8. Pembatasan lampu dan iklan kecuali untuk keperluan entertainmen yang
sifatnya temporer. Pencahayaan dan warna yang terang mengekspresikan suasana yang menyenangkan, pencahayaan dan warna yang gelap
mengekspresikan suasana yang berwibawa dan sepi. Gabungan pencahayaan dan warna hendaknya juga memperhatikan kenyamanan
penglihatan bagi pengguna yang melihatnya dengan tidak menggunakan warna dan cahaya yang menyilaukan mata Gambar 2.26.
Gambar 2.26 Signage tidak menggunakan warna yang menyilaukan mata
Sumber : Dokumen Pribadi Peneliti, 2012
2.9 Kriteria Penataan
Signage
Dalam penataan signage terdapat beberapa elemen utama yang perlu
diperhatikan, yaitu: 1. Jumlah
Signage, 2. Lokasi Penempatan
Signage, 3. Ukuran
Signage, 4. WarnaPencahayaan.
Universitas Sumatera Utara
Elemen-elemen yang diatur bertitik tolak pada persoalan-persoalan pemasangan
signage dan juga berkaitan dengan kualitas lingkungan kota serta beracuan kepada kebutuhan masyarakat dan lingkungan. Menurut panduan rancang
kota Shirvani, 1985, ukuran dan kualitas rancangan signage harus diatur supaya
harmonis, dapat mengurangi dampak visual yang negatif, mengurangi kesemrawutan dan persaingan antara
signage yang sifatnya komersial dengan yang sifatnya non- komersial serta
signage lalu-lintas.
2.10 Sintesis Teori
Signage sebagai media iklan ruang luar lebih dominan menggunakan ruang publik maupun milik pribadi sebagai lokasi pemasangannya. Pada umumnya
perusahaan yang akan memasarkan produknya memilih titik-titik lokasi yang strategis sebagai media promosi agar mudah diketahui atau dilihat oleh masyarakat
secara luas. Masyarakat yang menjadi sasaran utama dalam penyampaian pesan melalui
signage adalah para pengguna jalan, yakni pejalan kaki dan orang yang sedang berada di kendaraan. Penempatan lokasi
signage merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan estetika kota yang baik secara
visual karena keindahan kota merupakan elemen yang tak ternilai harganya bagi kenyamanan warganya.
Estetika visual kota yang baik akan memberikan citra yang baik pula, maka upaya penataan signage yang memenuhi kaedah-kaedah visual manusiawi sama artinya
dengan sudah melaksanakan prinsip-prinsip parsipatory planning dalam mengelola
kota.
Universitas Sumatera Utara
Penelusuran terhadap beberapa literatur yang relevan dengan penelitian
digunakan untuk merepresentasikan kepentingan masyarakat dan keperluan proses pelaksanaan penelitian, diantaranya dengan mengatur elemen-elemen yang bersifat
teknis dalam penataan media signage. Penataan signage yang manusiawi harus
memenuhi beberapa aspek yaitu keindahan, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas. Elemen-elemen penelitian dan kriteria-kriteria penataan
signage yang berhubungan dengan aspek visual manusiawi menjadi bahan pertimbangan dalam studi ini dan
dapat dilihat pada Tabel 2.2, 2.3 dan 2.4.
Tabel 2.2 Elemen-Elemen Penelitian No.
Elemen Aspek
Keselamatan Keindahan
Keefektifan
1 Konstruksi
√ √
-
2 UkuranDimensi
√ √
√
3 Penempatan
√ √
√
4 Jumlah
- √
√
5 Orientasi
- √
√
6 WarnaPencahayaan
- √
√
Keterangan : √ = dipertimbangkan - = tidak dipertimbangkan
Sumber: Shirvani,2005
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Kriteria-Kriteria Penataaan Signage Menurut Pertimbangan Aspek Visual Manusia
Aspek Pertimbangan Kriteria
Keindahan a
Nyaman, enak dilihat secara visual manusiawi tidak saling menghalangi antara
signage satu dengan signage yang lainnya. b
Harmonis dengan lingkungan baik bentuk, ukuran maupun penempatannya tidak
mengganggu lingkungan.
