Konsep Karya Tari Kreasi

KELAS XI SMAMASMKMAK 104 SEMESTER 1 Pada Bab 10 ini, siswa diharapkan: 1. Mengamati tari kreasi berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur 2. Melakukan observasi ke beberapa nara sumber yang telah ditentukan oleh guru untuk menggali informasi mengenai teknik gerak tari kreasi dengan sumber gerak kepala, badan, tangan dan kaki. 3. Mencari contoh tari berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur 4. Menanyakan, melalui diskusi kepada masing-masing nara sumber tentang teknik gerak tari kreasi dengan unsur pendukungnya busana, iringan, properti tari, dll. 5. Merangkai dan menerapkan berbagai gerak tari kreasi sesuai dengan konsep, teknik, dan prosedur.

A. Konsep Karya Tari Kreasi

Karya tari adalah sebuah produk dari masyarakat. Dalam karya tari akan tercermin budaya masyarakat penyangganya. Berbagai tari tentunya sudah kita tonton, ada tari nelayan, tari tani, tari berburu, dan tari metik teh. Dari pengamatan itu kita sudah bisa menduga, bahwa tari nelayan terlahir dari masyarakat pelaut dan tari tani lahir dari masyarakat petani. Tari tersebut tercipta oleh para seniman dengan stimulus lingkungan sekitarnya, sehingga mendorong untuk meniru gerak-gerak alami, selanjutnya diolah dengan ‘digayakan’ untuk menjadi sebuah tari. Proses pengolahan gerak itu dilakukan dengan cara penggayaan untuk memperindah stilatif atau bisa juga dengan merombak gerak sehingga berbeda dari gerak asalnya distortif. Dari contoh tari tani dan tari nelayan, kita bisa manarik simpulan bahwa tari ternyata bisa terlahir dari peniruan atau imitatif, sama halnya dengan tari merak dari Sunda dan tari Cendrawasih dari Bali, yang tercipta oleh seniman karena ketertarikannya pada keindahan dan perilaku binatang-binatang tersebut serta menjadi sumber inspirasi dalam berkarya tari. Dari dua contoh tersebut terdapat dua sumber penciptaan berkarya tari yaitu: peniruan terhadap perilaku manusia dan peniruan perilaku binatang yang selanjutnya ‘digayakan’ atau diperindah untuk keperluan tari. Selain dari tari-tari yang bersifat imitatif, terdapat pula tari yang menggambarkan tokoh- tokoh yang terdapat dalam cerita, seperti Gatotkaca tokoh pahlawan dalam cerita wayang Mahabarata, atau Hanoman tokoh pahlawan dalam cerita Ramayana. Penggambaran tokoh- tokoh tersebut dalam tari Sunda, Jawa, dan Bali memiliki persamaan dalam busana dan gerak tari dengan karakternya yang gagah. Apabila disandingkan busana tari Gatotkaca Jawa dan tari Gatotkaca Sunda, tidak terlihat perbedaannya. Begitu pula busana tari Hanoman Jawa dan busana tari Hanoman Bali, busananya memiliki kemiripan. Akan tetapi, apabila sudah bergerak MENERAPKAN: KONSEP, TEKNIK, DAN PROSEDUR DALAM BERKARYA TARI KREASI BAB 10 SENI BUDAYA 105 akan terlihat perbedaannya. Perbedaannya bukan hanya dari iringannya saja, tetapi perpaduan komposisi geraknya juga berbeda. Dalam hal ini, terjadi perbedaan cita rasa seniman dalam mengekspresikan tokoh-tokoh pahlawan tersebut dan menerjemahkannya dalam karya tari. Dari sisi ini kita bisa memperoleh pembelajaran bahwa sebuah karya tari bisa bersumber dari cerita dan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita bisa diwujudkan menjadi karya tari. Tentu saja mewujudkan tokoh ke dalam karya tari memerlukan pemahaman pada sifat tokoh berdasarkan pada ceriera, lalu diolah menjadi gerak yang ‘digayakan’ berdasarkan persepsi penciptanya. Ternyata, dari sumber yang sama menghasilkan tari yang berbeda gaya. Dari pengamatan terhadap tari di atas, kita bisa memahami bahwa tari tercipta karena berbagai asal stimulus penglihatan, pendengaran, perasaan yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep: 1 peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang; 2 perwujudan tokoh cerita; dan 3 mengacu lagu atau guru lagu. Adakah sumber penciptaan lainnya? Silahkan kamu diskusikan dengan teman mengenai sumber penciptaan yang terdapat di lingkungan sekitarmu. Tentunya, kamu telah mengamati gerak tari dari berbagai sumber belajar dan juga telah mendiskusikan hasil pengamatan tersebut. Terdapat hal umum mengenai tari yang medianya gerak yaitu memiliki tenaga, ruang, dan waktu. Masih ingatkah konsep tenaga, ruang, dan waktu dalam tari? Komposisiperpaduan ruang, tenaga, dan waktu yang dikelola pencipta dalam berkarya tari akan menumbuhkan tata tari yang unik. Penafsiran yang berbeda terhadap peristiwa alam dan tokoh dalam sebuah cerita, melahirkan gaya tari yang berlainan. Hal tersebut dipengaruhi salah satunya pengalaman berkarya senimannya, sesuai dengan pepatah dimana bumi dipijak di situ langit di junjung. Nilai sebagai acuan baik-buruk bagi sebuah masyarakat akan mewarnai produknya termasuk tari. Dengan demikian, sangat tidak mungkin kita menilai keindahan tari Bali dengan konsep keindahan tari Jawa atau konsep keindahan yang dimiliki etnis lainnya. Di bawah ini terdapat foto tari karya kawan kalian yang mengembangkan unsur tenaga, ruang, dan waktu dari tema lingkungan. Dari gambar di samping, tampak tampilan teknik gerak tari yang menggabungkan ciri khas tari beragam etnis. Teknik gerak kaki dari tari Papua mewarnai karya tari ini. Memang sangat membanggakan Indonesia memiliki teknik gerak tari yang berbeda antar etnis satu sama lainnya. Ada yang bergerak selalu bertepatan dengan ketukan on beat, ada yang dilakukan dengan gerak yang mendahului ketukan atau malahan sebaliknya, ada pula gerak yang dilakukan dengan tenaga yang sedang atau kuat. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh tenaga yang digerakkan, ruang gerak, dan waktu melakukannya yang berbeda-beda. Gerak tari pada Gambar 10.1 menunjukkan Sumber: Dok. Pribadi Gambar 10.1 Gerak dengan unsur tenaga kuat KELAS XI SMAMASMKMAK 106 SEMESTER 1 gerak tari memiliki unsur tenaga yang kuat, gerak dilakukan secara rampak oleh para penari, seorang penari yang diangkat oleh penari lainnya seperti mengangkat sebuah benda berat, yang memiliki arti tenaganya kuat. Tenaga yang digunakan oleh penari untuk menyangga temannya tentu lebih besar dibandingkan dengan tenaga penari yang berada di atas. Kekuatan tenaga menahan temannya tertumpu pada kedua tangan. Begitu pula dalam setiap melakukan gerak, tentunya diperlukan sebuah tenaga. Penggunaan tenaga memiliki intensitas kuat, sedang, dan lemah tergantung cara penggunaan atau penyaluran tenaga. Sumber: Dok. Pribadi Gambar 10.2 Pose gerak tangan membuka lebar Gerak tari pada Gambar 10.2 pose gerak menunjukkan ruang gerak luas yang terlihat antara badan dan lengan yang dilakukan penari secara berkelompok. Masing-masing penari melakukan ruang gerak yang sama. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan, atau kelompok. Selain gerak memerlukan tenaga dan ruang, gerak juga memerlukan waktu. Setiap gerakan yang dilakukan membutuhkan waktu. Perbedaan cepat, lambat gerak berhubungan dengan tempo. Jadi, tempo merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga tarian enak untuk dinikmati. SENI BUDAYA 107 Lihat pada Gambar 10.3 pose gerak hormat diantara penari yang satu dengan penari yang lainnya berbeda. Penari yang satu dilakukan dengan tempo yang cepat, sementara penari berikutnya dilakukan dengan tempo yang lambat, sehingga menghasilkan tempo yang berbeda dengan melakukan gerakan yang sama. Sumber: Dok. Pribadi Gambar 10.3 Gerak hormat yang ditampilkan dengan tempo dan level yang berbeda

B. Teknik Berkarya Tari Kreasi