakan, budaya adalah alat kehidupan bagi manusia, sehingga tak ada satupun kehidupan yang
tak tersentuh budaya. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication,
atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari
kata-kata Latin lainnya yang mirip. Pengertian komunikasi secara umum adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator pembicara kepada komunikan
pendengar melalui suatu channel saluran serta menghasilkan feedback umpan balik. Sama halnya dengan budaya, komunikasi akhirnya dapat memperlihatkan
kepribadian dari komunikatornya atau dapat digunakan sebagai ajang mengekspresikan diri serta menyampaikan hasil pemikiran manusia. Ringkasnya
dapat disimpulkan bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Budaya komunikasi akhirnya mengarah kepada pola atau bentuk gaya hidup.
Bagaimana komunikasi menjadi suatu budaya yang melahirkan suatu pola atau gaya hidup tersendiri dalam masyarakat
file:D:BasaBasi20E2809CTrademarkE2809D20Buday20Komu nikasi20Indonesia20C2AB20Tuk20Kutuk20Is20Here.htm.
Universitas Sumatera Utara
Pola atau gaya hidup ini pun akhirnya menjadi suatu identitas tersendiri bagi suatu masyarakat tertentu termasuk masyarakat Indonesia.
Jadi, dapat dikatakan budaya komunikasi adalah berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall 1959 yang menyebutkan bahwa budaya adalah alat
kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya sebagai kepribadian, cara seseorang memecahkan masalah, mengekspresikan diri, cara berfikir, bahkan
termasuk juga sistem transportasi, perencanaan kota. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud hati atau keinginan kepada orang lain.
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan bahasa
isyarat, dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicara atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Secara umum, bahasa berfungsi sebagai
alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Dalam budaya komunikasi di organisasi terdapat aspek yang dibahas,
yaitu aspek tentang teknologi komunikasi di organisasi dan aspek tentang pandangan karyawan terhadap komunikasi, baik pengetahuan, kepercayaan, bahasa, dan praktik
mereka.
I.5.2. Komunikasi Horizontal
Bila pesan mengalir melalui jalan resmi ditentukan oleh hierarki resmi orgnasasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi
formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Ada
Universitas Sumatera Utara
tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi, yaitu
komunikasi kepada bawahan, komunikasi kepada atasan, dan komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang
yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi Muhammad, 2007: 121. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini
biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan
informasi. Adapun yang menjadi tujuan komunikasi horizontal adalah untuk mengkoordinasi tugas-tugas, saling memberi informasi untuk perencanaan dan
aktivitas-aktivitas, untuk memecahkan masalah dan konflik yang timbul diantara orang-orang yang ada di tingkatan yang sama, untuk menjamin pemahaman yang
sama, dan untuk mengembakan sokongan interpersonal. Dalam komunikasi horizontal, bagaimana informasi disampaikan, efek yang terjadi, dan pemahaman
karyawan terhadap informasi yang disampaikan. Bentuk yang paling umum dari komunikasi horizontal adalah komunikasi
interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Bentuk-bentuk komunikasi yang sering terjadi dalam komunikasi horizontal, seperti rapat komite, interaksi
informal, percakapan telepon, memo dan nota, aktivitas sosial, dan kelompok mutu. Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara
bagian-bagian dalam organisasi. Komunikasi horizontal berkembang serta tidak terkontrol. Karena struktur organisasi mempunyai lebih banyak bagian-bagian dan
setiap individu makin mempunyai spesialisasi tertentu, kebutuhan akan koordinasi bagian-bagian menambah komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal bertambah
karena kekuasaan atau otoritas sentralisasi menjadi berkurang.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang ada di dalam diri manusia yang mengakitfkan, memberi daya, serta mengarahkan perilaku pada
pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkup pekerjaannya. Hakikat dari motivasi adalah dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang lebih baik daripada lainnya di dalam
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah dorongan yang memiliki ciri-ciri berasal dari dalam
maupun luar individu, dapat menimbulkan perilaku bekerja, dan dapat menentukan bentuk, tujuan, intensitas dan lamanya perilaku bekerja tadi
http:rumahbelajarpsikologi.com. Dalam sebuah perusahaan, biasanya motivasi kerja seorang karyawan didasari oleh adanya kepuasan mereka terhadap posisi mereka
di organisasi, gaji dan tunjangan mereka, kelayakan mereka di dalam, dan bagaimana lingkungan pekerjaan mereka.