Keselamatan a
Desain konstruksi signage tidak
membahayakan aktivitas pejalan kaki dan pengendara artinya material
signage harus kuat dan memiliki struktur pondasi yang
sesuai dengan kondisi tempatnya berdiri sehingga tidak mudah rubuh.
b Aman bagi lingkungan disekitar signage
termasuk bagi pengguna jalan dan pejalan kaki, artinya signage tidak ditempatkan pada
zona sirkulasi pejalan kaki atau zona lalu lintas.
Kenyamanan a
Tidak mengganggu kepentingan umum pengguna jalan.
b Memberikan rasa senang bagi pengguna jalan
atau signage dapat menjadi perabot kota yang memberikan efek visual positif terhadap
kawasan tersebut.
Efektifitas a
Mudah dilihat dan dibaca walaupun sambil lalu oleh pengamat yang berada di atas
kendaraan. b
Penggunaan warna pada signage tidak terlalu beragam tidak lebih dari tiga warna
sehingga informasi yang ingin disampaikan signage mudah dipahami pengamat.
Sumber: Shirvani,2005
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Kajian literatur terkait signage yang manusiawi dengan elemen-elemen penelitan
No. Teori
Ketentuan Teori Terhadap Penataan Signage
Kaitan TeoriTerhadap
Elemen Penelitian
Aspek Manusiawi Yang
Dipertimbangkan
1. Amos Rapoport, 1977
Lingkungan binaan merupakan pengorganisasian ruang kota, pengaturan wilayah atau suatu kawasan
besar sampai pengaturan perabot sebuah ruangan. Penempatan,
ukuran dan jumlah s
ignage Keindahan dan
efektifitas
2. Stephen Carr et al,
1992 Untuk menciptakan kota yang manusiawi, signage
harus dapat menciptakan rasa Comfortable,
Relaxation, Passive Engagement, Responsive, Democratic, dan Meaningfull terhadap ruang kota.
Ukuran, konstruksi dan
penempatan s
ignage Kenyamanan
3. Minaret Branch, 1995
Penataan elemen-elemen kota berkaitan dengan tanggapan inderawi manusia terhadap lingkungan
fisik kota: penampilan visual , kualitas estetika,
dan karakter spasial.
Konstruksi, orientasi dan
penempatan s
ignage Keindahan dan
efektifitas
4. Echols, 1975
Signage dalam arsitektur diartikan sebagai bentuk- bentuk informasi dan orientasi kota yang
dirancang khusus. Konstruksi
signage dan orientasi
Efektifitas
6. Lynch, 1962
Signage berfungsi sebagai alat untuk berorientasi bagi warga kota.
Orientasi dan penempatan
signage Keselamatan
Universitas Sumatera Utara
No. Teori
Ketentuan Teori Terhadap Penataan Signage
Kaitan TeoriTerhadap
Elemen Penelitian
Aspek Manusiawi Yang
Dipertimbangkan
7. Sanoff , 1991
Signage berfungsi memberikan informasi kepada masyarakat yang sedang melintas, berjalan atau
berkendaraan. Penempatan
signage Keselamatan dan
efektifitas
8. Venturi et al, 1978
Signage dapat menciptakan image bagi suatu kota, Image Of Las Vegas: Inclusion and Allusion
Ukuran, jumlah dan warna
signage Keindahan dan
kenyamanan
9. Frey, 1999
Perumpamaan Kota Las Vegas jika tanpa signage
Las Vegas Without Signage is Not Las Vegas Ukuran dan
warna si gnage
Keindahan
10. Shirvani, 1985 Pengaturan lokasi
signage berdasarkan zona peruntukannya.
Penempatan signage
Keselamatan dan efektifitas
12. Kelly dan Raso, 1992 Tiga dasar pencahayaan
signage Warnapencaha
yaan pada signage
Keindahan
13. Mandelker, 1982 dalam Pramono, 2006
Signage memberikan informasi suatu barang atau jasa untuk kepentingan dagang private sign dan
signage mengandung informasi pelayanan kepada masyarakat public sign.
