Konsep Penataan Perletakan KONSEP PENATAAN

BAB VI KONSEP PENATAAN

SIGNAGE DI JALAN GATOT SUBROTO MEDAN SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KOTA YANG MANUSIAWI SECARA VISUAL

6.1 Konsep Penataan Perletakan

Signage Kenyamanan dan keindahan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dalam menjalankan aktifitasnya, baik itu di ruang dalam maupun di ruang luar. Penataan lingkungan yang memenuhi kebutuhan manusia akan menghasilkan sebuah ruang kota yang nyaman dan indah sehingga dapat dinikmati dan dirasakan khususnya melalui indera visual manusia. Oleh sebab itu bila perletakan signage tertata dengan baik maka hal tersebut mampu menciptakan visualisasi perkotaan yang indah dan manusiawi Shirvani,1985. Untuk menata perletakan signage dengan baik maka konstruksi signage tidak diperkenankan berada di luar halaman atau dilarang berada di trotoar pejalan kaki dan penempatan konstruksi signage di atas trotoar tidak diperbolehkan, namun bila di lokasi tersebut terdapat elemen perlengkapan jalan seperti tempat sampah atau tempat telepon umum maka signage dapat digabungkan atau ditempatkan pada elemen tersebut. Jumlah signage yang ditempatkan pada daerah milik jalan dibatasi hanya untuk signage yang penempatannya digabungkan dengan perlengkapan jalan yang lain, sedangkan ketinggian daun signage yang paling bawah minimal 250 cm dari Universitas Sumatera Utara permukaan trotoar sehingga tidak mengganggu aktivitas pedestrian yang melintas di bawahnya. Penempatan signage di atas badan jalan Gatot Subroto Medan tidak diperbolehkan agar visibilitas pemandangan dari arah timur ataupun sebaliknya tidak tertutup oleh signage berukuran besar yang melintang di atas badan jalan dan selanjutnya untuk memberikan kontribusi pada keindahan, keefektivan dan penyampaian informasi pengaturan dimensi dan ketinggian signage dapat dilakukan dengan mengatur interval jarak signage secara sistematis sehingga ada pengulangan jarak dan dimensi terhadap kelompok-kelompok signage. Penempatan antara satu signage dengan signage lainnya diatur dengan menggunakan skala kemampuan jarak pandang manusia agar seluruh bagian signage dapat terlihat. Bila sudut pandang manusia untuk dapat melihat keseluruhan bagian signage secara vertikal adalah 27°, maka jarak signage yang berdiri pada tiang mandiri antara satu dengan yang lainnya berjarak minimal dua kali tinggi signage DH=2 sehingga aspek legibilitas dan redibilitas signage tersebut dapat terpenuhi Ashihara,1974. Penempatan signage pada jalan Gatot Subroto Medan harus menyesuaikan landskap dan arsitektur bangunan tempatnya berada sehingga keberadaan signage memiliki keterpaduan dengan lingkungan atau bangunan disekitarnya. Penempatan jenis wall signs harus dapat menjadi objek yang memberikan irama pada fasade bangunan, khususnya bagi bangunan yang memiliki fasade polos penempatan wall signs yang proporsional dan memenuhi kaedah skala manusia dapat menjadi nilai Universitas Sumatera Utara positif bagi visibilitas dan kualitas visual fasade bangunan di jalan Gatot Subroto Medan. Keberadaan signage pada zona pedestrian di desain sebaik mungkin sehingga dapat menjadi objek bagi pejalan kaki untuk berorientasi dengan mudah dan nyaman dibaca saat pengamat berada di dekatnya. Selain itu penempatan signage tidak diperkenankan pada jalan publik traffic zone atau daerah milik jalan. Badan jalan publik traffic zone hanya dikhususkan untuk perambuan lalulintas, nama jalan dan informasi umum.

6.2 Konsep Penataan Dimensi dan Bentuk