UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.8 Formula dan Kondisi Terbaik Pembentukan Mikroemulsi Ekstrak Umbi
Talas Jepang
Hasil Optimasi Terbaik Fomula
Minyak zaitun 48,5 Vitamin E 0,5
Span 80 23 Tween 80 15
PEG 400 5 Ekstrak umbi talas jepang 3
Akuades 5
Kondisi Pembentukan Suhu 30-35 ± 2
⁰C Kecepatan pengadukan 750 rpm
Lama pengadukan ±30 menit
4.7 Evaluasi Fisik Mikroemulsi
4.7.1 Pemeriksaan Organoleptik
Setelah diperoleh formula untuk pembentukan mikroemulsi, maka dilakukan evaluasi fisik terhadap sediaan.Evaluasi yang dilakukan meliputi
penentuan organoleptik, homogenitas, tipe emulsi, pH, viskositas, bobot jenis, uji sentrifugasi, cycling test, dan uji stabilitas.
Pada pengujiaan organoleptik dan homogenitas, diperoleh mikroemulsi yang jernih dan transparan, berwarna kuning kecokelatan, berbentuk cair, berbau
khas aromatik, dan homogen.Berikut ini merupakan hasil dari pemeriksaan organoleptik dan homogenitas sediaan mikroemulsi ekstrak umbi talas jepang:
Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Organoleptik san Homogenitas
Organoleptik Hasil
Warna Kuning Kecokelatan
Bau Khas Aromatik
Bentuk Cairan Sediki Kental
Homogenitas Homogen
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penentuan ukuran partikel dalam evaluasi ini tidak dapat dilakukan.Hal tersebut dikarenakan tidak ada alat yang memenuhi kualifikasi untuk mengukur
mikroemulsi tersebut.Kemungkinan terjadi fenomena solubilisasi miselar, yakni pembentukan larutan yang jernih karena molekul-molekul zat terdispersi
berasosiasi dengan misel, dimana terjadi pembentukan misel yang kompleks dan menyebabkan ukuran droplet mikroemulsi semakin kecil sehingga menjadi sulit
untuk diukur Puspitasari, 2013.Mikroemulsi ekstrak umbi talas jepang juga memiliki viskositas yang cukup besar dibandingkan mikroemulsi pada umumnya
sehingga tidak dapat juga dilakukan pengukuran droplet dengan menggunakan alat pada umumya Delsa
TM
Nano C Particle Analyzer karena alat tersebut hanya dapat mengukur partikel dengan viskositas 20 cP.Hal ini disebabkan
ukuran droplet
diukur berdasarkan
pergerakan dari
droplet mikroemulsi.Viskositas mikroemulsi yang cukup tinggi menyebabkan droplet
yang ada sulit untuk bergerak sehingga menjadi sulit untuk diukur.Oleh sebab itu,indikator penentuan terbentuknya mikroemulsi hanya dilakukan secara visual,
yakni berdasarkan kejernihanya saja. Indikator lainnya yaitu bentuk droplet yang sudah tidak terlihat dengan mikroskop optik dengan perbesaran 400.Mikroskop
tersebut ha nya dapat memperlihatkan partikel dengan ukuran di atas 1 μm
sehingga dapat disimpulkan droplet mikroemulsi berukuran nano.
4.7.2 Uji pH