2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Sugiyono, 2009 : 96
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukan oleh peneliti adalah :
1. Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan di Klinik Dermato Dr. Rointan Simanungkalit, Sp.KK. Medan.
2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan di Klinik Dermato Dr. Rointan Simanungkalit, Sp.KK. Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Jasa
2.1.1.1 Pengertian Jasa
Jasa menurut Kotler dalam Tjiptono, 2004 : 6 adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya bersifat intangible tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun
tidak.
2.1.1.2 Klasifikasi Jasa
Tjiptono 2004 : 7 menyatakan bahwa klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria yaitu :
1. Segmentasi pasar
2. Tingkat ketidakberwujudan
3. Keterampilan penyedia jasa
4. Tujuan organisasi jasa
5. Regulasi
6. Tingkat intensitas karyawan
7. Tingkat kontak penyedia jasa
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.3 Karakteristik Jasa
Menurut Kotler 2001 : 520, karakteristik jasa dikelompokkan ke dalam 4 kelompok yang disajikan dalam gambar sebagai berikut:
Sumber: Modifikasi Kotler 2001 : 520
Gambar 2.1 Karakteristik Jasa
2.1.2 Kualitas Pelayanan 2.1.2.1 Konsep Kualitas
Menurut Goetsh dan David dalam Tjiptono 2006 : 51, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan menurut Lovelock dalam Laksana, 2008 : 88, kualitas adalah tingkat mutu yang diharapkan, dan
pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik maka perlu dibina hubungan yang erat antar perusahaan, dalam hal ini adalah karyawan dengan
pemakai jasa tersebut. Dengan demikian, maka kualitas merupakan faktor kunci Jasa
1. Barang yang sepenuhnya berwujud
2. Barang berwujud dengan jasa pelayanan
3. Jasa pelayanan pokok disertai barang-barang jasa
tambahan. 4. Hanya jasa saja
Universitas Sumatera Utara
sukses bagi suatu organisasi atau perusahaan.
2.1.2.2 Pengertian Pelayanan
Menurut Kotler dalam Laksana, 2008 : 85, pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
2.1.2.3 Pengertian Kualitas Pelayanan
Definisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan
pelanggan. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan, Tjiptono, 2006 : 59 Menurut Zeithaml et. al. dalam Laksana 2008 : 88, kualitas pelayanan
adalah apa yang diterima konsumen yang dinyatakan dengan besarnya perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan persepsi mereka. Penilaian
terhadap kualitas pelayanan ditentukan oleh pelanggan sebagai pemakai jasa pelayanan tersebut. Bila pelayanan yang diterima oleh pelanggan melebihi atau sama
dari apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah baik atau memuaskan.
2.1.2.4 Dimensi Kualitas Pelayanan
Dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman dalam Laksana, 2008 : 90 adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Tangibles fasilitas fisik, meliputi tempat parkir, fasilitas gedung, tata letak dan tampilan barang, kenyamanan fasilitas fisik, peralatan dan perlengkapan yang
modern. 2. Credibility kredibilitas meliputi kepercayaan, keyakinan dan kejujuran dalam
pelayanan. 3. Competence kompeten meliputi keterampilan dan pengetahuan pelayanan.
4. Access akses meliputi memberikanmenyedeiakan keinginan pelanggan dan pelayanan mudah dihubungi.
5. Reliability reliabilitas meliputi efektifitas informasi jasa, penampilan barang, pembuatan nota dan pencatatan nota.
6. Responsiveness responsif yaitu membantu dengan segera dalam memecahkan masalah.
7. Courtesy kesopanan meliputi kesopanan, penghargaan, bijaksana dan keramahan pelayanan.
8. Communication komunikasi meliputi komunikasi yang baik dan bias mendengarkan pendapat pelanggan.
9. Understanding the customer memahami pelanggan yaitu mengerti dan memahami kebutuhan dari pelanggan.
10. Security keamanan yaitu memberikan rasa nyaman dan membebaskan dari segala resiko atau keragu-raguan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengembangan selanjutnya, dimensi-dimensi dari kualitas pelayanan diatas kemudian disederhanakan oleh
Parasuraman et. al. dalam
Zeithmal dan Bitner 2006 : 116 menjadi lima dimensi, yaitu :
2.1.2.4.1 Bukti Fisik
Bukti FisikTangibles yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana
dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan, oleh pembeli
jasa.meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan,
kelengkapankecanggihan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.
