Pendapatan Asli Daerah Daya Serap Belanja Daerah

19 b. Dana Alokasi Umum DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah kabupatenkota ditetapkan masing-masing 10 dan 90 dari dana alokasi umum sebagaimana ditetapkan di atas. c. Dana Alokasi Umum DAU untuk suatu daerah kabupatenkota tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah dana alokasi umum untuk daerah kabupatenkota yang ditetapkan APBN dengan porsi daerah kabupatenkota yang bersangkutan. d. Porsi daerah kabupatenkota sebagaimana dimaksud di atas merupakan proporsi bobot daerah kabupatenkota di seluruh Indonesia. Dalam perkembangannya, realisasi DAU senantiasa menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ketahun. Hal tersebut tercermin dari daya serapnya yang semakin meningkat.

2.2.2. Pendapatan Asli Daerah

Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal adalah untuk meningkatkan kemandirian daerah dan mengurangi ketergantungan fiskal terhadap pemerintah pusat. Peningkatan kemandirian daerah sangat erat kaitannya dengan kemampuan daerah dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah PAD. Dengan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah di era otonomi daerah, maka daerah juga berwenang untuk membuat kebijakan daerah guna menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka pendapatan asli daerah juga harus mampu menopang kebutuhan- kebutuhan daerah belanja daerah bahkan diharapkan tiap tahunnya akan selalu meningkat. Dan tiap daerah diberi keleluasaan dalam menggali potensi Universitas Sumatera Utara 20 pendapatan asli daerahnya sebagai wujud asas desentralisasi. Semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan Pendapatan Asli Daerah maka akan semakin besar pula kemampuan daerah untuk menggunakan Pendapatan Asli Daerah tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas pembangunan daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan”. Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri atau penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan dapat disimpulkan pendapatan asli daerah merupakan penghasilan yang diperoleh melalui usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan kas daerah yang berasal dari daerah itu sendiri. Pendapatan asli daerah juga merupakan usaha daerah untuk meminimalkan ketergantungan terhadap dana dari pemerintah berupa dana perimbangan. Pendapatan asli daerah yaitu sumber keuangan daerah yang harus selalu dan terus menerus ditingkatkan pertumbuhannya. Kenaikan dari jumlah kontribusi pendapatan asli daerah akan sangat berperan untuk mendukung rencana kemandirian pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara 21 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 26 ayat 1 disebutkan bahwa pendapatan asli daerah terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah.

1. Pajak Daerah

Secara umum, pajak daerah memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 menyebutkan bahwa Pajak merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dan Ciri-ciri pajak daerah menurut Josef 2005 dalam Ferdian 2013 adalah : a. Pajak daerah yang berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah. b. Penyerahan dilakukan berdasarkan undang-undang. c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan ketentuan undang-undang dan peraturan hukum lainnya. d. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan urusan-urusan rumah tangga daerah atau untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik. Universitas Sumatera Utara 22

2. Retribusi Daerah

Menurut UU No. 28 Tahun 2009 Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagian pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah pada umumnya merupakan sumber pendapatan penyumbang Pendapatan Asli Daerah PAD kedua setelah pajak daerah. Retribusi daerah memiliki karakteristik yang berbeda dengan pajak daerah. Pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada wajib pajak daerah tanpa ada kontraprestasi langsung yang bisa diterima wajib pajak atas pembayaran pajak tersebut. Sementara itu, retribusi daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada wajib retribusi atas pemanfaatan suatu jasa tertentu yang disediakan pemerintah. Jadi dalam hal ini terdapat kontraprestasi langsung yang dapat dinikmati pembayar retribusi. Jenis retribusi dikelompokan dalam tiga bagian Darise, 2008 yaitu : a. Retribusi Jasa Umum Retribusi jasa umum merupakan retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang atau badan. b. Retribusi Jasa Usaha Retribusi Jasa Usaha merupakan pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial, karena pada dasarnya jasa tersebut Universitas Sumatera Utara 23 dapat disediakan oleh swasta, meliputi pelayanan dengan menggunakan dan memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal. c. Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Perizinan tertentu merupakan retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum, dan menjaga kelestarian lingkungan. Retribusi sangat berhubungan erat dengan jasa layanan yang diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan. Hal tersebut dikarenakan retribusi merupakan pembayaran yang terkait dengan pelayanan tertentu. Oleh karena itu setiap pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang diberikan kepada masyarakat, sehingga keluasaan retribusi daerah terletak pada yang dinikmati oleh masyarakat.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan Halim, 2008. Dengan adanya otonomi daerah, salah satu kewenangan yang dimiliki oleh daerah yaitu mengelola kekayaan daerahnya seoptimal mungkin yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Dan dalam usaha menggali sumber pendapatan daerah dapat dilakukan dengan berbagai cara, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan Universitas Sumatera Utara 24 perundang-undangan yang berlaku. Salah satu sumber pendapatan asli daerah yang sangat penting dan mendapat perhatian khusus yaitu perusahaan daerah. Pemerintah daerah diberikan izin untuk mendirikan Badan Usaha Milik Daerah BUMD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan Usaha Milik Daerah BUMD bersama dengan sektor swasta dan Asosiasi Pengusaha Daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi daerah sehingga dapat menunjang pembangunan perekonomian daerah. Dan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri dari Halim, 2008 : a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD. b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah atau BUMN c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan mencakup Darise, 2008;136 : a. Hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan; b. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; c. Jasa giro; Universitas Sumatera Utara 25 d. Bunga deposito; e. Penerimaan atas tuntutan ganti rugi; f. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan,pengadaan barang dan jasa oleh daerah serta keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; h. Pendapatan denda pajak dan denda retribusi; i. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; j. Pendapatan dari pengembalian; k. Fasilitas sosial dan umum; l. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; m. Pendapatan dari angsurancicilan penjualan.

2.2.3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

12 75 131

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

4 48 105

Pengaruh Tax Effort, Pertumbuhan Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

7 76 100

Pengaruh Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan Per Kapita Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Utara

2 54 110

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 46 101

Pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

17 115 88

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Pengaruh DAU, PAD, Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Sumatera Utara

14 52 105