Keteladanan Pembiasaan INTERNALISASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ISLAMI DI KALANGAN SANTRI KALONG PONDOK PESANTREN MIFTAHUSSALAM BANYUMAS

3. Keteladanan

Abdurrahman an-Nahlawi menyatakan bahwa dalam pandangan psikologi akhlak manusia dalam perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh identifikasi dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain. 66 Sebagai bagian yang ikut menentukan dalam proses internalisasi nilai-nilai kedisiplinan, keteladanan dilakukan oleh pihak-pihak non santri, pihak yang dimaksud adalah asatiz, kepala madrasah dan karyawan. Asatiz dan kepala madrasah telah menunjukkan perilaku-perilaku dan sikap yang otomatis akan menjadi teladan bagi santri karena memang asatiz dan kepala sekolah merupakan pihak yang patut untuk diteladani. Di Pondok Pesantren Miftahussalam Banyumas telah menunjukkan usaha yang serius dalam aspek peneladanan ini. Pihak-pihak non santri yakni kepala madrasah, asatiz dan karyawan semuanya berperilaku atau bersikap dengan perilaku atau sikap yang layak untuk diteladani. Peneladanan tersebut menunjukkan adanya kekompakan, terutama dari kepala madrasah yang akan menjadi teladan bagi dewan asatiz, karyawan dan santri. Kekompakan peneladanan tersebut akan memberikan sebuah sinergi keteladanan untuk para santri. Keteladanan sebagai bagian penting pendidikan nilai sebagaimana telah disinggung dalam bagian terahulu bahwa keteladanan merupakan 66 M. Selamet Untung. 2005. Muhammad Sang Pendidik. Semarang: Pustaka Rizki Putra. h. 162. merupakan inti dari metode pendidikan Nabi Muhammad saw. yang terlihat dalam al-Quran surat al-Ahzab surat ke33 ayat 21.                  Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. ” QS. Al-Ahzab, 33 : 21 67

4. Pembiasaan

Selain aspek keteladanan yang akandapat dijadikan referensi untuk berbuat atau bertindak oleh santri ketika berada dalam suatu keadaan yang sesuai dengan keadaan yang pernah dilihatnya, santripun memerlukan pembiasaan untuk dapat sampai pada pemilikan karakter Islami. Aspek pembiasaan yang diterapkan di Pondok Pesantren Miftahussalam Banyumas menunjukkan adanya kesadaran bahwa pendidikan, terlebih internalisasi nilai- nilai kedisiplinan dalam pembentukan karakter Islami bukanlah sesuatu yang bersifat instan, tetapi sesuatu yang membutuhkan proses dan waktu. Pembiasaan tersebut meliputi pembiasaan yang terjadi dalam diri peserta didik dan pembiasaan yang terjadi pada diri santri melalui keberadaan lingkungan madrasah. 67 YPP, Depag RI. 1995. Al Quran dan Terjemahan. Semarang: PT. Karya Toha Putra. h. 670 Pembiasaan pada bagian pertama akan lebih banyak berpengaruh terhadap sikap dan perilaku santri. Santri akan terbiasa berpenampilan rapi, terbiasa menjaga kebersihan, terbiasa mamatuhi peraturan, terbiasa shalat berjamaah dan lain-lain. Sedangkan pembiasaan pada bagian kedua akan lebih banyak berpengaruh terhadap lingkungan santri masing-masing. Santri juga akan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dengan lingkungan madrasah sebagai lingkungan yang selalu ditemui santri sehari- harinya. Santri yang telah terbiasa dengan aspek-aspek yang telah diupayakan pembiasaannya dimadrasah, akan dapat menjadikan peserta didik merasakan manfaat dari adanya pembiasaan tersebut, baik yang berhubungan dengan sikap dan perilaku maupun lingkungan madrasah. Bila pembiasaan tersebut telah menjadi karakter dan tradisi santri hal itu akan menjadi sesuatu yang lebih berarti bagi santri, karena santri bukan hanya sadar akan nilai-nilai yang terkandung dalam aspek-aspek yang telah diupayakan pembiasaannya tersebut serta mengetahui manfaatnya tetapi santri juga merealisasikannya. Pembiasaan tersebut, akan dapat mewujudkan terjadinya pendidikan moral pada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. Kaitannya dengan hal ini, ahli pendidikan A.S. John Dewey menyatakan bahwa pendidikan moral terbentuk dari proses pendidikan dalam kehidupan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. 68

B. Kedisiplinan dalam Perkembangan Individu

1. Pengertian Kedisiplinan