Teori Proses Penuaan Penuaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Penuaan

Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk hidup yang meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit Cunningham, 1998.

2.4.1 Teori Proses Penuaan

Bermacam-macam teori proses penuaan telah dikemukakan para ahli namun sampai saat ini mekanisme yang pasti belum diketahui. Ada berbagai teori penuaan, antara lain Soepardiman, 2003 dan Wasiaatmadja, 1997: 1. Teori Replikasi DNA Teori ini mengemukakan bahwa terjadinya proses penuaan disebabkan kematian sel secara perlahanlahan antara lain akibat pengaruh sinar ultraviolet sinar matahari yang merusak sel DNA sehingga mempengaruhi masa hidup sel Cunningham, 1998; Soepardiman, 2003; dan Wasiatmadja, 1997. 2. Teori Kelainan Alat Proses penuaan terjadi kibat kerusakan DNA yang menyebabkan terbentuknya molekul-molekul yang tidak sempurna sehingga terjadi kelainan enzim-enzim intraselular yang mengakibatkan kerusakan atau kematian sel Cunningham, 1998; Soepardiman, 2003; dan Wasiatmadja, 1997. 3. Teori Ikatan Silang Proses penuaan merupakan akibat dari pembentuan ikatan silang yang progresif dari protein-protein intraseluler dan interseluler serabut kolagen yang menyebabkan kolagen kurang lentur dan tidak tegang Cunningham, 1998; Soepardiman, 2003; dan Wasiatmadja, 1997. 4. Teori Neuro-Endokrin Proses menjadi tua diatur oleh organ-organ penghasil hormon seperti timus, hipotalamus, hipofisis, tiroid yang secara berkaitan mengatur keseimbangan hormonal dan regenerasi sel-sel tubuh manusia Cunningham, 1998; Soepardiman, 2003; dan Wasiatmadja, 1997. 5. Teori Radikal Bebas Teori radikal bebas dewasa ini lebih banyak dianut dan dipercaya sebagai mekanisme proses penuaan. Radikal bebas adalah sekelompok elemen dalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tubuh yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga tidak stabil dan sangat reaktif. Sebelum memiliki pasangan, radikal bebas akan terus menerus menghantam sel-sel tubuh guna mendapatkan pasangannya termasuk menyerang sel-sel tubuh yang normal. Akibatnya sel-sel akan rusak dan menua serta mempercepat timbulnya kanker Cunningham, 1998; Soepardiman, 2003; dan Wasiatmadja, 1997.

2.4.2 Proses Penuaan pada Kulit

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

4 21 107

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 35 120

Karakteristik Tepung Talas (Colocasia esculenta (L) Schott) dan Pemanfaatannya dalam Pembuatan Cake

6 36 156

KAJIAN KARAKTERISTIK TEPUNG UMBI TALAS (Colocasia esculenta L. Schott) VARIETAS BENTUL DAN SUTERA.

0 0 3

PEMANFAATAN TALAS BERDAGING UMBI KUNING (Colocasia esculenta (L.) Schott) DALAM PEMBUATAN COOKIES Utilization of Yellow Corm Taro (Colocasia esculenta (L.) Schott) in Producing Cookies

0 0 10

FORMULASI TABLET EFFERVECENT DARI EKSTRAK ETANOL DAUN TALAS (Colocasia esculenta L.) SEBAGAI ANTISEPTIK TOPIKAL

0 0 5

PEMBUATAN BIOETANOL DARI KELADI LIAR (Colocasia esculenta L schott var.antiquorum) MELALUI HIDROLISIS DENGAN KATALIS ASAM KLORIDA DAN FERMENTASI

0 0 7

PENGARUH THIDIAZURON DAN HIDROLISAT KASEIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS SATOIMO (Colocasia esculenta (L.) Schott var antiquorum) SECARA IN VITRO

0 0 8

Mutu Fisik Dan Kimia Tiwul Instan Umbi Bentul (Colocasia Esculenta (L.) Schott) Sebagai Produk Pangan Fungsional

0 0 113

UJI INDEKS GLIKEMIK UMBI TALAS UNGU (Colocasia esculenta L) DAN UMBI TALAS JEPANG (Colocasia esculenta Var Antiquorum) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

0 2 91