2.1.2.4.2 Jaminan
JaminanAssurance meliputi kemampuan karyawan dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan melalui pengetahuan terhadap produk secara
tepat, kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi: Kompetensi Competence, artinya
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan. Kesopanan Coursty, yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para
Universitas Sumatera Utara
karyawan. Kredibilitas Credibility, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
2.1.2.4.3 Keandalan
KeandalanReliability yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, misalnya kemampuan dalam menepati
sesuai dengan janji yang ditawarkan, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan untuk meminimumkan kesalahan.
2.1.2.4.4 Daya Tanggap
Daya TanggapResponsiveness yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani tranksaksi, tidak menunjukkan sikap sok sibuk, dan penanganan keluhan
pelanggan atau pasien.
2.1.2.4.5 Empati
EmpatiEmphaty yaitu kemampuan atau kesediaan perusahaan untuk memberikan perhatian secara individual kepada pelanggan seperti kemudahan untuk
menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk perduli serta memahami keinginan dan
kebutuhan pelanggannya. Dimensi empati ini merupakan penggabungan dari dimensi: Akses Access, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan. Komunikasi Cummunication, merupakan kemampuan melakukan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan. Pemahaman pada pelanggan Understanding the Customer,
meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Kelima dimensi menurut Parasuraman et. al. inilah yang akan dipergunakan penulis dalam penelitian Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Kepuasan
Pelanggan Klinik Dermato dr. Rointan Simanungkalit, Sp.KK. Medan.
Penilaian kualitas pelayanan dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi konsumen dan sisi penyedia jasa
Parasuraman, et. al. dalam Laksana, 2008 : 92.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.5 Konsep Kualitas Pelayanan
Gap 5
Gap 4
Gap 3
Gap 1
Gap 2
Sumber : Parasuraman, et. al. dalam Laksana, 2008 : 92
Gambar 2.2 Model Kualitas Pelayanan
2.1.3 Harga
2.1.3.1 Pengertian Harga
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satuan
Komunikasi dari Mulut ke Mulut
Komunikasi Eksternal ke
Pelanggan
Persepsi Manajemen mengenai Ekspektasi
Konsumen Translasi Persepsi
menjadi Spesifikasi Kualitas Jasa
Penyampaian Jasa Termasuk Sebelum
dan Sesudah Kontrak Jasa yang
Dialami Jasa yang
Diharapkan Kebutuhan
Pribadi Pengalaman
Masa Lalu
Universitas Sumatera Utara
moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa Tjiptono, 2002
: 151 Menurut Stanton dalam Laksana, 2008 : 105, harga adalah jumlah uang
kemungkinan ditambah beberapa barang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Selain itu,
menurut Amirullah dan Hardjanto 2005 : 145, harga merupakan penentuan dari suatu produk yang merupakan titik pertemuan dari produk yang ditawarkan dengan
permintaan akan produk yang dimaksud. Metode penetapan harga merupakan suatu keputusan yang penting di dalam pemasaran dari suatu produk.
Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa
produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggap sebagai nilai yang buruk kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk
tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang akan terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai positif Lupiyoadi, 2006 : 99.
2.1.3.2 Strategi Penetapan Harga
Secara umum, ada dua faktor yang utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan
eksternal Kotler dalam Tjiptono, 2002 : 154.
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor internal perusahaan a. Tujuan Pemasaran Perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba,
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi
persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain. b. Strategi Bauran Pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran
pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi dan promosi. c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Faktor Eksternal Perusahaan a. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, oligopoli atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Persaingan Ada 5 kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan industri, yaitu
persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk subtitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru.
3. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya
Harga memiliki dua peranan utama dalam pengambilan keputusan para pembeli Tjiptono, 2002 : 152, yaitu:
1. Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperolehnya manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya
belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki. 2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam memberi tahu
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitas untuk menilai
faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang tinggi mencerminkan kualitas yang baik.
Lupiyoadi dan Hamdani 2008 : 98 mengatakan harga jasa adalah manfaat yang dimiliki oleh suatu produk jasa harus dibandingkan dengan berbagai biaya
Universitas Sumatera Utara
pengorbanan yang ditimbulkan dalam mengonsumsi layanan jasa tersebut. Dalam berbagai situasi, konsumen diharapkan pada berbagai pertimbangan mengenai apa
yang akan mereka dapatkan dengan biaya bila mengonsumsi layanan jasa tersebut.
