78
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sejarah Penerbit-Percetakan Kanisius tidak dapat lepas dari sejarah perjalanan Gereja Katolik di Indonesia serta sejarah perjuangan Indonesia dari
masa ke masa, sejak jaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru sampai jaman reformasi ini.
Pada tanggal 31 Agustus 1918 di Muntilan didirikan Canisius Vereniging atau perkumpulan Kanisius. Perkumpulan ini memperoleh
pengesahan dari pemerintah Belanda yang pada waktu itu menguasai Indonesia pada tanggal 21 Oktober 1918 di Cipanas. Yayasan ini diketuai oleh
Pastor J. Hoeberech SJ yang pada waktu itu menjabat sebagai Superior Missonis Serikat Jesus, sedangkan Pastor Fans Van Lith SJ menjadi sekretaris
yayasan ini. Yayasan Kanisius didirikan dengan tujuan untuk menyelenggarakan
sekolah. Sampai pada tahun 1926, sekolah yang dikelolah oleh Yayasan Kanisius berjumlah 74, semuanya merupakan sekolah tingkat dasar.
Seiring berkembangnya karya pendidikan pada waktu itu, pada tanggal 26 Januari 1922, pemimipin Karya Misi Katolik di Jawa Te ngah, yakni Pastor
J. Hoeberechst SJ, mendirikan sebuah percetakan sederhana di Yogyakarta dengan nama Canisius Drukkeerij. Pada awal berdirinya Penerbit- Percetakan
Kanisius memiliki tujuan untuk melayani gereja Katolik Indonesia, khususnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sekolah-sekola h Katolik milik yayasan Kanisius. Misalnya pada waktu itu mengadakan barang-barang cetakan untuk gereja dan sekolah Katolik dengan
harga murah, menyediakan pekerjaan bagi orang Jawa yang untuk mendapat sedikit keuntungan untuk ikut serta menjalankan sekolah-sekolah Katolik yang
diselenggarakan yayasan Kanisius. Pada permulaan operasinya, manajemen Penerbit-Percetakan Kanisius
dipercayakan kepada bruder-bruder FIC yang berasal dari Belanda dan datang ke Jawa untuk menjalankan misinya pada tahun 1922. Bruder FIC yang
pertama kali memimpin Penerbit-Percetakan Kanisius adalah Br. Bellinus FIC 1922-1930, kemudian pada tahun 1930 digantikan oleh Br. Bertinus FIC
1930-1933, dan pada tahun 1933 digantikan oleh Br. Baldewinus FIC yang memimpin sampai tahun 1965.
Pada tahun 1946 ketika ibu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta, Penerbit-Percetakan Kanisius dipercaya untuk
mencetak ORI Oeang Repoeblik Indonesia. Pada tahun 1950, Kanisius selain sebagai percetakan, juga menjadi
penerbit. Pada waktu itu Kanisius menerbitkan buku rohanidoa dan buku-bulu sekolah. Sampai pada akhir tahun 60-an buku-buku terbitan Kanisius
digunakan di seluruh penjuru tanah air dan mempunyai peran yang besar dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Mulai saat itulah Penerbit-
Percetakan Kanisius tidak membatasi diri hanya melayani Gereja Katolik dan sekolah-sekolah Kanisius, tetapi terbuka bagi masyarakat luas. Saat itu
merupakan periode baru untuk pertumbuhan dan perkembangan Penerbit- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Percetakan Kanisius. Br. Jacobus melakukan reorganisasi terhadap Penerbit- Percetakan Kanisius, dengan memisahkan antara penerbit dan percetakan.
Pada buan Januari 1967, Pater J. Lampe SJ ditunjuk oleh pimpinan Provinsi Indonesia Serikat Jesus sebagai direktur dengan tugas pokok
memindahkan Penrbit-Percetakan Kanisius ke daearah operasi baru yang dibeli pada tahun 1952. Tugas tersebut dapat terlaksana pada bulan agustus
1969, dengan pemindahan unit jilid dan unit cetak ke bangunan baru di Jl. Cempaka No. 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Selanjutnya pada
tahun 1983 unit Typeseetting dan unit Repro pindah ke lokasi baru tersebut. Sampai tahun 1987 yaitu diusianya yang ke-65, idealisme Penerbit
Percetakan Kanisius belum terumuskan dalam kalimat yang mudah terbaca dan dimengerti oleh publik. Komitmen penerbit-Percetakan Kanisius adalah
buku-buku bacaanpelajaran yang diterbitkan adalah buku-buku yang baik, berguna, terjangkau harganya. Baru pada tahun 1987, Kanisius merumuskan
idealismenya bersama dengan De Vries, seorang konsultan manajemen dari Belanda, kedalam misi sebagi berikut:
“Dengan jiwa Kristiani, Kanisius melayani Gereja dan Bangsa dengan buku-buku bacaanpelajaran yang baik, berguna dan terjangkau, dengan
suasana dan syarat kerja yang memadai serta sehat dan mandiri secara financial”.
