21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian 2, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Kimia Obat, Laboratorium Kesehatan
Lingkungan, Laboratorium Penelitian 1, Laboratorium Biologi, dan Laboratorium Steril Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari hingga Juni 2015.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi homogenizer IKA
®
RW 20 Digital, spektofotometri UV-Vis Hitachi, sentrifugator Eppendorf SH7R, viskometer Visco Tester 6
R
HAAKE, hotplate stirrer, oven France Etuves C 3000
®
, refrigerator Sanyo Medicool, piknometer Iwaki pyrex
®
, pH meter Horiba F-52, Jepang, mikroskop optik Olympus, magnetic stirrer,
mikropipet Rainin, USA, timbangan analitik KERN ACJ 220-4M, Balingen, termometer, tabung eppendorf, tanur, krus silikat, piknometer, termometer, botol
timbang, dan alat gelas Iwaki pyrex
®
lain yang biasa digunakan.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah umbi talas jepang dan ekstrak umbi talas jepang CV Rajawali Mas, Indonesia, span 80 Brataco, Indonesia, tween 80
Brataco, Indonesia, minyak zaitun Brataco, Indonesia, polietilen glikol 400 Brataco, Indonesia, vitamin E Bronson Jacobs, Indonesia, akuades Alam
Kimia, Indonesia, DPPH, metanol pro analisa Merck, Jerman, Na
2
CO
3
pro analisa Sinopharm, China, Folin-Ciocalteu Merck, Jerman, asam galat standar
Sigma, USA, kloroform, H
2
SO
4
2 N, pereaksi mayer, pereaksi dragendorff, etanol, serbuk Mg, HCl, H
2
SO
4
pekat, asam asetat anhidrat, FeCl
3
1, H
2
SO
4
encer.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Determinasi Tanaman
Tanaman umbi talas jepang yang didapat dari CV Rajawali Mas dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Bogor.
3.3.2 Metode Ekstraksi
Ekstrak umbi talas jepang dibuat dengan menggunakan metode pengepresan expression dan dipanaskan pada suhu 50
⁰C selama 2 jam, kemudian didiamkan selama 24 jam. Metode ini akan menghasilkan dua lapisan
setelah dipanaskan. Lapisan yang digunakan adalah lapisan atas yang berwujud cair. Ekstrak kemudian ditempatkan di dalam desikator untuk mendapatkan kadar
air yang memenuhi persyaratan.
3.3.3 Karakterisasi Ekstrak Umbi Talas Jepang
3.3.2.1Karakterisasi non-spesifik
Adapun karakterisasi non-spesifik yang dilakukan meliputi penetapan kadar air dan kadar abu.
a. Kadar air
Dimasukan lebih kurang 0,1 gram ekstrak, dan ditimbang seksama dalam wadah yang telah ditara. Keringkan pada suh 105
⁰C selama 2 jam, dan timbang. Lakukan pengeringan dan timbang pada jarak 30 menit sampai perbedaan antara
jarak penimbangan bertururt-turut tidak lebih dari 0,25 Anonim, 1995. Kadar air
=
Bobot awal −Bobot akhir
Bobot awal
× 100
b. Uji kadar abu
Ditimbang sebanyak 2 gram bahan uji dan dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis,
dinginkan dan ditimbang. Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam bb Anonim, 2000.
Kadar abu total
=
w 3 −w1
w2
× 100
Keterangan:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
W1 = Bobot wadah gram W2 = Bobot zat awal gram
W3 = bobot wadah dan abu zat setelah pemanasan gram
3.3.2.2Karakterisasi spesifik a.
Organoleptik
Penetapan organoleptik
yaitu dengan
pengenalan secara
fisik menggunakan panca indera dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa
Anonim, 2000.
3.3.2.3Uji Kelarutan
Kelarutan ekstrak diukur dengan menggunakan pelarut akuades. Sebanyak 0,1 gram ekstrak dilarutkan dengan akuades sedikit demi sedikit hingga larut.
Kemudian dihitung jumlah akuades yang digunakan.
3.3.3 Penapisan Fitokimia
a. Identifikasi golongan alkaloid
Sampel dicampur dengan 5 mL kloroform dan 5 mLamoniak kemudian dipanaskan, dikocok dan disaring. Ditambahkan 5 tetes asam sulfat 2 N pada
masing-masing filtrat, kemudian dikocok dan didiamkan. Bagian atas dari masing-masing filtrat diambil dan diuji dengan pereaksi Meyer dan Dragendorff.
Terbentuknya endapan putih dan jingga yang menunjukkan adanya alkaloid Anonim, 2000.
b. Identifikasi golongan flavonoid
Sampel dicampur dengan 5 mL etanol, dikocok, dipanaskan, dan dikocok lagi kemudian disaring. Kemudian ditambahkan serbuk Mg 0,2 g dan 3 tetes HCl
pada masing-masing filtrat. Terbentuknya warna merah pada lapisan etanol menunjukkan adanya flavonoid Anonim, 2000.
c. Identifikasi golongan saponin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sampel dididihkan dengan 20 mLair dalam penangas air. Filtrat dikocok dan didiamkan selama 15 menit. Terbentuknya busa yang stabil berarti positif
terdapat saponin Anonim, 2000.
d. Identifikasi golongan steroid
Sampel diekstrak dengan etanol dan ditambah 2 mLasam sulfat pekat dan 2 mLasam asetat anhidrat. Perubahan warna dari ungu ke biru atau hijau
menunjukkan adanya steroid Anonim, 2000.
e. Identifikasi golongan triterpenoid