commit to user
40 2 Meningkatkan rasa percaya diri
3 Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian
4 Memperbaiki hubungan antar kelompok Berdasarkan pendapat dan uraian di atas pembelajaran kooperatif
adalah proses
pembelajaran dimana
aktivitas belajar
siswa secara
berkelompok yang teratur, saling bekerjasama, adanya pertukaran informasi, bertanggung jawab pada kelompok dan diri sendiri untuk mencapai tujuan
bersama.
d. Students Teams Achievement Divisions STAD
Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan- kawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana
dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Slavin 2008: 13 mengatakan “STAD lebih merupakan metode umum dalam mengatur
kelas daripada metode komprehensif dalam mengerjakan mata pelajaran tertentu”. Guru menggunakan pelajaran mereka sendiri dan materi-materi
lain”. Menurut Mohamad Nur 2005: 20 “Metode pengajaran STAD
merupakan metode yang berdasarkan pada teori belajar konstruktivisme yang berdasarkan pada teori belajar kognitif”. Ide pokok teori konstuktivisme
adalah peserta didik secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran merupakan kerja mental dan bukanlah menerima pelajaran
secara pasif. Dalam kerja mental peserta didik ini, pendidik memegang peranan penting dengan cara memberi dukungan, tantangan berpikir, namun
tetap merupakan kunci pembelajaran. Menurut teori ini peserta didik akan lebih mudah menemukan dan mengerti akan konsep-konsep yang sulit jika
mereka dapat membicarakan dan mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Penelitian Armstrong 2008 menyebutkan penerapan metode STAD cocok untuk jadwal pelajaran yang kompleks, yaitu :
commit to user
41 The STAD technique was easy to implement and administer and was
particularly suited a block schedule timetable fewer classes with larger amounts of time during the day. Metode STAD mudah untuk diterapkan
dan dilaksanakan dan sangat cocok untuk jadwal pelajaran yang kompleks sedikit kelas dengan jam pelajaran yang lebih lama dalam
sehari.
Menurut Slavin 2008: 143-146 menyebutkan “STAD terdiri atas lima komponen utama: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual,
rekognisi tim”. Secara umum STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu:
1 Presentasi Kelas Bahan ajar dalam STAD mula-mula diperkenalkan melalui
presentasi kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau suatu ceramah-diskusi yang dilakukan guru.
2 Kerja Tim Tim tersusun dari empat atau lima siswa yang mewakili
heterogenitas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku. Fungsi utama tim adalah menyiapkan anggotanya agar berhasil menghadapi kuis.
Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul untuk mempelajari LKS atau bahan lain. Ketika siswa mendiskusikan masalah
bersama dan membandingkan jawaban, kerja tim yang paling sering dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan apabila teman sesama tim
membuat kesalahan. Kerja tim tersebut merupakan ciri terpenting STAD. Pada setiap saat, penekanan diberikan pada anggota tim agar melakukan
yang terbaik untuk timnya. 3 Kuis
Setelah satu sampai dua periode presentasi guru dan satu sampai dua periode latihan tim, para siswa dikenai kuis individual. Siswa tidak
dibenarkan saling membantu selama kuis berlangsung. Hasil ini menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami bahan
ajar tersebut.
commit to user
42 4 Skor Kemajuan Individu
Setiap siswa dapat memberikan poin maksimum kepada timnya dalam sistem penskoran, namun tidak seorang siswa pun dapat melakukan
seperti itu tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Poin kemajuan siswa berdasarkan skor kuis yang didikumpulkan siswa dalam
Slavin 2008: 159 sebagai berikut:
Skor Kuis Poin Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
10 - 1 poin di bawah skor awal 10
skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna terlepas dari skor awal 30
5 Penghargaan Tim Tim dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila
skor rata-rata mereka melampaui kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan 20 dari peringkat tim. Tiga macam
penghargaan diberikan pada rekognisi tim. Ketiga penghargaan tersebut didasarkan pada rata-rata skor tim dalam Isjoni 2009: 54 sebagai berikut.
Kriteria Rata-rata Tim Penghargaan
15 TIM BAIK
20 TIM HEBAT
25 TIM SUPER
Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif STAD mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1 Guru menyampaikan materi pelajaran. 2 Para siswa didalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana
masing-masing kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya prestasinya.
3 Guru membagikan materi yang berbeda pada masing-masing kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling
commit to user
43 membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui
tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. 4 Masing-masing kelompok mempersentasikannya di depan kelas.
5 Tanggapan dari masing-masing kelompok. 6 Guru memberikan tanggapan dan penegasan dan tiap kelompok diberi skor
atas penguasaan terhadap materi pelajaran, serta kepada siswa secara individual
atau kelompok
yang memperoleh
prestasi tinggi atau
memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah salah satu cara yang dipilih dan digunakan guru untuk memperbaiki pembelajaran, merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yang dipandang
paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki lima komponen tahapan utama, yaitu: penyajian materi, kerja kelompok, tes individu,
penghitungan skor kemajuan individu, dan pemberian penghargaan kelompok. Kesimpulan pelaksanaan tipe STAD melalui tahapan sebagai berikut:
a. Penjelasan materi pelajaran; b. Diskusi atau kerja kelompok belajar;
c. Validasi oleh guru; d. Evaluasi tes;
e. Menentukan nilai individu dan kelompok; f.
Penghargaan individu atau kelompok; Didalam penggunaan system pembelajaran pada proses belajar
mengajar tentu akan didapat kelebihan dan kelemahan diantaranya sebagai berikut:
1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD: a. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
b. Melatih kerjasama dengan baik. 2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD:
a. Anak yang kurang aktif mengalami kesulitan. b. Membedakan siswa.
commit to user
44
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian relevan yang dilakukan dengan pendekatan kooperatif terutama sistem STAD yang ternyata sangat efektif untuk membantu
siswa dalam penguasaan konsep. Antara lain: 1. Edi Susanto 2009 dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi
Globalisasi Dengan Model Cooperative Learning Metode STAD Pada Pembelajaran IPS Kelas VI SD Negeri Kudaile 06 Tahun Pelajaran
20092010. Hasil penelitian dengan kesimpulan: Metode Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD terbukti dapat meningkatkan pemahaman
materi globalisasi siswa kelas VI. Persamaan antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian ini adalah penggunaan model yang
sama yaitu
model kooperatif
tipe STAD,
yang sudah
terbukti meningkatkan pemahaman materi Globalisasi pada mata pelajaran IPS.
Sedangkan perbedaannya meliputi: Subjek dan objek penelitian, tahun pelaksanaan, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
2. Sri utami 2008 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD dalam meningkatkan prestasi
belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 20082009. Mendapatkan hasil bahwa
prestasi belajar IPS siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Persamaan antara penelitian yang
dilakukan penulis dengan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran yang sama yaitu model kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran IPS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Sebelum tindakan prosentasi pencapaian SKBM rata-rata nilai ulangan harian
42,83, sedangkan rata-ratanya setelah tindakan berdasarkan daya ingatan siswa pada siklus I 70,22 dan siklus II mencapai 77,61.
3. Abu Ali Mayuri 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Students Team Achievement Divisions STAD Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sewurejo Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar