BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Rokok
Pengertian rokok dari Kamus Dewan Bahasa Indonesia, 2014 adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya.
Merokok merupakan kata kerja yang dilakukan dengan menghisap gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya Kamus Dewan
Bahasa Indonesia, 2014.
2.1.1. Bahan-bahan Yang Terkandung Dalam Rokok
Rokok diperbuat daripada gulungan tembakau yang telah siap difermentasi selama 1 hingga 3 tahun terbukti kandungan rokok mempunyai sekitar 2500
komponen bahan berbahaya kepada kesihatan tubuh kita terutamanya asap rokok yang dihisap Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S., 2010. Rokok dihidupkan
dengan memulakan pembakaran pada ujung batang rokok, dimana pembakaran tersebut tidak menukarkan 1100 komposisi bahan kimia berbahaya yang
terkandung dalam asap rokok dan sisa selebihnya iaitu 1400 bahan kimia lain mengalami perubahan komposisi dan bereaksi untuk membentuk bahan komposisi
yang baru Samsuri Tirtosastro, S dan Murdiyati, A.S., 2010. Menurut
Mulyaningsih, T.R. 2009, kandungan asap rokok mempunyai lebih dari 5000 bahan kimia yang berbahaya dan lebih dari 40 bahan didalam asap rokok tersebut
adalah bersifat karsinogik. Untuk menjaminkan mutu dan aroma rokok yang sedap dan wangi, banyak
pihak pengeluaran rokok membuat pelbagai adaptasi dari segi rasa dan aroma rokok. Rokok yang diperbuat dari pelbagai jenis tembakau akan memberikan rasa
dan aroma yang berbeda. Bahan tambahan lain seperti menthol dan cengkih banyak digunakan untuk memberikan rasa yang berbeda pada setiap rokok. Rasa
dan aroma yang harum, wangi dan menyegarkan merupakan pilihan utama dalam
Universitas Sumatera Utara
penghasilan rokok dengan jenis tembakau yang bermutu tinggi Tirtosastro, S. dan
Murdiyati, A.S., 2010. Tembakau yang ditanam dan dikeringkan turut mengandungi bahan kimia yang berupa residu dari pertumbuhan tanaman
tembakau tersebut seperti pestisida, fumigan dan insektisida Mulyaningsih, T.R., 2009.
Kualiti tembakau yang dipilih dan digunakan dalam penghasilan rokok amat mempengaruhi aroma dan rasa rokok, maka pemilihan jenis tembakau akan
mempengaruhi zat-zat lain yang terkandung dalam rokok Tirtosastro, S dan
Murdiyati, A.S., 2010. Zat-zat yang terkandung dalam tembakau rokok adalah senyawa nitrogen nikotin, protein, senyawa karbohidrat pati, pektin, selullosa,
gula, resin dan minyak atsiri dan zat warna. Menurut Tirtosastro, S. et al., nikotin yang terkandung dalam rokok akan
menyebabkan ketagihan dimana ia akan merangsang psikologis perokok manakala rasa mengigit atau pedas pada tenggorakkan disebabkan oleh protein. Senyawa
protein ini harus ditukarkan ke asam amino atau amida bagi mengurangkan rasa pedas dan mengigit tadi. Senyawa karbohidrat seperti gula akan memberi rasa
enak pada rokok, tetapi kandungan gula yang tinggi juga akan memberi rasa yang jelek dan boleh menyebabkan irritasi pada tenggorakkan. Kandungan sellulosa
yang tinggi dalam rokok juga akan merugikan rasa dan aroma pada rokok. Resin, minyak atsari dan zat warna akan memberikan bau wangi dan campuran yang
berbeda akan memberikan rasa enak pada mulut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Kandungan tembakau, unsur kimia dalam rokok
Golongan Kandungan
Dampak Terhadap Mutu Rokok
Selulose 7,0 – 16,0
+ Gula
0,0 – 22,0 +
Trigliserida 1,0
- Protein
3,5 – 20,0 -
Nikotin 0,6 – 5,5
+ Pati
2,0 – 7,0 -
Abu Ca, K 9,0 – 25,0
+ Bahan Organik
7,0 – 25,0 +-
Lilin 2,5 – 8,0
+ Pektinat, polifenol,
flavon, karotenoid, minyak atsiri, paraffin,
sterin dll. 7,0 – 12,0
+-
Sumber: Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S. 2010
Menurut Mulyaningsih, T.R. 2009, unsur logam seperti Bromin Br, Natrium Na, Kalium K, Besi Fe, Kobalt Co, Skandium Sc, Stontium Sr,
Kromium Cr, Seng Zn, Tantalum Ta, Emas Au dan Lantanum La merupakan bahan torsinogenik yang terdapat hampir dalam semua jenis rokok
buatan terutama dari negara Amerika iaitu dari Philips Morris International PMI dimana produk rokok ini sudah pun berada di pasaran umum di Indonesia.
Kandungan bahan berbahaya ini adalah berbeda-beda bagi setiap rokok yang dihasilkan tergantung dengan jenis rokok, kualiti tembakau dan bahan yang
mempengaruhi pembuatan rokok.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Komposisi distribusi unsur logam pada filter atau putung rokok, abu dan asap, dan neraca bahan pada rokok filter dan kretek dengan basis per batang rokok
Sumber: Mulyaningsih, T.R. 2009
Unsur Je nis
Rokok Total
Input
Sumber µg
Neraca Bahan
Tertahan Filter
Terbawa Abu
Terbawa Asap
Na Filter F
651,80 73,59
0,77 72,82
26,41 Kretek K
640,53 72,21
2,01 70,20
27,79 Br
Filter F 25,10
69,65 1,56
68,09 30,35
Kretek K 26,26
46,63 0,94
45,67 53,38
K Filter F
20069 31,47
0,21 31,26
68,53 Kretek K
20100 75,12
9,11 66,02
24,87 Co
Filter F 3,00
89,83 44,47
45,35 10,17
Kretek K 2,09
21,22 3,20
17,10 79,68
La Filter F
0,77 81,87
17,14 64,72
18,13 Kretek K
0,66 49,52
19,22 30,30
50,46 Zn
Filter F 64,60
70,13 24,88
45,25 29,87
Kretek K 50,66
77,83 10,63
67,20 22,21
Fe Filter F
1096,30 54,91
19,87 35,04
45,09 Kretek K
441,66 70,45
5,03 65,42
29,54 Au
Filter F 0,03
94,87 54,93
39,95 5,13
Kretek K 0,02
69,12 36,89
32,21 30,88
Sc Filter F
0,14 96,88
38,38 58,50
3,12 Kretek K
0,23 83,25
6,65 76,60
16,75 Ta
Filter F 9,40
55,10 21,07
34,03 44,90
Kretek K Cr
Filter F 1,70
96,38 34,22
62,61 3,62
Kretek K 3,14
71,19 16,19
55,00 28,81
Sr Filter F
252,10 86,14
16,82 69,32
13,86 Kretek K
3,14 66,79
23,32 43,48
45,92 Cs
Filter F Kretek K
0,79 94,23
18,30 75,93
5,77
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Kebiasaan Merokok