Selain itu, harga tertentu yang dibebankan tergantung pada siapa jasa tersebut dijual. Nilai jasa ditentukan dari beberapa aspek menurut Lupiyoadi dan
Hamdani 2008 : 99 yaitu : 1. Biaya yaitu yang dikeluarkan untuk memperoleh layanan jasa, perusahaan
yang mencari keuntungan harus dapat menutup semua biaya dalam memproduksi jasa dan pemasaran jasa tersebut menambahkan margin agar
mendapatkan keuntungan yang memuaskan. 2. Kompetisi yaitu harga dari jasa yang bersifat alternatif yang dimiliki
kompetitor, ketika seorang konsumen mengevaluasi jasa yang ditawarkan pesaing pada dasarnya mereka membandingkan nilai bersih.
3. Nilai yaitu manfaat yang pembeli dapatkan ketika mengkonsumsi jasa tersebut relatif, semakin besar perbedaan positif antara manfaat yang diterima dengan
biaya yang dirasakan, semakin besar nilai bersihnya. Menurut Kotler 2002 : 550, Dalam menyusun kebijakan penetapan harga,
perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan harga yaitu: 1. Perusahaan memilih tujuan penetapan harga.
2. Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas kuantitas yang akan
Universitas Sumatera Utara
terjual pada tiap kemungkinan harga. 3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai level
produksi dan pada berbagai level akumulasi pengalaman produksi. 4. Perusahaan menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing.
5. Perusahaan menyeleksi metode penetapan harga 6. Perusahaan memilih harga akhir.
2.1.3.3 Tujuan Penetapan Harga
Sedangkan menurut Tjiptono 2002 : 152, ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1. Tujuan Berorientasi Pada Laba Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba.
2. Tujuan Berorientasi Pada Volume Selain tujuan berorientasi pada laba,ada pula perusahaan yang menentapkan
harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives.
3. Tujuan Berorientasi Pada Citra Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk membentuk nilai tertentu, misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah
tertentu. 4. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan
pula harga mereka. Tujuan stabilisasi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri. Kartajaya 2002 : 56 mengungkapkan bahwa indikator penilaian harga
dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian, dari situlah konsumen akan
mempersepsi dari produk atau jasa tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, jika manfaat yang dirasakan meningkat, maka
nilainya akan meningkat pula. Apabila nilai yang dirasakan pelanggan semakin tinggi, maka akan menciptakan kepuasan pelanggan yang maksimal. Tjiptono,
2008 : 152.
2.1.4 Kepuasan Pelanggan 2.1.4.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller 2009 : 139, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja hasil produk
Universitas Sumatera Utara
yang dipikirkan terhadap kinerja hasil yang diharapkan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong 2008 : 298, kepuasan merupakan sejauh mana kinerja yang
diberikan oleh sebuah produk sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan
puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. Kepuasan pelanggan
adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya Umar, 2005 : 65.
Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Kepuasan pelanggan juga merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja hasil produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang diharapkan Kotler, 2007 : 177.
2.1.4.2 Konsep Kepuasan Pelanggan
Supranto 2006 : 1 mengungkapkan perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang
mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan produk yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada para pesaingnya. Pelanggan memang harus
dipuaskan, sebab kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing, hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada
akhirnya akan menurunkan laba dan bahkan menyebabkan kerugian.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Tjiptono 2008 : 25
Gambar 2.3 Konsep Kepuasan Pelanggan
2.1.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller 2009 : 143, yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah sebagai berikut:
1. Penyerahan produk Perusahaan harus mengakui bahwa para pelanggan itu berbeda-beda dalam
mendifinisikan penyerahan barang. Itu bisa berarti penyerahan lebih awal, tepat waktu, penyelesaian pesanan dan lain-lain.
2. Mutu produk dan jasa Kepuasan juga akan bergantung pada mutu produk dan jasa. Mutu didefinisikan
sebagai kesesuaian dengan penggunaan, kesesuaian dengan persyaratan, bebas Tujuan
Perusahaan
ProdukJasa
Nilai Produk Bagi Pelanggan
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Harapan Pelanggan Terhadap Produk
Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Universitas Sumatera Utara
dari penyimpangan, dan sebagainya. 3. Penetapan harga
Produk yang memiliki kualitas yang sama akan tetapi memberikan harga yang lebih rendah akan memberikan nilai lebih. Kesesuaian harga dengan kualitas juga
menjadi pertimbangan kepuasan konsumen. 4. Perlakuan langsung perusahaan terhadap konsumen
Perlakuan langsung perusahaan terhadap konsumen sering juga disebut pelayanan.
