Pisang Mangga
Nenas Apel
Pepaya Salak
Rambutan 2,4
1,8 2,8
1,2 4,7
4,2
1,12 Terong
Wortel Bayam
Buncis Daun singkong
Kacang panjang Semangka
2,5 3,3
2,5 6,6
4,2 3,7
1,8
Sumber: Sukardi, K, L.S. Nofi dan E.D. Anugrahati. Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan Penukar. 1997 dalam Penuntun Diet edisi Baru 2006
2.6.2 Konsumsi Serat
Pada era globalisasi seperti saat ini, serat kurang mendapat perhatian serius dalam pemenuhannya. Berawal dari rendahnya konsumsi sayuran dan buah-
buahan pada penduduk indonesia menjadi penyebab rendahnya pemenuhan kecukupan serat. Banyaknya makanan cepat saji yang beredar ditengah-tengah
masyarakat yang rendah serat, jajanan yang tidak sehat apabila tidak diimbangi dengan konsumsi sayur, buah, serta tidak terpenuhinya kecukupan serat, jika
dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
Serat harus dikonsumsi dengan bijak dalam jumlah yang sesuai dengan yang dianjurkan. Menghindarkan diri dari makanan cepat saji saat ini merupakan
sesuatu yang cukup sulit untuk dilakukan, namun bukanlah suatu hal yang tidak mungkin kita tetap bisa mempertahankan kesehatan kita, diantaranya adalah
dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang, banyak mengonsumsi sayur dan buah yang juga mengandung
serat yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi berbeda pada masing-masing usia sesuai dengan kebutuhannya. Anak usia
Universitas Sumatera Utara
prasekolah sendiri dianjurkan untuk mengonsumsi serat sebesar 22gr dalam sehari.
2.6.3 Dampak Kekurangan dan Kelebihan dalam Mengonsumsi Serat
Telah lama diduga adanya hubungan konsumsi makanan yang mengandung serat dengan kesehatan tubuh manusia. Jumlah asupan serat
makanan yang sesuai dengan kebutuhan dapat membantu mencegah bahkan menyembuhkan beberapa macam penyakit berbahaya. Serat makanan sebaiknya
diperoleh dari sumber makanan alami dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh secara seimbang dan berkesinambungan.
Serat baik untuk kesehatan karena: 1. Membuat perut terasa lebih kenyang
2. Membantu menurunkan glukosa darah 3. Membantu menurunkan lemak darah
4. Melancarkan buang air besar Almatsier menyebutkan bahwa dalam standar makanan khusus,
pengaturan konsumsi serat dinamakan diet serat tinggi yang diberikan kepada pasien konstipasi penyakit dan divertikulosis. Hal ini menunjukkan bahwa serat
harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dianjurkan. Terdapat dampak tertentu apabila serat dikonsumsi dalam jumlah kurang ataupun
lebih. Secara garis besar, resiko kekurangan dan kelebihan mengonsumsi serat makanan dalam perut diuraikan sebagai berikut:
Kerugian yang terjadi akibat kekurangan serat makanan, sebagai berikut: 1. Tekstur dan struktur tinja menjadi keras, padat, dan berbutiran kecil-kecilan.
Universitas Sumatera Utara
2. Susah buang air besar atau konstipasi 3. Dinding usus menjadi mudah luka dan mudah terinfeksi
4. Meningkatkan gerak peristaltik usus secara berlebihan, 5. Mendatangkan beragam jenis penyakit mematikan, seperti kanker kolon,
penyakit gula darah, infeksi difertikula, jantung koroner, stoke, tekanan darah tinggi, dan penyempitan pembuluh darah
Beberapa kerugian yang akan terjadi dalam kelebihan mengonsumsi serat, diantaranya:
1. Dehidrasi 2. Peningkatan jumlah gas yang dihasilkan oleh mikroorganisme berbahaya
dalam usus besar 3. Menurunkan kemampuan sel usus dalam menyerap vitamin larut lemak, dan
vitamin larut air, sehingga jumlah vitamin tersebut didalam tubuh menjadi berkurang.
4. Menghambat ketersediaan asam empedu dan beberapa enzim yang dibutuhkan dalam proses pencernaan sehingga dapat mengganggu
ketersediaan lemak dan protein. 5. Menurunkan ketersediaan mineral.
Pada anak usia prasekolah sendiri masalah kesehatan yang terjadi akibat kurang dalam mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sebagai sumber surat
diantaranya adalah kejadian konstipasi sembelit, susah buang air besar, dan tidak teratur dalam buang air besar. Perlu adanya perhatian khusus dalam mengonsumsi
makanan, seperti sayuran dan buah-buahan yang menjadi sumber serat. Karena
Universitas Sumatera Utara
konsumsi serat yang berlebihan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Sehingga serat harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup.
2.6.4 Sumbangan Serat Sayur dan Buah Terhadap Kecukupan Serat