Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kompetensi Profesional Secara Bersama-

90 telihat dari tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang dibuktikan dengan data empirik yaitu nilai tugas, nilai ulangan harian dan nilai ulangan semester. Aspek lain dalam kompetensi professional yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja guru adalah pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Guru perlu melaksanakan refleksi pembelajaran secara rutin. Hal ini dimaksudkan agar guru mengetahui aspek-aspek apa saja yang masing kurang dalam proses belajar mengajar diperiode sebelumnya untuk selanjutnya guru melakukan perbaikan lebih lanjut pada periode berikutnya. Misalnya saja guru perlu melakukan penelitian tindakan kelas. Guru perlu mengikuti kemajuan zaman yang identik dengan penguasaan teknologi, informasi terbaru mengenai pengembangan ilmu dan pengetahuan sehingga guru harus belajar dari berbagai sumber agar tidak ketinggalan informasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Furi Farhana 2007 yang berjudul “Pengaruh kompetensi profesional guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntasi SMAN se- Kabupaten Nganjuk”. Dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi terhadap kinerja guru akuntasi di SMAN se-Kabupaten Nganjuk yang diperoleh dari F hitung 46,782 F tabel 3,32.

3. Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kompetensi Profesional Secara Bersama-

Sama Terhadap Kinerja Guru Kompetensi profesional dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai 91 pengaruh yang positif dengan dibuktikan dengan uji F yaitu F hitung F tabel 9 21,729 3,190. Sedangkan sumbangan efektif kedua variabel terhadap kinerja adalah 47, yang berarti sebesar 47 variabel kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Jetis dipengaruhi oleh motivasi kerja dan kompetensi professional dan selebihnya 53 dipengaruhi oleh variabel lain. Menurut pengamatan peneliti kedua faktor tersebut saling mendukung dalam meningkatkan kualitas kerja guru. Guru yang memiliki motivasi kerja tinggi akan cenderung giat bekerja dan berusaha bekerja dengan sebaik mungkin. Guru yang mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kualitas diri merupakan bukti guru memiliki motivasi untuk berkembang. Sehingga kemampuan dan pengetahuan antara guru yang mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri tentu akan berbeda dengan guru yang tidak pernah mengikuti kegiatan pelatihan apapun dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada kinerjanya. Pada dasarnya kegiatan inti dari proses pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar. Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru perlu memiliki kompetensi profesional karena guru berhadapan langsung dengan siswa sehingga harus mengetahui secara benar apa yang harus disampaikan. Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan asumsi bahwa guru mampu menguasai materi pelajaran. Oleh karenanya jika tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik maka kinerja guru juga dapat dikatakan baik. Untuk mengetahui apakah guru melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak yaitu dengan melihat bukti fisik administrasi proses belajar mengajarpraktek yang mana dokumen tersebut digunakan untuk 92 menilai tugas guru mulai dari merencanakan pembelajaran sampai dengan tindak lanjut. Namun secara keseluruhan kinerja guru dapat dikatakan baik yaitu terbukti guru menyusun rencana program pengajaran sesuai dengan standar, menyususn refleksi pembelajaran yang tertuang dalam buku rencana pelajaran harian, lembar analisis tugas dan ulangan harian, laporan kemajuan pelajaran, laporan semester. Atas alasan di atas yang menjadi dasar mengapa kompetensi profesional memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja guru dibandingkan dengan motivasi kerja.

F. Keterbatasan Penelitian