49
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, bahwa pertumbuhan ekonomi kabupatenkota di Sumatera Utara mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Adapun Kabupaten
Kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu kota Medan sebesar 7,16 pada tahun 2010, pada tahun 2011 sebesar 7,69 dan pada tahun 2012
sebesar 7,63 . Dan pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kabupaten Deli Serdang sebesar 12,79 , dimana pertumbuhan ekonomi-nya
diatas pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sebesar 6,01 pada tahun 2013. Sedangkan KabupatenKota yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi
terendah dan dibawah pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yaitu kabupaten Nias selatan pada tahun 2010 sebesar 4,12 dan pada tahun 2011 sebesar 4,46.
Dan pada tahun 2012 dan 2013 laju pertumbuhan ekonomi terendah berada pada kabupaten Batubara sebesar 4,37 dan 3,35 .
4.1.4. Kependudukan
Jumlah penduduk sumatera utara pada tahun 2010 berdasarkan Sensus penduduk 2010 tercatat sebesar 12.982.204 jiwa. Dan pada tahun 2011 jumlah
penduduk Sumatera Utara tercatat 13,103,596 jiwa yang artinya meningkat sebesar 121,392 jiwa. Pada tahun 2012 jumlah penduduk mengalami peningkatan
sebesar 111,805 jiwa, sehingga jumlah penduduk Sumatera utara menjadi 13,215,401 jiwa. Dan tahun 2013 jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar
13,326,307 jiwa berarti mengalami kenaikan sebesar 110,906 jiwa yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Utara. Jumlah penduduk Sumatera Utara setiap tahun
mulai dari tahun 2010-2013 selalu mengalami peningkatan. Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat merupakan tiga Kabupatenkota
Universitas Sumatera Utara
50
dengan jumlah penduduk paling banyak, masing-masing berjumlah 2.097.162 jiwa, 1.790.431 jiwa, dan 967.535 jiwa pada tahun 2010. Dan sebaliknya
Kabupaten Pakpak Barat memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu berjumlah 40.505 jiwa pada tahun 2010.
Secara teoritis jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu kekayaan dan modal dasar pembangunan, akan tetapi juga dapat memicu berbagai
macam persoalan yang berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang dan papan. Kondisi ini yang menyebabkan penduduk lebih diposisikan sebagai beban
pembangunan daripada sebagai modal pembangunan. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan pengalokasian belanja Daerah
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara menjadi meningkat karena di ikuti dengan perkembangan jumlah penduduk.
4.1.5. Perkembangan Belanja Daerah
Untuk pengeluaran Belanja Daerah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah periode 2010-2013, total anggaran dan realisasi belanja daerah selalu mengalami peningkatan. Secara rata-rata, total realisasi dan
anggaran belanja daerah KabupatenKota provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan dengan pertumbuhan anggaran belanja daerah pada tahun 2011
sebesar 21,12, tahun 2012 pertumbuhan anggaran meningkat sebesar 17,86 dan pada tahun 2013 anggaran belanja daerah mengalami peningkatan sebesar
21,24 . Secara rata-rata selama periode 2010-2013 daerah yang memiliki anggaran dan realisasi belanja daerah terendah yaitu kabupaten Nias Barat dengan
Universitas Sumatera Utara
51
jumlah rata-rata anggaran belanja daerah selama periode 2010-2013 yaitu sebesar Rp. 289,509,384,663.75 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp. 249,659,826,759.
Sebaliknya kota Medan adalah daerah yang memiliki anggaran dan realisasi belanja daerah tertinggi dengan rata-rata anggaran belanja daerah sebesar
Rp. 3,409,653,967,702.75 dan rata-rata realisasi belanja daerah sebesar Rp. 2,880,463,758,451 pada periode 2010-2013.
35,000,000,000 30,000,000,000
25,000,000,000 20,000,000,000
21,12 23,02
17,86 13,21 21,24
12,98
15,000,000,000 10,000,000,000
5,000,000,000 -
2010 2011
2012 2013
Anggaran 17,526,692,072 21,228,003,371
25,091,599,297 30,333,344,465
Realisasi 17,329,876,487
21,319,933,455 24,137,386,663
27,271,205,777
Sumber : Data Diolah Lampiran 78
Gambar 4.3 Realisasi dan Anggaran Belanja Daerah Periode 2010-2013
Dari Gambar 4.3 diatas dapat diketahui bahwa setiap tahunnya total anggaran dan realisasi belanja daerah pada Kabupatenkota Sumatera Utara
mengalami peningkatan, yang dapat menggambarkan semakin tinggi biaya yang dibutuhkan daerah untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan kabupatenkota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
52
Realisasi Belanja Daerah pada Kabupatenkota Sumatera Utara juga menunjukkan tidak sesuai dengan anggaran Belanja Daerah yang telah
direncanakan. Seperti pada Gambar 4.4 yang menjelaskan total sisa anggaran Belanja Daerah pada Kabupatenkota Sumatera Utara periode 2010-2013. Pada
tahun 2010 total seluruh sisa anggaran pada kabupatenkota Sumatera Utara sebesar Rp.196,815,585,431. Dan pada tahun 2013 total seluruh sisa anggaran
KabupatenKota semakin membesar jumlahnya yaitu sebesar Rp. 3,062,138,688,660 . Yang artinya sisa anggaran Belanja Daerah tersebut sebagai
dana menganggur idle fund. Dan menyebabkan tidak optimalnya kesempatan Belanja Daerah yang direalisasikan.
3,062,138,688,660
882,213,630,436 196,815,585,431
91,930,084,382
2010 2011
2013 2014
Sumber : Data Diolah Lampiran 7 dan 8
Gambar 4.4 Total Sisa Anggaran Belanja Daerah Periode 2010-2013
Universitas Sumatera Utara
53
4.2. Analisis Data