Tindakan responden terhadap hasrat untuk berhenti merokok

sehingga banyak penelitian mengaitkan kebiasaan merokok juga dapat menjadi faktor pemicu kepada serangan jantung dan penyakit jantung koroner.

5.4.7. Tindakan responden terhadap hasrat untuk berhenti merokok

Berhenti merokok adalah suatu keputusan yang boleh dikatakan agak peribadi dan pengalaman yang berbeda bagi setiap individu. Sebahagian individu tidak menghadapi sebarang kesukaran untuk berhenti merokok tetapi berbeda bagi mereka yang sudah puluhan tahun lamanya menghisap rokok ditambah dengan menghisap batang rokok paling tidak 2-3 bungkus kotak rokok sehari. Pada hasil penelitian ini, didapatkan presentase 85,3 responden mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok sedangkan 14,7 responden lagi tidak mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok. Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang itu untuk berhenti merokok, diantaranya adalah individu yang sudah mengalami dampak dari bahaya merokok atau individu tersebut sudah mula mengerti bahayanya rokok terhadapat kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan presentase tertinggi yaitu 54,1 alasan atau sebab responden mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok adalah karena kebiasaan merokok mereka memperburukkan lagi kondisi kesehatan mereka. Hasil penelitian ini sesuai seperti yang diterbitkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012 dalam Buku Bunga Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya dimana setiap individu itu percaya bahwanya rokok dapat memperberatkan lagi konsisi kesehatan serta menyebabkan penyakit berat seperti stroke, serangan jantung, kanker paru, PPOK, kelahiran prematur dan impotensi. Dalam proses menghentikan kebiasaan merokoknya, para pencandu rokok akan menggunakan berbagai macam cara diantaranya mengikuti terapi atau mengambil langkah mandiri yang mereka merasakan mudah bagi mereka untuk berhenti merokok. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan cara berhenti merokok dengan mengurangi hisapan batang rokok setiap hari dengan jumlah presentase yang tinggi yaitu 74,3. Ini menunjukkan responden dengan Universitas Sumatera Utara mengambil langkah mandiri dalam proses penghentian rokok adalah responden yang berusaha untuk menjadi diri sendiri, mampu membuat keputusan yang didasarkan atas pertimbangannya sendiri dan dapat bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya Ardini, R.F., Hendriani, W., 2012. Menurut beliau lagi, mengurangi hisapan batang rokok setiap hari adalah cara yang paling sulit dan membutuhkan waktu yang agak lama dimana diperuntukkan sekitar satu hingga dua tahun paling minimal. Tambahannya lagi, pada tiga bulan pertama, perokok harus dapat mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi sebanyak setengah bungkus rokok. Lima hingga tujuh bulan berikutnya, perokok harus dapat mengurangi konsumsi rokok sehingga tiga sampai lima batang sehari. Perokok yang ingin berhenti merokok secara mandiri harus mengamalkan cara hidup yang sehat, menghindarkan diri dari teman-teman yang perokok dan banyak melibatkan diri dalam kegiatan luar. Walaubagaimana pun, keberhasilan cara yang untuk berhenti merokok tergantung pada hasrat dan cara setiap individu. Pada hasil penelitian ini, didapatkan kesemua responden gagal dalam merealisasikan hasrat mereka untuk ingin behenti merokok. Hal ini boleh terjadi atas dua sebab yaitu karena pengaruh dari teman yang perokok dengan presentase 35,8 dan niat ‘terakhir’ untuk berhenti merokok tidak bertahan lama dengan presentase 34,9. Menurut Ardini, R.F. dan Hendriani, W. ada beberapa faktor yang boleh menghambat seseorang untuk berhenti merokok diantaranya adalah niat dan keyakinan perokok yang tidak menentu, pengaruh dari teman yang merokok dan lingkungan yang terpapar dengan asap rokok. Niat dan keyakinan yang tidak menentu adalah seperti perokok merasakan walaupun dia mengurangi hisapan batang rokok per hari tetapi dia tetap merasakan dirinya seperti sediakala, tidak menunjukkan perubahan sehinggakan mereka merasa perbuatan mengurangi hisapan batang rokok itu adalah percuma sahaja. Pengaruh teman yang perokok merupakan faktor utama dalam penghambatan proses penghentian rokok. Hal ini berlaku karena, teman yang perokok ini sering mencabar dengan cara menawarkan rokok gratis kepada si perokok yang ingin berhenti merokok, merokok didepan si perokok yang ingin Universitas Sumatera Utara berhenti serta memujuk untuk merokok bersama sehinggakan hasrat untuk ingin berhenti merokok akhirnya musnah. Selain itu, perokok yang terpapar dengan asap rokok di sekitar lingkungan perokok yang ingin berhenti merokok juga boleh menyebabkan hasrat untuk berhenti merokok mereka gagal. Hal ini karena sebelumnya si perokok ini sudah terbiasa dengan asap rokok dan cuba menghindarinya. Apabila sering terpapar dengan asap rokok, ini akan menyebabkan mereka mengimbau kembali kecanduan rokok dan akhirnya mereka akan mula menghisap rokok kembali. Walaubagaimanapun, hasil penelitian ini menunjukkan terdapat segelintir responden yang tidak mempunyai hasrat untuk ingin berhenti merokok dan ini diwakili dengan presentase sebanyak 14,7. Terdapat beberapa alasan yang dikemukan oleh responden secara wawancara apabila ditanya mengapa tidak mempunyai hasrat untuk berhenti merokok. Alasan yang diberikan adalah mereka merasakan rokok ini adalah satu kebutuhan seharian dalam hidup mereka dan kebiasaan merokok mereka sama sekali tidak menggangu aktiviti harian. Hal ini mungkin terjadi karena responden merasakan jika mereka berhenti merokok, mereka akan kehilangan nikmat ketenangan serta merasa beban yang harus dipikul.

5.4.8. Kesan jangka pendek dan jangka panjang daripada kebiasaan merokok responden