Pengetahuan responden terhadap rokok

menyatakan pengaruh lingkungan yaitu teman banyak memainkan peranan dalam hidup mereka. Responden yang memberikan sebab dan alasan merokok karena tidak mempunyai masalah mencatatkan jumlah tertinggi. Apabila diwawancara ke responden atas alasan yang diberikan, mereka menjawab kebiasaan merokok mereka ini sama sekali tidak menjejaskan aktiviti seharian mereka serta merokok itu sudah menjadi kebutuhan bagi mereka. Hal ini mungkin terjadi karena responden tidak merasakan bebanan dalam mengeluarkan jumlah uang yang sedikit untuk membeli rokok. Selain itu, responden mungkin merasakan merokok ini dapat memberikan ketenangan minda kepada mereka sehingga ianya menjadi satu kebutuhan harian. Mohammad Sadli 2010 juga mempunyai pendapat yang sama yaitu kebanyakkan perokok merasakan merokok dapat memberikan ketenangan minda dan juga turut memberikan rasa beban yang ditanggung menjadi ringan. Tambahan lagi, responden juga mungkin terpengaruh dengan teman yang perokok dimana mereka sering berganti-gantian membeli rokok sewaktu bertemu di café-café atau rumah makan.

5.4.6. Pengetahuan responden terhadap rokok

Istilah “Rokok membahayakan kesehatan dan boleh membawa maut” hangat diperkatakan di media massa serta dipaparkan juga informasi tersebut di kotak rokok. Namun, masih ramai yang tidak menghiraukan atau mengambil sikap tidak peduli terhadap informasi kesehatan tersebut. Ini dibuktikan dengan hasil penelitian ini, dimana kesemua responden tahu bahwa rokok adalah bahaya terhadap kesehatan tubuh. Hal ini mungkin terjadi karena informasi tentang bahayanya rokok terhadap kesehatan yang disampaikan tidak menyeluruh dari semua aspek seperti aspek kesehatan, saspek sosiobudaya dan aspek sosioekonomik. Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Universitas Sumatera Utara Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Rokok diperbuat daripada pelbagai campuran bahan kimia dan daun tembakau yang kemudiannya dikeringkan, ini bererti seseorang yang menghisap sebatang rokok akan mengisap lebih dari 4.000 macam racun diantaranya bahan radioaktif polonium-201 dan bahan bahan yang digunakan dalam cat acetone, pencuci lantai ammonia, racun serangga DDT, gas beracun hydrogen cyanide, tar, nikotin dan sebagainya Prasetya, L.D., 2012. Bagaimanapun, racun paling penting adalah tar, nikotin dan karbon monoksida yang terkandung dalam rokok. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan pengetahuan responden mengenai isi kandungan rokok yang utama banyak mengatakan nikotin dengan presentase 85 dan tar hanya 23 . Hal ini mungkin terjadi karena hanya kandungan nikotin dan tar sahaja yang dipaparkan kuantitinya di bahagian tepi kotak rokok. Dari sudut pengetahuan responden mengenai zat kimia rokok yang utama, jumlah presentase tertinggi menunjukkan 91,7 mengatakan nikotin adalah zat kimia yang utama yang terkandung dalam rokok. Ini didukung lagi dengan penelitian Prasetya, L.D., 2012 yang turut menyebutkan nikotin adalah seperti najis dadah heroin, amfetamin dan kokain dimana nikotin bertindak balas di dalam tubuh dan memberikan kesan kepada sistem mesolimbic yang menjadi punca ketagihan. Ketagihan ditunjukkan dengan gejala gian tolerans dan tarikan yang sama seperti dadah. Menurut Sadli, M. dan Riantirtando, R., 2010, nikotin dapat menggangu sistem saraf simpatis dengan meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Akibatnya, nikotin akan menyebabkan kondisi takikardi kepada perokok dimana jantung perokok akan cuba mengepam lebih laju bagi memenuhi kebutuhan oksigen miokard. Oleh itu, secara tidak langsung nikotin juga dapat merangsang peningkatan tekanan darah dan sekaligus menjadi pemicu bagi penyakit hipertensi pada perokok. Tambahanya lagi, nikotin boleh mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit pengumpalan pada dinding pembuluh darah Universitas Sumatera Utara sehingga banyak penelitian mengaitkan kebiasaan merokok juga dapat menjadi faktor pemicu kepada serangan jantung dan penyakit jantung koroner.

5.4.7. Tindakan responden terhadap hasrat untuk berhenti merokok