2.1.4.4 Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Fornell dalam Tjiptono 2005 : 365, ada tiga aspek penting yang perlu ditelaah dalam kerangka pengukuran kepuasan pelanggan, yakni:
1. Kepuasan general atau keseluruhan overall satisfaction 2. Konfirmasi harapan confirmation of expectation, yakni tingkat kesesuaian
antara kinerja dengan ekspektasi 3. Perbandingan situasi ideal comparison to ideal , yaitu kinerja produk
dibandingkan dengan produk ideal menurut persepsi konsumen.
2.1.4.5 Objek Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Fornel, et. al. dalam Tjiptono, 2005 : 366 menunjukkan enam konsep inti dalam mengukur kepuasan pelanggan, yang terdiri atas :
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan Overall Customer Satisfaction Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah
Universitas Sumatera Utara
langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka terhadap jasa atau produk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur tingkat kepuasan
pelanggan terhadap jasa atau produk perusahaan bersangkutan dan membandingkan dengan tingkat kepuasan pelanggan keseluruhan terhadap jasa
para pesaing. 2. Dimensi kepuasan pelanggan
Umumnya proses ini terdiri dari empat langkah, yaitu pertama, mengidentifikasi dimensi – dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan
menilai jasa perusahaan berdasarkan item – item spesifik seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga,
meminta pelanggan menilai jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Dan keempat, meminta para pelanggan mennetukan dimensi-dimensi
yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
3. Konfirmasi harapan Confirmation of expectations Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpuklan
berdasarkan kesesuian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual produk perusahaan pada sejumah atribut atau dimensi penting.
4. Minat pembelian ulang Repruchase intention Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah
pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi. 5. Kesediaan untuk merekomendasi Willingness to recommend
Universitas Sumatera Utara
Kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan jasa kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.
6. Ketidakpuasan pelanggan Customer dissatisfaction Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap
evolusi ketidaksesuaian discinfirmation yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan.
2.1.4.6 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan pelanggan secara teratur karena salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah
kepuasan pelanggan. Menurut Tjiptono 2005 : 366 ada empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan wajib memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran,
kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Bias berupa kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, dan lain-lain. Sehingga perusahaan dapat cepat bereaksi dengan
tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. 2.
Ghost Shopping Berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan pesaing.
Melaporkan titik kuat dan lemah perusahaan jasa dibandingkan para pesaingnya. Mengobservasi cara perusahaan dan pesaing melayani permintaan maupun menjawab
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan pelanggan. 3.
Lost Customer Analysis Mengamati tingkat kehilangan pelanggan dan menghubungi pelanggan yang
berhenti membeli atau beralih ke pemasok lain untuk mengetahui alasannya sehingga dapat mengambil kebijakan perbaikan selanjutnya.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Sebagian besar penelitian menggunakan metode survei baik via pos, telepon, email, maupun wawancara langsung sehingga perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan umpan langsung dari pelanggan dan memberi sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka.
2.1.4.7 Teknik Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono 2005 : 366, pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode survei dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Directly reported satisfaction yaitu pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat
puas. 2. Derived dissatisfaction yaitu pertanyaan yang menyangkut besarnya harapan
pelanggan terhadap atribut. 3. Problem analysis artinya pelanggan yang dijadikan responden untuk
mengungkapkan dua hal pokok, yaitu masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan saran-saran untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
perbaikan. 4. Importance performance analysis artinya dalam teknik ini responden dimintai
untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan pentingnya elemen.
2.1.4.8 Strategi Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono 2008 : 40, ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan:
1. Strategi relationship marketing. Strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan,
dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus-menerus. Dalam hal ini perlu dibentuk costumer database, yaitu daftar nama pelanggan berisi nama
pelanggan, frekuensi dan jumlah pembelian, preferensi dan sebagainya. Sehingga diharapkan perusahaan dapat memuaskan pelanggannya secara lebih
baik. 2. Strategi superior customer service.
Menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia, usaha yang gigih agar
tercipta suatu pelayanan yang superior. Perusahaan yang menawarkan customer service yang lebih baik akan membebankan harga yang lebih tinggi pada
produk-produknya.
Universitas Sumatera Utara
3. Strategi unconditional quarantees. Berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya yang
pada gilirannya akan menjadi sumber penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan dan juga meningkatkan motivasi para karyawan untuk
lebih baik dari sebelumnya.