Kombinasi dari dua arah gejala harapan dan kebutuhan sebagai usaha memotivasi. Berbasis pendekatan demikian, maka dikenal tiga hal tentang motivasi
kerja. Pertama, kebutuhan individu yang terpenting adalah pencapaian, kekuasaan, afiliasi, perhitungan, ketergantungan, perluasan. Kedua, motivasi kerja berkembang
pada kekuatan yang diubah dalam pola kebutuhan dan kepercayaan untuk bekerja dalam organisasi. Ketiga, hasil akhir psikologis orang bekerja tidak lain kepuasan
yang diperoleh dari kerja dan peranannya. Pendek kata memotivasi dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dan kepuasan tenaga kerja dimana organisasi dapat
menetukan sendiri pola kebutuhan dan kepuasannya tanpa mengabaikan tenaga kerja http:wartawarga.gunadarma.ac.id200912motivasi-kerja-9.
Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan
Universitas Sumatera Utara
tersebut, menjadi tumpuan sinergi dengan para ahli teori motivasi yang berusaha berfikir dan mencari cara agar manusia dapat didorong berkontribusi memenuhi
kebutuhan dan keinginan organisasi. Tenaga kerja penting dimotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Teori hierarkhi kebutuhan Maslow menyiratkan manusia bekerja
dimotivasi oleh kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya http:wartawarga.gunadarma.ac.id200912motivasi-kerja-9.
Tenaga kerja termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi dimana tingkat kebutuhan yang
lebih tinggi muncul setelah tingkatan sebelumnya. Masing-masing tingkatan kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan,
perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak ke tingkat kebutuhan tertinggi, yaitu, perwujudan diri secara bertahap.
I.5.4. Teori S-O-R
Penelitian ini menggunakan Model S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi
juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dan psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-
komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur
dalam model ini adalah pesan stimulus, komunikan organism, efek response. Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
’how’ bukan ’what’ dan ’why’. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan
bahwa dalam masalah menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Hosland, et al 1953 mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut
menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :
•
Stimulus rangsang yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan
stimulus tersebut efektif.
•
Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
•
Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap.
•
Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut perubahan
perilaku.
Universitas Sumatera Utara
Gambar I.1. Model S-O-R Penelitian
Stimulus disini adalah pesan yang disampaikan. Dalam penelitian ini stimulusnya adalah informasi yang ada di komunikasi pada organisasi terkait.
Organismnya adalah para karyawan yang ada di PT Indosat Tbk Medan. Sedangkan responnya adalah motivasi kerja dan karir karyawan PT Indosat Tbk Medan Efendy,
2005:p225. Gambar diatas menunjukkan menunjukkan bahwa perubahan motivasi
kerja karyawan berpengaruh dengan bagaimana interaksi yang dilakukan karyawan melalui budaya dan komunikasi organisasi di PT Indosat Tbk Medan. Stimulus atau
pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin ditolak ataupun mungkin diterima. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, proses
berikutnya komunikan mengerti maka kemampuan komunikan inilah yang melanjtukan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan mengolahnya
maka terjadilah sebuah proses peningkatan motivasi kerja dan karir karyawan di PT Indosat Tbk Medan.
Stimulus Pesan atau Informasi yang ada
dalam proses komunikasi dalam organisasi
Organism Karyawan PT Indosat Tbk
Medan Perhatian
Pengertian Penerimaan
Respon Motivasi kerja karyawan PT
Indosat Tbk Medan
Universitas Sumatera Utara
I.6. KERANGKA KONSEP