Pada tahun 1990, dalam Serikat Jesus terjadi perubahan kebijakan yang berkaitan dengan usaha dan perhatian dalam penanganan karya-karya
yang ditangai Serikat Jesus seluruh dunia. Serikat Jesus di Indonesia juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
ingin berkonsentrasi pada karya-karya yang menjadi perutusannya dan menyerahkan karya-karya pada awam. Menurut hasil penetapan Kongregasi
Jendral ke-34, Serikat Jesus seluruh duniah berniat untuk memberikan perhatian pada karya-karyanya yang khas. Kebijakan ini mangharuskan Pater
J. Lampe S.J dan Pater Th. Hendriks SJ yang membantunya harus meninggalkan Penerbit Percetakan Kanisius.
Sejak tahun 1993 tapuk pimpinan Penerbit Percetakan Kanisius diserahkan kepada awam yang telah lama dipersiapkan pendahulunya. Bapak
Drs. E. Surono, MM. adalah orang yang diberi kepercayaan untuk memimpin dan mengembangkan Penerbit-Percetakan Kanisius untuk masa- masa
mendatang, bersama tujuh manajer yang menjadi koleganya. Seiring perkembangan jaman rumusan misi yang telah ada dirasa
memerlukan beberapa penyesuaian. Menjelang ulang tahun Perbit-Percetakan Kanisius ke-75 menyelenggarakan semacam lokakarya bagi fungsionaris
Penerbit-Percetakan Kanisius dengan dipandu oleh Romo A. Djitapandriya SJ untuk merumuskan kembali visi dan misinya. Visi dan misi Penerbit-
Percetakan Kanisius dirumuskan kembali sebagi berikut: Visi : “Penerbit-Percetakan Kanisius melibatkan diri pada pembangunan
bangsa dalam persaudaraan sejati demi memperjuangkan keutuhan manusia dan ciptaan”
Misi : “Dengan jiwa Kristiani, Penerbit-Percetakan Kanisius, dalam konteks budaya yang berkembang, menyediakan multi media demi
pemberdayaan masyarakat dengan mutu kinerja dan hasil yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
terpercaya, mengutamakan relasi dalam hubungan etis dan saling menguntungkan, didukung semangat kerja sama, penghargaan dan
pengembangan sumber daya manusia, sarana-prasarana, dan keungan sesuai tuntutan usaha professional”.
Antara rumusan sebelumnaya dan rumusan yang baru terdapat kesamaan, yakni penyebut secara eksplisit “dengan jiwa kristiani” yang menjadi jiwa,
semangat, spritualitas, prespekrif Penerbit-Percetakan Kanisius dalam menjalankan misi realnya melalui dunia bisnis. Dalam rumusan yang baru
muncul kalimat “dalam konteks budaya yang berkembang, menyediakan multi media”, “kiblat kepada pelanggan dan hubungan etis”.
Saat ini tepat pada bulan Januari 2006, Penerbit-Percetakan Kanisius memasuki usia ke-84, dengan visi dan misi yang memiliki Penerbit-
Percetakan Kanisius berusaha terus berkembang mengikuti perkembangan jaman.
Penebit-Percetakan Kanisius pada awal berdirinya menempati sebuah bangunan kecil bekas gedung di kompleks sekolah milik “Bruderan Kidul
Loji”, pada tahun 1923 Penerbit-Percetakan Kanisius pindah ke bangunan baru seluas 200 m di Jl. Panembahan Senopati No. 16, kemudian pada tahun
1934 Penerbit-Percetakan Kanisius pindah ke kompleks gereja Kidul Loji seluas 1200 m di Jl. Panembahan Senopati 24.
Pada tahun 1965 Penerbit-Percetakan Kanisius membeli sebidang tanah di Jl. Cempaka No. 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Pada
83
tahun 1969 Penerbit-Percetakan Kanisius pindah ke lokasi tersebut dan menetap sampai sekarang.
Selain ruang produksi dan kantor saat ini Penerbit-Percetakan Kanisius juga memiliki ruang pamer showroom yang berlokasi di Jl. Cempaka No. 9
ini. Untuk memperlancar pemasaran, Penerbit Percetakan Kanisius memiliki dua kantor cabang yang masing- masing berlokasi di Jakarta dan Surabaya.
B. Struktur Organisasi Perusahaan