UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
polifenol total yang ditetapkan menurut metode Folin-Ciocalteu bukan merupakan kadar absolut, tetapi prinsipnya berdasarkan kapasitas reduksi dari bahan yang
diuji terhadap suatu reduksi ekivalen dari asam galat Singleton dan Rossi, 1965
. Pada penelitian terdahulu dari tanaman Marrubium peregrinum memiliki
nilai kadar total polifenol sebesai 4678 mgGAE100 g pada fraksi air dan menunjukan kadar antioksidan yang kuat Stankovie, 2011. Nilai kadar total
polifenol dalam ekstrak umbi talas jepang menunjukan nilai yang mendekati kadar total polifenol dalam tanaman Marrubium peregrinum sehingga dapat
diasumsikan bahwa ekstrak umbi talas jepang juga berkemungkinan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Oleh karena itu pada tahap selanjutnya dilakukan
pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak umbi talas jepang. Kandungan polifenol yang ada di dalam sampel tersebut juga dapat
berperan sebagai penghambat enzim tirosinase yakni enzim yang berperan penting dalam pembentukan melanin. Polifenol akan berkompetisi dengan L-DOPA yang
merupakan produk dari hidroksilasi L-tirosin untuk berikatan dengan enzim tirosinase sehingga akan mengurangi pembentukan melanin pada kulit Ramsden
dan Patrick, 2010. Untuk melihat aktivitas penghambatan enzim tirosinase, diperlukan penelitian lebih lanjut.
4.5 Uji Antioksidan dengan Metode DPPH
Uji ini dilakukan untuk melihat aktivitas dan kemampuan antioksidan dari ekstrak tesebut.Uji aktivitas antioksidan ini dilakukan dengan menggunakan
metode perendaman radikal bebas DPPH.Metode ini dipilih karena sederhana, mudah, cepat, murah, tidak memerlukan banyak reagen, serta memberikan
informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikan stabil Juniarti dkk, 2009 dalam Desi, 2014; Sunarni, 2005 dalam Angela, 2012.
Pengujian ini dilakukan dengan mengukur absorbansi dari beberapa seri konsentrasi ekstrak yang telah dibuat sebelumnya, yakni 100 ppm, 300 ppm, 500
ppm, 700 ppm, dan 1000 ppm yang direaksikan dengan pereaksi DPPH pada panjang gelombang 517 nm. Seri konsentrasi ini dipilih karena menunjukan hasil
absorbansi diantara 0,2-0,8 sehingga masih memenuhi hukum Lambert-Beer.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari hasil absorbansi yang diperoleh, maka akan didapatkan nilai inhibisi, dan IC
50
dari ekstrak umbi talas jepang. Hasil absorbansi, inhibisi, dan IC
50
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Nilai Absorbansi, Inibisi, dan IC
50
Ekstrak Talas Jepang Sampel
Konsentrasi
ppm Absorbansi
Inhibisi IC
50
ppm
Ekstrak Talas Jepang
100 0,472
13,075
1745,909 300
0,440 18,969
500 0,407
25,046 700
0,383 29,466
1000 0,357
34,254
Berdasarkan nilai pada tabel di atas, dapat diketahui nilai IC
50
dari ekstrak umbi talas jepang sebesar 1745,909 ppm.Berdasarkan literatur Bois, 1958 dalam
Angela, 2012, aktivitas antioksidan ekstrak umbi talas jepang termasuk dalam golongan lemah karena memiliki IC
50
200 ppm. Nilai tersebutjauh lebih tinggi dibandingkan estrak lain seperti ekstrak air kentang kuning 82,18 ppm yang juga
digunakan sebagai zat aktif dalam formulasi kosmetika anti-aging Angela, 2012. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak umbi talas jepang memiliki kemampuan
antioksidan yang jauh lebih rendah.Hasil tersebut mungkin disebabkan oleh kandungan polifenol yang terdapat pada sampel telah lebih banyak teroksidasi
sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas anti-aging dari ekstrak talas jepang bukan berasal dari kemampuannya sebagai antioksidan.
4.6 Formulasi Mikroemulsi