Return on Asset ROA
definisi mengenai Debt to Equity Ratio DER menurut Para Ahli,
sebagai berikut: 1
Debt to Equity Ratio DER adalah rasio untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang- utangnya baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang
Riyanto, 2001 2
Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang menggunakan utang
dan modal untuk mengukur besarnya rasio Syafri, 2008. 3
Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang digunakan untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang Kasmir, 2012
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan Debt to
Equity Ratio DER adalah rasio yang menggambarkan kapasitas
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang dimiliki.
b. Perhitungan Debt to Equity Ratio DER Menurut Sartono 2001, Debt to Equity Ratio DER dihitung
dengan cara membandingkan total utang dengan total modal sendiri, sebagai berikut:
Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Selain itu, DER
dipergunakan untuk mengukur seberapa baik struktur permodalan
perusahaan Wahyono, 2002. Semakin kecil DER maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih
besar dari jumlah utang atau minimal sama Syafri, 2008. c. Variabel-variabel Pembentuk Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER terbentuk atas beberapa variabel, sebagai berikut:
1 Utang, adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak
lain yang belum terpenuhi, dimana utang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Utang
dapat dibedakan ke dalam utang lancar dan utang jangka panjang Munawir, 2010.
2 Modal, adalah hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah
dikurangi kewajibannya. Modal suatu perusahaan dapat berupa modal saham bila untuk perseroan terbatas PT dan modal
perseorangan untuk perusahaan perseorangan. Syafri, 2008. d. Manfaat Analisa Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER merupakan salah satu bagian dari rasio solvabilitas, menurut Kasmir 2008 terdapat beberapa manfaat dari
analisa rasio tersebut, sebagai berikut: 1
Menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
2 Menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap seperti angsuran pinjaman termasuk bunga.
3 Menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva
tetap dengan modal. 4
Menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5 Menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. 6
Menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7 Menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.