commit to user
xxviii
pertumbuhan perusahaan. Keputusan tersebut akan mempunyai pengaruh yang menentukan nilai perusahaan. Dan pada umumnya perusahaan membayarkan
dividen dalam bentuk tunai, dan karena kebijakan ini akan mempengaruhi kebijakan pengeluaran perusahaan maka keputusan ini harus dilakukan dengan
hati-hati dan juga harus melibatkan para pemegang saham melalui RUPS.
1. Dividend
a. Pengertian Dividen
Ang 1997 menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan retained earning yang ditahan
sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen merupakan bagian keuntungan dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Berdasarkan atas
hubungan dengan tahun buku, menurut Ang 1997 dividen dapat dibedakan menjadi dua jenis :
1 Dividen Interim : merupakan dividen yang dibayarkan oleh perseroan antara satu tahun buku dengan tahun buku berikutnya atau antara dividen final satu
dengan dividen final berikutnya. Dividen ini dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun.
2 Dividen Final : merupakan dividen hasil pertimbangan setelah penutupan buku dengan tahun buku sebelumnya yang dibayarkan pada tahun buku
berikutnya. Pada dividen ini juga memperhitungkan dan mempertimbangkan hubungan antara dividen final dengan dividen interim yang telah dibayarkan
untuk tahun buku tersebut.
commit to user
xxix
Menurut Ang 1997, berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, dividen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1 Dividen tunai cash dividend: merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Nilai suatu dividen tunai tentunya sesuai dengan nilai tunai
yang diberikan. Tujuan diberikannya dividen tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek.
2 Dividen saham stock dividend: merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Tujuan pemberian dividen saham
adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Di samping itu pemberian dividen saham juga karena memperhatikan likuiditas keuangan
perusahaan.
b. Kebijakan Dividen
Perusahaan dan pemegang saham mempunyai kepentingan yang berbeda dalam memperlakukan laba bersih setelah pajak earning after tax. Perusahaan
yang diwakili oleh manajemen menginginkan laba tersebut ditahan untuk diinvestasikan kembali sedangkan para pemegang saham lebih menginginkan laba
tersebut dibagikan dalam bentuk dividen. Dua kepentingan yang berbeda dalam memperlakukan laba setelah pajak ini sering menimbulkan konflik antara
manajemen dengan pemegang saham sehingga perlu adanya suatu kebijakan yang mengatur tentang pembagian dividen.
Ketika memutuskan berapa banyak uang kas yang harus dibagikan kepada pemegang saham, manajer keuangan harus ingat bahwa tujuan perusahaan adalah
commit to user
xxx
memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga, rasio pembayaran dividen adalah target payout ratio yang didefinisikan sebagai persentase dari laba bersih
yang harus dibayarkan sebagai dividen tunai. Jika perusahaan menaikkan rasio pembayaran maka akan mengakibatkan harga saham naik. Namun, jika dividen
tunai meningkat, makin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi, sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan rendah untuk masa yang akan datang dan
hal ini akan menekan harga saham. Jadi, setiap perubahan dalam kebijakan pembagian akan mempunyai pengaruh yang saling bertentangan. Dengan
demikian, kebijakan dividen yang optimal optimal dividen policy perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan
pertumbuhan di masa mendatang yang memaksimumkan harga saham.
c. Teori Kebijakan Dividen