BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di dalam bab-bab terdahulu, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut;
1. Secara umum yang dimaksud imunitas adalah kekebalan, dalam bidang
hukum artinya tidak dapat dituntut, setiap Negara memiliki imunitas yang artinya bahwa setiap Negara berdaulat, yuridiksi Negara lain tidak bisa
diberlakukan kepadanya atau suatu Negara tidak dapat mengadili Negara lain. Oleh sebab itu mucul suatu doktrin Act Of State Doctrine berdasarkan
doktrin ini maka badan-badan peradilan dari suatu Negara tidak dapat mengadili perbuatan-perbuatan dari Negara lain yang dilakukan dalam
wilayahnya sendiri 2.
Yang berkaitan dengan pengaturan lintas pelayaran kapal perang pada masa damai pada hakekatnya, ketentuan-ketentuan hukum internasional,
khususnya dalam Konvensi Hukum Laut tahun 1982 memberikan pengaturan yang tidak jauh berbeda dengan kapal-kapal lain pada
umumnya. Satu-satunya persoalan yang berkaitan dengan pengaturan lintas pelayaran kapal perang yang belum terselesaikan adalah apakah
kapal perang dapat menikmati hak lintas damai melalui laut teritorial tanpa harus melakukan kewajiban meminta izin dan atau pemberitahuan terlebih
dahulu kepada negara pantai.
103
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan-ketentuan hukum internasional yang selama ini ada, termasuk Konvensi Hukum Laut tahun 1982 tidak memberikan pengaturan yang
jelas mengenai hal tersebut. Hal ini dikarenakan kegagalan negara-negara untuk menghasilkan kesepakatan secara bersama-sama mengenai
pengaturan hak lintas damai kapal perlang melalui laut teritorial, yang disebabkan oleh perbedaan kepentintingan diantara negara-negara. Antara
kepentingan negara-negara maritim besar yang menuntut kebebasan sebesar-besarnya dalam rangka mengamankan kepentingannya di bidang
politik dan keamanan, dan di lain pihak kepentingan negara-negara pantai yang umumnya negara-negara non-maritim untuk melindungi integritas
politik dan nasionalnya.
B. Saran-saran
Berkaitan dengan status imunitas kapal perang dikaitkan dengan masalah pelanggaran yang dilakukan oleh kapal perang, maka hendaknya setiap negara di
dunia perlu mengambil langkah-langkah untuk menghindarkan diri dari penggunaan kapal perang, untuk maksud-maksudtujuan-tujuan yang
mengakibatkan ancaman dan penggunaan kekerasan terhadap keutuhan wilayah negara lain autau kemerdekaan politik suatu negara, dan lebih jauh lagi terhadap
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan perdamaian dan keamanan internasional. Demikian pula sebaliknya negara-negara pantai juga dianjurkan
untuk menghindarkan diri atas penggunaan tindakan-tindakan yang “berkelebihan” terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh kapal perang asing. Hal
ini harus dipahami mengingat tindakan-tindakan yang dilakukan secara tergesa-
Universitas Sumatera Utara
gesa terhadap kapal perang asing yang didugatelah melakukan pelanggaran dapat menimbulkan akibat yang fatal terhadap hubungan baik antar negara dalam
lingkup pergaulan internasional. Sementara itu dalam hal masalah keberlakuan ketentuan-ketentuan
mengenai hukum lingkungan laut internasional, perlunya dicari suatu solusi yang cepat dan efektif dalam kaitannya dengan pemaksaan pentaatan terhadap
ketentuan-ketentuan hukum lingkungan laut internasional bagi setiap apal perang, hal ini dikarenakan tidak dapat dipungkiri bahwa kapal perang dengan imunitas
yang dimiliknya turut memberi kontribusi terhadap masalah pencemaran lingkungan di laut. Oleh karena itu usaha-usaha seperti dengan mendorong
kerjasama internasional seperti yang dilakukan oleh negara-negara NATO merupakan salah satu bentuk solusi yang dapat dilakukan.
Selanjutnya berkaitan dengan masalah pengaturan lintas pelayaran kapal perang pada masa damai, khususnya mengenai masalah hak lintas damai kapal
perang, perlu kiranya pengaturan internasional yang lebih jelas, mengingat ketentuan yang ada selama ini belum dapat menampung kepentingan semua
negara dan dalam hal ini negara-negara di dunia harus menemukan suatu konsensus bersama yang dapat diterima semua pihak, dan tidak lagi membiarkan
persoalan hak lintas damai kapal perang melalui laut teritorial tanpa aturan yang jelas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan amandemen terhadap
ketentuan-ketentuan mengenai hak lintas damai dalam Konvensi Hukum Laut tahun 1982 di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PAHAM IMUNITAS NEGARA DAN
ACT OF STATE DOCTRINE
A. Pengertian Kedaulatan Negara