UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penentuan ukuran partikel dalam evaluasi ini tidak dapat dilakukan.Hal tersebut dikarenakan tidak ada alat yang memenuhi kualifikasi untuk mengukur
mikroemulsi tersebut.Kemungkinan terjadi fenomena solubilisasi miselar, yakni pembentukan larutan yang jernih karena molekul-molekul zat terdispersi
berasosiasi dengan misel, dimana terjadi pembentukan misel yang kompleks dan menyebabkan ukuran droplet mikroemulsi semakin kecil sehingga menjadi sulit
untuk diukur Puspitasari, 2013.Mikroemulsi ekstrak umbi talas jepang juga memiliki viskositas yang cukup besar dibandingkan mikroemulsi pada umumnya
sehingga tidak dapat juga dilakukan pengukuran droplet dengan menggunakan alat pada umumya Delsa
TM
Nano C Particle Analyzer karena alat tersebut hanya dapat mengukur partikel dengan viskositas 20 cP.Hal ini disebabkan
ukuran droplet
diukur berdasarkan
pergerakan dari
droplet mikroemulsi.Viskositas mikroemulsi yang cukup tinggi menyebabkan droplet
yang ada sulit untuk bergerak sehingga menjadi sulit untuk diukur.Oleh sebab itu,indikator penentuan terbentuknya mikroemulsi hanya dilakukan secara visual,
yakni berdasarkan kejernihanya saja. Indikator lainnya yaitu bentuk droplet yang sudah tidak terlihat dengan mikroskop optik dengan perbesaran 400.Mikroskop
tersebut ha nya dapat memperlihatkan partikel dengan ukuran di atas 1 μm
sehingga dapat disimpulkan droplet mikroemulsi berukuran nano.
4.7.2 Uji pH
Pada penentuaan pH mikroemulsi didapatkan nilai 5,871. Nilai pH tersebut sesuai karena masih berada dalam kisaran pH kulit, yakni antara 4,5-6,5
Anwar, 2012.
4.7.3 Uji Viskositas
Viskositas adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya terhadap gaya geser Karyono, 2008. Dari pengujian, diketahui nilai viskositas
mikroemulsi ekstrak umbi talas jepang sebesar 364 cP dengan menggunakan spindel R2 pada kecepatan 30 rpm.Nilai tersebut dapat dikatakan cukup besar
dibandingan sediaan mikroemulsi pada umumnya. Hal tersebut mungkin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dikarenakan penggunaan bahan yang digunakan serta tipe mikroemulsi yang akan dibentuk. Tipe reologi pada mikroemulsi berupa sistem aliran Newton.Sebuah
cairan Newton didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang
geser. Cairan Newton akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada cairan Karyono, 2008.Hasil ini menunjukkan bahwa droplet yang
terbentuk sangat kecil sehingga sediaan yang terbentuk menyerupai larutan atau cairan sejati dan dapat dengan mudah mengalir.
Tabel 4.10 Nilai Viskositas Mikroemulsi pada Berbagai Kecepatan
Kecepatan rpm
Torque Viskositas cP
5 4,3
346
6 5,3
357
10 8,9
358
12 10,7
359
20 18,1
363
30 27,3
364
50 45,8
367
60 55,3
369
100 94
376
60 56,4
375
50 47
366
30 27,2
363
20 18
360
12 10,7
359
10 8,8
355
6 5,2
350
5 4,1
335
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.4 Reogram Awal Mikroemulsi Ekstrak Umbi Talas Jepang
4.7.4 Penentuan Tipe Mikroemulsi
Penentuan tipe mikroemulsi dilakukan dengan menggunakan metode pengenceran.Metode ini dipilih karena pengerjaannya yang mudah dan
cepat.Pengenceran mikroemulsi dilakukan dengan menggunakan air.Jika mikroemulsi tersebut bercampur sempurna dengan air, maka ia termasuk bertipe
minyak dalam air ma dan jika ia membetuk globul-globul dalam fase pendispersi, maka termasuk dalam tipe air dalam minyak am. Pada pengujian
ini dihasilkan mikroemulsi dengan tipe air dalam minyak am karena air yang ditambahkan tidak dapat bercampur sempurna dengan mikroemulsi.Air tersebut
membentuk globul-globul dalam mikroemulsi.
4.7.5 Pengukuran Bobot Jenis