Penempatan signage
Efektifitas dan keselamatan
Universitas Sumatera Utara
No. Teori
Ketentuan Teori Terhadap Penataan Signage
Kaitan TeoriTerhadap
Elemen Penelitian
Aspek Manusiawi Yang
Dipertimbangkan
14. Damain dan Gray, 1989 dalam Pramono,
2006 Signage permanen ditempatkan atau dibuat pada
pondasi sendiri, dimsukkan ke dalam tanah, dipasang atau digambar pada struktur yang
permanen. Konstruksi
signage Keselamatan dan
Keindahan
15. Daniel dalam Kurniawan, 2002
Suatu objek akan kelihatan baik jika kombinasi warna tidak lebih tiga macam, apabila lebih akan
menimbulkan ketidakjelasan objek yang ingin ditampilkan.
Warna signage
Keindahan
16. Smardon,1994 Aspek kualitas estetika diantaranya adalah
proporsi, komposisi, pola dan tatanan objek signage
Ukuran, Konstruksi,
jumlah dan penempatan
signage Keindahan
17. Broadbent, 1980 Faktor utama yang mempengaruhi kualitas fisik
kota secara visual adalah bentuk yang terlihat melalui pengaturan masing-masing
signage dan keterkaitan satu sama lainnya melalui deretan,
skala, proporsi dan hirarki. Ukuran,
konstruksi jumlah dan
penempatan signage
Keindahan
Universitas Sumatera Utara
No. Teori
Ketentuan Teori Terhadap Penataan Signage
Kaitan TeoriTerhadap
Elemen Penelitian
Aspek Manusiawi Yang
Dipertimbangkan
18. Cullen, 1961 Kondisi visual koridor sangat erat berkaitan
dengan fenomena fisik yaitu berkaitan dengan penataan dan pengaturan lingkungan serta
memberikan kepuasan estetis. Penempatan dan
warna signage
Keindahan
19. Krier, 1979 Karakteristik geometris koridor ditentukan oleh
pola fungsi, sirkulasi dan dinding yang membatasi, dinding atau pembatas tersebut, dapat berupa
bangunan, pepohonan atau unsur lain yang membentuk kesan ruang.
Konstruksi dan ukuran
signage Kenyamanan
20. Ishar, 1993 Keseimbangan adalah nilai yang ada pada setiap
objek signage yang daya tarik visualnya terdapat dikedua titik pusat keseimbangan.
Penempatan, ukuran dan
jumlah signage
Keindahan
21. Jakle, 1987 Keseimbangan tak hanya diraih dari sesuatu yang
simetris, namun bisa juga berasal dari sesuatu yang asimetris dan simetris radial.
Penempatan dan ukuran
signage Keindahan
22. Barnet, 1982 Signage akan lebih efisien jika dibuat terpadu
dalam satu tiang, traffic signs akan lebih jelas dan
fungsional jika menggabungkannya dengan berbagai fungsi
signage. Penempatan
signage Keindahan,
keselamatan dan kenyamanan
Universitas Sumatera Utara
No. Teori
Ketentuan Teori Terhadap Penataan Signage
Kaitan TeoriTerhadap
Elemen Penelitian
Aspek Manusiawi Yang
Dipertimbangkan
23. Spreiregen, 1979 Banyaknya tiang di jalanan akan mengurangi
kualitas estetika ruang kota. Jumlah
signage Keindahan dan
efektifitas
24. Ashihara, 1983 Aspek penting
townscape diperoleh melalui komposisi dengan membandingkan antara lebar
jalan D dengan ketinggian bangunan H. Ukuran
signage Keindahan dan
kenyamanan
25. Budiharjo dan Sujarto, 1998
Penentuan skala harus didasarkan pada pengamatan visual dengan membandingkan
elemen perancangan kota signage yang berhubungan dengan manusia
Ukuran signage
Keindahan dan kenyamanan
26. Moughtin,et al, 1995 Ritme Irama di dalam urban design diperoleh
dengan membuat komposisi yang serasi dengan memberi penekanan, interval atau jarak dan arah
tertentu dari elemen-elemen pembentuk ruang kota.