2.1.4.9 Manfaat Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan sebaiknya diukur agar benar-benar diketahui bagaimana kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Gerson
2002 : 24 mengungkapkan bahwa ada tujuh alasan mengapa kepuasan konsumen harus diukur, yaitu:
1. Untuk mempelajari persepsi pelanggan. Pelanggan memiliki sifat individual, dan setiap orang akan memandang sesuatu secara berbeda dari orang lain, meskipun
dalam situasi yang sama. 2. Untuk menentukan kebutuhan, keinginan, persyaratan, dan harapan pelanggan.
Pengukuran kepuasan pelanggan tidak hanya untuk menentukan bagaimana pelanggan menikmati produk atau jasa yang mereka beli dan pelayanan yang
mereka terima, tetapi juga harus mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan.
3. Untuk menutup kesenjangan. Banyak sekali kesenjangan antara pelanggan dengan penyedia barangproduk. Diantaranya adalah kesenjangan antara
pandangan perusahaan terhadap keinginan pelanggan sesungguhnya, kesenjangan
Universitas Sumatera Utara
antara pandangan perusahaan terhadap barang yang telah dibeli pelanggan, kesenjangan antara harapan pelanggan dengan mutu yang diberikan produk, dan
kesenjangan lainnya antara pelanggan dengan perusahaan. 4. Untuk memeriksa apakah peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan
sudah sesuai harapan atau tidak. Pelampauan standar yang baik menjadi indikator yang baik bagi kepuasan pelanggan.
5. Karena peningkatan kinerja membawa peningkatan laba. Dimulai dari peningkatan volume penjualan, penurunan biaya produksi, sampai pembebanan
biaya yang lebih tinggi apabila kinerja dan penyampaian yang mereka terima optimal.
6. Untuk mempelajari bagaimana anda melakukannya dan apa yang harus dilakukan kemudian. Pelanggan akan memberitahu apakah anda telah memuaskan mereka
dan apa yang harus anda lakukan di kemudian hari. 7. Untuk menerapkan proses perbaikan berkesinambungan. Jika anda tidak
melakukan perbaikan secara terus-menerus, maka pesaing anda akan melakukannya dan pelanggan anda dapat pindah kepada pesaing.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Variabel Metode
Alat Analisis Hasil
Laura Jacklyne
Schaty Muni 2011
Pengaruh Kualitas
Layanan dan Kualitas
Produk Terhadap
Kepuasan dan Loyalitas
Pelanggan Erha Clinic
Denpasar. Kualitas
Layanan X1,
Kualitas Produk X2,
Loyalitas Pelanggan Y
Analisis Statistik
Deskriptif, dan Analisis SEM
Structural Equation
Modeling 1. Kualitas
layanan berpengaruh
positif signifikan terhadap kepuasan pelanggan dengan indikator jaminan
Assurance sebagai pengukur
variabel kualitas layanan terbesar dengan probabilitas 0,159, disusul
variabel lain berturut – turut adalah bukti langsung Tangible 0,034,
empati Empathy 0,032, daya tanggap Responsiveness 0,028 dan
kehandalan Reliability 0,027.
2. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan denga006E
nilai probabilitas 0,026.
3. Kualitas layanan berpengaruh positif
nonsignifikan terhadap
loyalitas pelanggan Erha Clinic Denpasar.
Bukti langsung
Tangibles 0,584,
Jaminan Assurance
0,036, Keandalan
Reliability 0,261, Dayatanggap Responsiveness 0,172 dan Empati
Empathy 0,724.
4. Kualitas produk berpengaruh positif nonsignifikan
terhadap loyalitas
pelanggan Erha Clinic Denpasar, dengan probabilitas sebesar 0,894.
5. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas
pelanggan dengan probabilitas 0,009.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Variabel Metode
Alat Analisis Hasil
Diana Nurhayati
2002 Analisis
Pengaruh Mutu Pelayanan dan
Atribut Produk Terhadap
Kepuasan Konsumen
dalam Mempertahankan
Komitmen Konsumen Pada
Klinik Estetika Semarang
Mutu Pelayanan X1,
Atribut Produk X2,
Kepuasan Konsumen
Y1, Komitmen
Konsumen Y2,
Analisis SEM Structural
Equation Modeling
1. Populasi penelitian sebanyak 98.153
orang. Sampel
berdasarkan rumus sampling dari Rao sebanyak 100 orang.
2. Mutu pelayanan dan atribut
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan dengan nilai critical ratio masing-masing 3,684 dan
3,373 pada tingkat signifikasi 0,01.
