untuk dijadikan lokasi pemasangan signage oleh pihak advertising maupun bagi
pemerintah untuk meletakkan rambu-rambu lalu lintas. Lokasi seperti ini biasanya merupakan kawasan yang cukup populer dan sering dikunjungi masyarakat selain itu
juga jumlah signage biasanya lebih banyak karena ruas jalan cukup aktif. Penentuan
lokasi penelitan juga mempertimbangkan pemilihan koridor jalan yang memiliki elemen
urban furniture sedikit tidak banyak pepohonan, memiliki pedestrian path yang cukup untuk lokasi pemasangan
signage, kesamaan orientasi pemakai jalan arus kendaraan satu arah serta adanya kesamaan tata guna lahan di sepanjang jalan
Gatot Subroto Medan.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan langsungobservasi ke lokasi penelitian untuk mengenali permasalahan
signage yang ada di sepanjang koridor jalan Gatot Subroto. Data hasil observasi dicatat secara
sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum untuk dapat dijadikan bagian dari rumusan permasalahan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengumpulan data primer pada penilitian ini adalah sebagai berikut: a.
Penggambaran block planlayout kawasan jalan Gatot Subroto mulai dari simpang MajestikGolden sampai dengan persimpangan jalan Iskandar
Muda digunakan sebagai alat bantumedia untuk menggambar perletakan titik-titik
signage yang berada pada kedua sisi jalan dan bangunan dalam bidang
orthogonal.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemotretan terhadap fasade bangunan dari simpang MajestikGolden
sampai dengan simpang jalan Iskandar Muda dari kedua sisi utara dan selatan untuk mendapatkan data
signage yang menempel pada dinding bangunan, menggantung pada dinding dan langit-langit bangunan ataupun
yang berdiri di atap bangunan. Pemotretan juga dilakukan untuk mengetahui pola bentuk dan pola warnapencahayaan
signage di lokasi penelitian.
c. Pengukuran terhadap ruas jalan Gatot Subroto Medan, mulai dari
persimpangan MajestikGolden sampai dengan persimpangan jalan Iskandar Muda. Elemen-elemen ruas jalan yang diukur terdiri dari; lebar
badan jalan, lebar bahu jalan kiri dan kanan, lebar pedestrian kiri dan kanan, lebar median jalan, lebar parit kiri dan kanan, jarak parit ke
bangunan, dan garis sempadan bangunan. d.
Pengukuran dimensi signage dilakukan dengan dua pengukuran yang merekam ukuran secara sederhana, ukuran
horizontal dan vertikal terbesar dipergunakan untuk mencari luasan dimensi
signage, sedangkan perhitungan untuk luasan
signage yang bukan bentuk bidang persegi dilakukan dengan menggunakan citra 3 dimensi aplikasi CAD.
e. Tinggi signage dari atas permukaan tanah diukur dari jarak tanah dan
bagian bawah daun signage sedangkan jarak signage yang satu dengan
yang lain diukur untuk mengetahui kemampuan sudut pandang visual manusia terhadap
redibilitas signage.
Universitas Sumatera Utara
f. Nama bangunan dan jenis signage dicatat sebagai informasi dari tapak,
selain signage pengukuran lain juga dilakukan terhadap tinggi bangunan
untuk membuat gambar potongan penampang jalan Gatot Subroto dari sisi utara dan selatan. Dalam pengukuran dan penggambaran ini foto
dokumentasi akan bermanfaat untuk membandingkan data signage
dengan data bangunan yang ada di lokasi penelitian. g.
Mengklasifikan signage berdasarkan tipologi dengan menggunakan gambar situasi
block plan yang digambar sebelumnya dalam aplikasi CAD, data
signage yang dikumpulkan akan diberi kode huruf dan angka berdasarkan tipologijenisnya untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel
data yang memuat jumlah signage, dimensi signage dan lokasi perletakan
signage. h.
Pendataan bentuk signage dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu; vertikal, horizontal, melingkar, kubus dan lainnya. Orientasi dari teks
tidak mempengaruhi cara memandang kategori signage.
i. Seluruh informasi dari setiap signage yang menjelaskan detailnya
dijadikan kumpulan informasi untuk dikolaborasi dan menjadi data valid.
3.3 Alat Yang Digunakan