UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengujian tannin dilakukan dengan menambahkan FeCl
3
. Perubahan warna yang terjadi dikarenakan salah satu gugus hidroksil yang ada akan bereaksi
dengan reagen FeCl
3
sehingga dapat terbentuk warna cokelat kehijauan. Pada pengujian saponin terbentuk buih dengan pengocokan.Hal ini
disebabkan saponin memiliki gugus hidrofil dan hidrofob. Pada saat dikocok, gugus hidrofil akan berikatan dengan air sedangkan gugus hidrofob akan
berikatan dengan udara sehingga membentuk buih Kumalasari dan Sulistyani, 2011.
Berdasarkan uji
penapisan fitokimia
yang telah
dilakukan, memberikanhasil positif pada alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid, dan
tannin serta memberikan hasil yang negatif pada steroid.Hasil ini berbeda dengan literatur Wang, 1983yang menunjukan bahwa terdapat kandungan steroid di
dalamnya.Hal tersebut dimungkinkan karena kadar steroid yang kecil sehingga tidak dapat terdeteksi secara kualitatif.
Beberapa golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak, dapat memberikan manfaat untuk kulit, yakni sebagai anti-aging. Senyawa golongan
flavonoid, saponin, dan terpenoid dapat mempercepat proses re-epitalisasi jaringan epidermis sehingga jaringan yang rusak akan segera tergantikan dengan
jaringan yang baru Wijaya, Citraningtyas, dan Franly, 2014. Flavonoid, terpenoid, dan tannin memiliki efek antioksidan untuk menetralkan radikal bebas
yang terbentuk akibat paparan sinar UV sehingga sel-sel kulit terhidar dari kerusakan Elsner dan Howard, 2000.Flavonoid dan tannin juga memiliki
aktivitas anti melanogenik sehingga dapat mencegah terjadinya hiperpigmentasi yang dapat menyebabkan noda hitam pada wajah dengan berperan dalam
menghambat pembentukan melanin dan mencegah terjadinya tanda-tanda penuaan Lintner dan Sederma, 2015; Sharma dan Arvind Sharma, 2012. Akan tetapi,
pada penelitian ini tidak dilakukan pengujian dari aktivitas golongan tersebut
sehingga diperlukan pengujian aktivitas untuk ke depannya.
4.4 Penetapan Kadar Total Polifenol
Polifenol merupakan derivat metabolit sekunder yang berasal dari jalur pentosa posfat, sikimat, dan fenilpropanoid.Tura and Robards., 2002; Madsen
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
and Bertelsen., 1999; dan Harbone, 1998.Polifenol merupakan antioksidan dengan reaksi redoks sebagai agen pereduksi dan donator hidrogen Pietta, 2000.
Jumlah dari total polifenol ditentukan dengan pereaksi Folin-Ciocalteu. Pereaksi Folin-Ciocalteu sensitiv untuk mereduksi komponen termasuk polifenol Savitree,
Isara, Nittaya, dan Worapan., 2004 dan Pourmorad, Hosseinimehr, and Shahabimajd., 2006. Asam galat dipergunakan sebagai standar dalam pengujian
ini. Kadar total polifenol dinyatakan dalam mgg asam galat. Asam galat digunakan sebagai standar karena asam galat merupakan turunan dari asam
hidroksibenzoat yang tergolong fenol sederhana, selain itu asam galat lebih stabil, serta lebih murah dibandingkan dengan standar yang lainnya.
Prinsip penentuan total senyawa polifenol adalah senyawa fenol yang akan bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteau akan memberikan warna kuning dan
dengan penambahan alkali akan menghasilkan warna biru. Gugus hidroksil pada senyawa polifenol bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu membentuk
kompleks molibdenum-tungsten berwarna biru dalam suasana basa agar terjadi disosiasi proton pada senyawa fenolik menjadi ion fenolat yang dapat dideteksi
dengan spektrofotometer UV-Vis Alfian, Susanti, 2012.
Berdasarkan hasil uji, didapatkan panjang gelombang maksimum 755 nm.Panjang gelombang maksimum asam galat dalam akuades dapat dilihat pada
lampiran 5. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh dengan menggunakan standar
asam galat dalam akuades adalah y = 0,010x + 0,006, dengan koefisien korelasi r adalah 0,9999 dan koefisien determinasi R² 0,9997. Nilai koefisien korelasi
r yang mendekati 1 dari kurva kalibrasi menunjukkan korelasi antara konsentrasi dan absorbansi.Nilai koefisien korelasi yang didapatkan memenuhi persyaratan
linearitas validasi metode analisis sehingga dapat digunakan untuk menghitung kadar total fenolik dalam ekstrak umbi talas jepang Day dan Underwood,
2002.Adapun kurva kalibrasi tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.3 Nilai Absorbansi Standar Asam Galat
Konsentrasi
ppm
Absorbansi
20 0,219
30 0,312
40 0,421
50 0,519
60 0,618
70 0,72
80 0,824
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Asam Galat dalam Akuades
Tabel 4.4 Kadar Total Polifenol Ekstrak Umbi Talas Jepang
Absorbansi Kadar Total Polifenol mgGAE100 g
Pengukuran ke-1 0,334
3280 Pengukuran ke-2
0,321 3150
Rata-rata 0,328
3215
Pengukuran kadar total polifelnol pada ekstrak umbi talas jepang dilakukan sebanyak dua kali dan didapatkan hasil 0,334 dan 0,321. Setelah
melalui perhitungan, didapatkan nilai kadar total polifenol masing-masing adalah 3280 mgGAE100 g dan 3150 mgGAE100 g sehingga didapatkan kadar rata-rata
total polifenol sebesar 3215 mgGAE100 g atau setara dengan 3,215.Kandungan
y = 0,010x + 0,006 R = 0,9999
0.2 0.4
0.6 0.8
1
50 100
A b
sor b
an si
Konsentrasi µgml
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
polifenol total yang ditetapkan menurut metode Folin-Ciocalteu bukan merupakan kadar absolut, tetapi prinsipnya berdasarkan kapasitas reduksi dari bahan yang
diuji terhadap suatu reduksi ekivalen dari asam galat Singleton dan Rossi, 1965
. Pada penelitian terdahulu dari tanaman Marrubium peregrinum memiliki
nilai kadar total polifenol sebesai 4678 mgGAE100 g pada fraksi air dan menunjukan kadar antioksidan yang kuat Stankovie, 2011. Nilai kadar total
polifenol dalam ekstrak umbi talas jepang menunjukan nilai yang mendekati kadar total polifenol dalam tanaman Marrubium peregrinum sehingga dapat
diasumsikan bahwa ekstrak umbi talas jepang juga berkemungkinan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Oleh karena itu pada tahap selanjutnya dilakukan
pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak umbi talas jepang. Kandungan polifenol yang ada di dalam sampel tersebut juga dapat
berperan sebagai penghambat enzim tirosinase yakni enzim yang berperan penting dalam pembentukan melanin. Polifenol akan berkompetisi dengan L-DOPA yang
merupakan produk dari hidroksilasi L-tirosin untuk berikatan dengan enzim tirosinase sehingga akan mengurangi pembentukan melanin pada kulit Ramsden
dan Patrick, 2010. Untuk melihat aktivitas penghambatan enzim tirosinase, diperlukan penelitian lebih lanjut.
4.5 Uji Antioksidan dengan Metode DPPH