Konsep Penataan Dimensi dan Bentuk

positif bagi visibilitas dan kualitas visual fasade bangunan di jalan Gatot Subroto Medan. Keberadaan signage pada zona pedestrian di desain sebaik mungkin sehingga dapat menjadi objek bagi pejalan kaki untuk berorientasi dengan mudah dan nyaman dibaca saat pengamat berada di dekatnya. Selain itu penempatan signage tidak diperkenankan pada jalan publik traffic zone atau daerah milik jalan. Badan jalan publik traffic zone hanya dikhususkan untuk perambuan lalulintas, nama jalan dan informasi umum.

6.2 Konsep Penataan Dimensi dan Bentuk

Signage Pendekatan yang digunakan untuk menentukan bentuk signage adalah dengan mempertimbangkan kesesuaian bentuk dengan lingkungan sekitarnya. Khusus untuk signage yang berisikan peraturan dan tanda-tanda peringatan menggunakan bentuk lingkaran atau bentuk segitiga, sedangkan bentuk persegi empat digunakan untuk signage yang berisikan informasi dan signage komersial. Pengaturan konstruksi meliputi pengaturan struktur penyangga dan ukuran papan signage. Struktur rangka besi profil tidak boleh kelihatan dari badan jalan publik supaya tidak merusak keindahan kota. Signage komersil yang sifatnya permanen maupun temporer harus mempertimbangkan dimensi ruang yang tersedia yakni luas signage didesain tidak melebihi dua kali luasan ruang tempatnya berada, bila lebar halaman bangunan ke jalan kurang dari 5 meter maka luasan permukaan signage yang diizinkan pada lokasi tersebut adalah 2,5 m² dan dipasang menghadap ke arus kendaraan atau membentuk Universitas Sumatera Utara sudut tertentu jika ditempatkan pada persimpangan jalan. Untuk jenis signage yang ditempatkan pada jendela kaca windowsdoor signs tidak diizinkan menutupi lebih dari 20 permukaan jendela sehingga pengamat yang berada di luar maupun di dalam bangunan dapat melihat ke dalam. Untuk menghindari kesan monoton akibat jarak signage yang tidak terpola dapat dikombinasikan dengan memberikan interval jarak yang sistematis dalam beberapa sekuens sehingga terjadi pengulangan yang tersistem dan tidak menjemukan untuk dilihat tetapi memiliki daya tarik. Pengaturan irama dengan menggunakan jarak yang tersistem akan memunculkan karakter serta dapat memberikan kesan pergerakan bagi pengamat yang berada di koridor jalan Gatot Subroto Medan Jakle,1987. Konsep ini juga dapat memenuhi kebutuhan media signage yang berukuran lebih besar dan tinggi sehingga dapat terakomodir tanpa mengesampingkan aspek legibilitas, redibilitas dan visibilitas signage. Pengaturan ketinggian signage yang berada pada tiang mandiri dapat memberikan efek irama pada kedua sisi koridor jalan Gatot Subroto Medan. Namun ketinggian signage didesain dengan memperhitungkan lebar kavling dan lebar trotoar berdasarkan tata guna lahan dan jalan Gatot Subroto Medan sehingga jarak baca signage dapat terlihat dengan jelas.

6.3 Konsep Penataan Jumlah