Penempatan dan jumlah
signage Keindahan
27. Frank Orr, 1995 Warna terang dan gelap dapat memperkuat
hubungan, dominasi, dan subordinasi. Warna memberikan pengaruh terhadap kesan skala,
menciptakan keseimbangan dan irama tertentu. Warna
signage Keindahan dan
kenyamanan
Universitas Sumatera Utara
No. Teori
Ketentuan Teori Terhadap Penataan Signage
Kaitan TeoriTerhadap
Elemen Penelitian
Aspek Manusiawi Yang
Dipertimbangkan
28. Daniel dalam Kurniawan, 2002
Kombinasi warna yang baik pada signage tidak lebih dari 3 macam, apabila lebih akan
menimbulkan ketidakjelasan objek signage yang
ingin ditonjolkan. Warna
signage Kenyamanan dan
efektifitas
29. Moughtin et al. 1995 Warna-warna terang pada
signage akan
memberikan kesan ruang lebih luas, sedang warna gelap memberikan kesan sempit atau berat.
Warna signage
Kenyamanan
30. Zahnd, 1999 Perasaan orang terhadap suatu tempat tergantung
dari dua faktor, yaitu konformitas conformity dan pada tingkat kreativitas creativity. Jika suatu
tempat diwujudkan dengan cara yang sama, akibatnya timbul rasa bosan, tetapi jika
perwujudannya dengan cara yang sangat berbeda maka timbul kekacauan.
Ukuran dan warna
signage Kenyamanan
31. Shirvani, 1985 Ukuran dan kualitas rancangan
signage harus diatur supaya harmonis, dapat mengurangi
dampak visual yang negatif, mengurangi kesemrawutan dan persaingan antara
signage. Ukuran,
konstruksi dan penempatan
signage Keindahan dan
efektifitas
32. Ishar, 1992 Warna memberikan pengaruh terhadap kesan
skala, menciptakan keseimbangan dan irama tertentu.
Warna signage
Keindahan dan kenyamanan
Universitas Sumatera Utara
Dari kajian-kajian beberapa literatur di atas penataan signage yang manusiawi
secara visual mempresentasikan beberapa aspek visual yang patut dipertimbangkan. Penataan
signage yang manusiawi berdasarkan literarur yang ada pada umumnya mempertimbangkan aspek keindahan, keselamatan, kenyamanan dan
efektifitas. Aspek keindahan merupakan pertimbangan yang paling banyak dikemukakan pada
litetarur di atas, mulai dari pengorganisasian atau penataan signage, berupa
pengaturan lokasi signage, pengaturan dimensi, pengaturan jumlah dan pengaturan
warna signage. Sedangkan dari aspek keselamatan dan kenyamanan signage yang
manusiawi lebih mempertimbangkan kepada ukuran, konstruksi dan kemudahan pengguna jalan untuk berorientasi di koridor ruang kota. Selain itu pada kajian
literatur terdapat juga faktor efektifitas yang menjadi dasar dalam penentuan lokasi
signage, ukuran dan jumlah signage sehingga secara legibilitas dan redibilitas penyampaian pesan atau informasi
signage menjadi efektif. Beberapa kajian literatur tersebut akan menjadi acuan dalam menganalisa dan
membuat konsep desain penataan signage yang manusiawi di jalan Gatot Subroto
Medan dengan mengintepretasikan teori-teori terkait dengan aspek keindahan, keselamatan, kenyamanan dan
efektifitas. Konstruksi signage, lokasi penempatan signage, ukuran signage, jumlah signage, orientasi dan warna signage merupakan
beberapa point yang menjadi elemen penting dalam studi ini sehingga menjadi
kriteria dalam penataan signage yang manusiawi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN