UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.7 Evaluasi Fisik Mikroemulsi
3.3.7.1 Pemeriksaan Organoleptik
Sediaan mikroemulsi diperiksa secara visual warna, homogenitas, dan kosistensinya Haneefa dkk,2012.
3.3.7.2 Uji pH
Sebanyak 10 gram sediaan mikroemulsi diukur pH sediaan dengan menggunakan alat potensiometrik pH meter pada suhu 25 ± 2
⁰C Sharma, Sharma, Sandeep, Gupta, dan Bishnol, 2012.
3.3.7.3 Uji Tipe Mikroemulsi
Dilakukan dengan menggunakan uji pengenceran, dengan cara mengencerkan mikroemulsi dengan air. Jika mikroemulsi tercampur baik dengan
air, maka tipe mikroemulsi adalah minyak dalam air ma, sebaliknya jika air yang ditambahkan membentuk globul pada mikroemulsi maka tipe mikroemulsi
adalah air dalam minyak am Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 2008.
3.3.7.4 Penentuan Viskositas
Pengukuran dilakukan dengan Visco Tester 6
R
HAAKE pada temperatur ruang 25 ± 2
⁰C. Shear rates dan shear stress diaplikasikan pada sampel sejumlah 150 gram dan akan menghasilkan reogram yang akan dibuat untuk
menentukan viskositas dan reologi sampel Mortazavi, Pishrochi, dan Jafari azar, 2013.
3.3.7.5 Pengukuran Bobot Jenis
Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer pada suhu ruang. Bobot piknometer kosong ditimbang pada suhu ruangan A gram. Kemudian diisi
dengan air sampai penuh dan ditimbang A1 gram. Air dikeluarkan dari piknometer dan piknometer dibersihkan. Sediaan mikroemulsi diisikan dalam
piknometer sampai penuh dan ditimbang A2 g. Bobot jenis sediaan diukur dengan perhitungan sebagai berikut Deepak dan Vedha Hari, 2013:
Bobot jenis grammL =
A2 – A
A1 −A
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.7.6 Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan dengan cara menempatkan masing-masing sediaan 150 gram pada suhu tinggi 40 ± 2
⁰C, kamar 25 ± 2 ⁰C, dan suhu rendah 4 ± 2
⁰C selama 1 bulan. Dilakukan pengamatan organoleptik setiap 2 minggu sekali serta pengukuran pH dan viskositas pada hari terakhir Lou, Qiu, Crill, Helms,
dan Almoazen, 2013; Fahima MH, Dalia, Mohamed, Aliaa, 2011; Fauzy, 2010.
3.3.7.7 Cyling test Uji freeze-thaw