Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru

86 Rumus tersebut digunakan untuk menghitung sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing variabel. Tabel 24. Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif No Nama Variabel Bebas Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif 1 Motivasi Kerja 32,75 15,39 2 Kompetensi Profesional 67,25 31,61 Jumlah 100,00 47,00 Sumber: Data primer yang telah diolah lihat pada lampiran 6 Dari data di atas diketahui bahwa motivasi kerja memberikan sumbangan relatif sebesar 32,75 dan kompetensi profesional 67,25 sedangkan sumbangan efektif variabel motivasi kerja sebesar 15,39 dan variabel kompetensi profesional 31,61. Sumbangan efektif total sebesar 47,00 artinya secara bersama-sama X 1 dan X 2 memberikan sumbangan efektif sebesar 47,00 sisanya 53,00 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 di atas diketahui bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan hasil uji t diperoleh harga t hitung sebesar 4,455 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,671 pada taraf signifikansi 5 dengan koefisien determinan 0,284 sehingga dapat disimpulkan kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi kerja sebesar 28,4. Hasil penelitian yang disusun menunjukkan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru. Motivasi kerja yang tinggi akan 87 memberikan dorongan kuat bagi guru tersebut bekerja dengan baik sehingga menghasilkan kinerja yang maksimal sedangkan sedangkan motivasi kerja yang rendah menyebabkan gurukurang antusias dalam bekerja sehingga hasil kerja yang dicapai kurang masksimal. Berdasarkan pengamatan peneliti hal yang dapat membuat motivasi guru tinggi diantaranya: ada komunikasi yang baik antara guru dengan sesama rekan kerja yang dibuktikan adanya keakraban diantara mereka karena komunikasi yang baik dengan rekan kerja membuat guru merasa nyaman dalam bekerja Guru memiliki komitmen yang baik terhadap lembaga misalnya guru mempunyai tugas tambahan yang salah satunya adalah membimbing siswa yang akan mengikuti lomba mata pelajaran maupun lomba non akademik dengan harapan memperoleh juara, ini berarti guru memiliki tanggungjawab untuk mensukseskan visi dan misi sekolah. Guru siap dengan tugas yang diberikan kepala sekolah misalnya mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan guna peningkatan mutu dan profesionalisme. Sarana yang mendukung membuat guru semangat bekerja, misalnya tersedianya komputer disekolah membantu guru dalam menyelesaikan pekerjaan. Disisi lain hal yang dapat membuat guru kurang memiliki motivasi kerja misalnya: kurangnya perhatian yang diberikan kepala sekolah kepada guru yang memiliki prestasi kerja tinggi membuat guru merasa kurang dihargai atas usahanya. Hal ini didasarkan menurut teori yaitu upaya seseorang dalam bekerja didasari atas harapan untuk mencapai prestasi termasuk harapan atas penghargaan dari rekan kerja. 88 Dari uraian di atas menunjukan motivasi kerja yang dipengaruhi oleh faktor prestasi kerja, semangat kerja, hubungan dengan teman sejawat, dan lingkungan kerja hanya menyumbang 28,4 terhadap kinerja. Kemungkinan lain motivasi kerja juga dapat dipengaruhi oleh pemberian gaji yang memadai, kebijakan pimpinan, kesempatan untuk maju, pekerjaan itu sendiri atau bahkan kepuasan kerja pegawai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eliterius Sennen 2011 yang berjudul “Hubungan antara kualifikasi akademik, kompetensi dan motivasi kerja dengan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Langke Rembong Kabupatan Manggarai”. Dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru yang diperoleh dari analisis bahwa koefisien korelasi sebesar 0,4679 dan t hitung 13,164 t tabel 1,65.

2. Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru