hanya 1 orang 0,9 responden yang merasakan tidak mudah bagi anak dibawah 18 tahun mendapatkan rokok. Sebanyak 89 81,7 orang responden mengatakan
alasan anak dibawah usia 18 tahun mudah mendapatkan rokok di lingkungan mereka adalah karena tidak ada tindakan tegas ke atas penjual yang menjual rokok
pada mereka sedangkan 11 orang 10,1 responden lainnya mengatakan harga penjualan rokok yang murah dan mudah untuk didapatkan. Selain itu, sebanyak 8
orang 7,3 responden mengatakan kemudahan untuk anak dibawah usia 18 tahun mendapatkan rokok adalah karena penjual hanya mementingkan
keuntungan manakala hanya 1 orang 0,9 responden mempunyai pendapat yang lain.
5.4. Pembahasan
5.4.1. Variable usia, status pernikahan, pendidikan terakhir dan pekerjaan responden
Gambaran kebiasaan merokok di kalangan perempuan muda pada penelitian ini dilakukan di Kota Medan yang mencakupi 4 variable yaitu usia,
status pernikahan, pendidikan terakhir dan pekerjaaan. Pada penelitian ini diberikan lembar kuesioner yang mengandungi 25 pertanyaan mengenai riwayat
merokok responden, kebiasaan merokok responden serta pendapat responden tentang rokok.
Pada teori pengambilan sampel, dihitungkan jumlah sampel yang perlu diambil adalah 100 sampel, tetapi pada perhitungan sampel diambil 10 lebih
dari pengiraan sampel untuk relevensi yaitu terkumpulnya data responden sebanyak 109 orang responden. Oleh itu, dari awal telah dicadangkan untuk
pengambilan sampel yang lebih supaya jika terjadinya sampel hilang atau tidak memenuhi syarat penentuan sewaktu dijalankan penelitian, ianya dapat mewakili
presentatif penelitian. Tambahan pula, penelitian ini tidak membutuhkan belanja yang banyak atau waktu yang lama dalam pencarian sampel.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini didapatkan, kelompok usia perempuan muda yang merokok menunjukkan bahwa kelompok usia diantara 15 – 24 tahun mencatatkan
presentase yang tinggi yaitu 57,8 responden daripada 109 responden dibandingan dengan kelompok usia lainnya. Hasil ini sesuai seperti apa yang
dijumpai dalam penelitian yang dilakukan oleh Global Adults Tobacco Survery GATS Indonesia, 2011 yang turut mencatatkan jumlah yang tinggi karena
perempuan di usia muda lebih cenderung terpengaruh dengan sosiobudaya merokok di Indonesia. Menurut Ali.M 2010 perkembangan remaja di usia muda
banyak dipengaruhi oleh rasa ingin tahu yang tinggi sehingga perasaan ini mendorong mereka ingin bertualang, menjelajah ke suatu tempat dan mencoba
sesuatu yang baru atau yang belum pernah di coba. Menurut hasil penelitian responden dengan pendidikan terakhir yaitu
kelompok lulusan SMA dan pelajarmahasiswi juga mencatatkan presentase tertinggi yaitu 48,6 orang dan 36,7 orang responden bagi masing-masing
kelompok. Ini sesuai dengan hasil penelitian GATS, 2011 dimana kelompok ini juga mencatat presentase yang tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang
lain. Responden yang belum menikah dan mempunyai kebiasaan merokok mencatatkan jumlah tertinggi dengan diwakili presentase sebanyak 62,4. Data
ini tidak sesuai seperti yang tercatat di GATS, 2011 dimana kebanyakkan perokok perempuan itu terdiri daripada wanita yang sudah bernikah. Hal ini mungkin
terjadi karena perempuan yang sudah bernikah lebih cenderung untuk mempunyai masalah dan tekanan daripada ahli keluarga mereka jika dibandingkan dengan
mereka yang belum menikah.
5.4.2. Riwayat merokok responden