3. Kepuasan konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap
komitmen konsumen dengan nilai critical ratio 3,049 pada tingkat
signifikasi 0,01.
Oldy Ardhana
2010 Analisis
Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Harga
dan Lokasi Terhadap
Kepuasan Pelanggan Studi
Kasus
Pada Bengkel Caesar
Semarang. Kualitas
Pelayanan X1, Harga
X2, Lokasi
X3, Kepuasan
Pelanggan Y Analisis
Kualitatif dan Analisis
Kuantitatif 1. Metode pengambilan
sampel adalah
Accidental Sampling
Method. Sampel berjumlah 100 orang. Analisis
data secara
kuantitatif dan
kualitatif.
Persamaan regresinya adalah Y = 0,398X1 + 0,359X2 + 0,249X3.
2. Secara parsial, Uji T menunjukkan Kualitas Pelayanan,
Harga, dan Lokasi terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap
Kepuasan Pelanggan.
3. Secara simultan, Uji F
menunjukkan bahwa
Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi
secara simultan
berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Variabel Metode
Alat Analisis Hasil
Albertus Ferry Rostya
Adi 2012 Analisis
Pengaruh Harga,
Kualitas Produk, dan
Kualitas Layanan
terhadap Kepuasan
Pelanggan Studi Kasus
Waroeng Spesial
Sambal cabang
Lampersari Semarang
Harga X1,
Kualitas Produk X2, Kualitas
Layanan X3,
Kepuasan Pelanggan Y.
Analisis Kualitatif dan
Analisis Kuantitatif
1. Dilakukan dengan
metode kuesioner terhadap 100 pelanggan
Waroeng Spesial Sambal dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Analisis data berupa analisis kuantitatif dan kualitatif.
Menghasilkan persamaan regresi: Y = 0,233 X1 + 0,413 X2 + 0,272
X3.
2. Secara parsial dan simultan, Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas
Layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan melalui uji F dan uji t,
3. Adjusted R Square sebesar 0,521 menunjukkan
52,1 variasi kepuasan
pelanggan Waroeng
Spesial Sambal cabang Lampersari Semarang yang dapat dijelaskan
oleh ketiga variabel independen tersebut, dimana sisanya 47,9
dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
2.3
Kerangka Konseptual Kepuasan pelanggan
adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya Umar, 2005 : 65.
Kepuasan pelanggan menyangkut apa yang diungkapkan oleh pelanggan tentang presepsi dan harapannya kepada layanan klinik kecantikan yang diperoleh. Kepuasan
pelanggan merupakan fokus penilaian yang merefleksikan lima dimensi spesifik
Universitas Sumatera Utara
dari layanan. Kepuasan pelanggan dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan enam variabel bebas yaitu Bukti Fisik, Jaminan, Keandalah, Daya Tanggap, Empati,
dan Harga.
Kualitas Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan, Tjiptono, 2006 : 59. Bukti Fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan
dalam menunjukkan eksistensinya kepada pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan
sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan, oleh pembeli
jasa. Jaminan adalah kemampuan karyawan dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Keandalan yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
kepada pelanggan sesuai dengan yang diharapkan. Daya Tanggap yaitu respon atau
kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tanggap. Empati adalah kemampuan atau kesediaan perusahaan untuk
memberikan perhatian secara individual kepada pelanggan dan peduli serta memahami keinginan pelanggan.
Perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang
menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan
kesetiaan pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan. Tjiptono, 2006 : 54.
Universitas Sumatera Utara
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau
jumlah dari seluruh nilai yang ditukar oleh konsumen atau manfaat- manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Kotler dan Amstrong, 2001 :
439. Teori penghubug antara harga dengan kepuasan pelanggan, “Pada tingkat harga tertentu, jika manfaat yang dirasakan meningkat, maka nilainya akan meningkat
pula. Apabila nilai yang dirasakan pelanggan semakin tinggi, maka akan menciptakan kepuasan pelanggan yang maksimal” Tjiptono, 2008 : 152
Berdasarkan teori yang sudah disebutkan sebelumnya dapat diambil suatu kerangka konseptual sebagai berikut:
Sumber: Fandy Tjiptono 2005
Gambar : 2.4 Kerangka Konseptual
Harga X
6
Kepuasan Pelanggan
Y Bukti Fisik
X
1
Jaminan X
2
Keandalan X
3
Daya Tanggap X
4
Empati X
5
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis