teh atau kopi dengan teman-teman mereka karena mereka merasakan rokok dapat memberikan ketenangan walaupun hanya sementara Salawati, T. Amalia, R.,
2010. Berdasarkan hasil penelitian ini, waktu mengkonsumsi rokok dengan diselangi teh atau kopi mencatatkan presentase yang tinggi yaitu sebanyak 57,8
responden dibandingkan dengan mereka yang suka mengkonsumsi rokok selepas makan dan minum. Ini karena mereka merasakan nikmat merokok itu sewaktu
minum teh atau kopi adalah lebih tenang dan hidup terasa tanpa beban sehinggakan mereka begitu yakin ketenangan itu berasal dari hisapan rokok
mereka Salawati, T. Amalia, R., 2010. Tabiat kebiasaan merokok juga dapat menimbulkan keluhan-keluhan
seperti rasa pusing di kepala, dada merasa sakit, batuk, sesak nafas dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan presentase tertinggi
dengan keluhan rasa pusing di kepala yaitu sebanyak 33,9 responden. Menurut Prasetya, L.D., bagi perokok yang mempunyai masalah kesehatan seperti migraine
rasa pusing di kepala yang hebat atau mereka yang baru menjinakkan diri dengan merokok, rasa pusing di kepala adalah salah satu proses withdrawal yang
tidak diterima tubuh. Akibat dari itu, muncul gejala-gejala ringan seperti rasa pusing di kepala, mual dan muntah, lemah dan sebagainya. Manakala pada hasil
penelitian, didapatkan presentase sebanyak 12,0 tidak mempunyai sebarang keluhan dengan kebiasaan merokok mereka. Ini mungkin dikarenakan mereka
jarang mengkonsumsikan rokok atau sudah menjadi tegar dengan tabiat kebiasaan merokok mereka.
5.4.4. Pengaruh lingkungan yang dekat dengan responden yang merokok
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang itu mula merokok dapat dikaitkan dengan pengaruh lingkungan yang dekat dengan si perokok. Sebagai
contoh pengaruh lingkungan yang paling dekat dengan perokok adalah ahli keluarga dan teman. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan presentase
tertinggi bagi pengaruh ahli keluarga perokoknya ayah adalah 43,1 responden.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Prasetya, L.D., 2012, pengaruh ahli keluarga yang merokok banyak membawa impak negatif terhadap sikap dan perilaku perokok responden
seperti anak-anak dengan orang tua perokok cenderung akan merokok di kemudian hari. Hal ini boleh terjadi atas dua sebab yaitu pertama si anak melihat
dan merasakan hembusan rokok yang dikeluarkan oleh ayahnya kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua adalah karena si anak terpapar dengan asap
rokok di rumah dalam tempoh waktu yang cukup lama. Tambahannya lagi, anak yang sudah biasa dengan asap rokok, akan berubah dari menjadi perokok pasif ke
perokok aktif di kemudian hari. MenKesRI menjelaskan secara mudah definisi perokok pasif dan aktif dimana perokok pasif adalah mereka yang terpapar dengan
asap rokok dan tidak merokok, manakala perokok aktif adalah mereka yang merokok.
Selain ahli keluarga yang perokok, faktor teman juga memainkan peranan dalam terjebaknya seseorang itu untuk mula menghisap rokok. Berdasarkan hasil
penelitian ini, didapatkan presentase tertinggi dengan pengaruh teman yang mempunyai hobi yang sama adalah sebanyak 56,0 responden. Ini menunjukkan
pengaruh teman di lingkungan perokok banyak mempengaruhi responden untuk merokok.
5.4.5. Sebab atau alasan responden merokok
Terdapat pelbagai alasan dan sebab mengapa seseorang itu boleh mula menghisap rokok. Sebab dan alasan ini dapat dibagikan kepada dua yang utama
yaitu pengaruh dan masalah. Pengaruh teman merupakan salah satu faktor yang hangat dibicarakan setiap kali isu pengaruh rokok mula diperkatakan. Selain itu,
masalah yang dialami perokok juga merupakan faktor tambahan dan dorongan terhadap mereka untuk mula merokok. Berdasarkan hasil penelitian ini,
didapatkan presentase tertinggi yaitu 82,6 responden memberikan sebab dan alasan merokok karena tidak mempunyai masalah dan 56,9 responden
Universitas Sumatera Utara
menyatakan pengaruh lingkungan yaitu teman banyak memainkan peranan dalam hidup mereka.
Responden yang memberikan sebab dan alasan merokok karena tidak mempunyai masalah mencatatkan jumlah tertinggi. Apabila diwawancara ke
responden atas alasan yang diberikan, mereka menjawab kebiasaan merokok mereka ini sama sekali tidak menjejaskan aktiviti seharian mereka serta merokok
itu sudah menjadi kebutuhan bagi mereka. Hal ini mungkin terjadi karena responden tidak merasakan bebanan dalam mengeluarkan jumlah uang yang
sedikit untuk membeli rokok. Selain itu, responden mungkin merasakan merokok ini dapat memberikan ketenangan minda kepada mereka sehingga ianya menjadi
satu kebutuhan harian. Mohammad Sadli 2010 juga mempunyai pendapat yang sama yaitu kebanyakkan perokok merasakan merokok dapat memberikan
ketenangan minda dan juga turut memberikan rasa beban yang ditanggung menjadi ringan. Tambahan lagi, responden juga mungkin terpengaruh dengan
teman yang perokok dimana mereka sering berganti-gantian membeli rokok sewaktu bertemu di café-café atau rumah makan.
5.4.6. Pengetahuan responden terhadap rokok