Keadaan Ekonomi Sektoral KONDISI UMUM KABUPATEN BATANG

62 3. Peternakan Jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Batang adalah ternak besar yang terdiri dari sapi potongperah, kerbau dan kuda, sedangkan untuk jenis ternak kecil yang terdiri dari kambing, domba dan babi serta unggas seperti ayam, itik dan angsa. Populasi ternak besar pada tahun 2012, yaitu sapi, kerbau dan kuda masing-masing 25.945 ekor, 2.270 ekor dan 91 ekor. Kemudian populasi ternak kecil terdiri dari kambing 67.659 ekor, domba 23.102 ekor dan babi 5.700 ekor. Sedangkan populasi unggas terdiri atas ayam 4.490.393 ekor, itik 144.549 ekor dan angsa 3.307 ekor. Ternak yang dipotong di RPH selama tahun 2012 terdiri dari sapi 3.415 ekor, kerbau 26 ekor, kambing 842 ekor dan domba 454 ekor. Produksi telur ayam ayam ras dan buras tercatat sebesar 59.478.006 butir, telur itik 8.001.714 butir dan produksi susu sapi selama tahun ini sebanyak 105.500 liter. 4. Perikanan Sub sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan perikanan darat terdiri dari usaha budidaya tambak, sawah, kolam dan perairan umum. Produksi perikanan jenis perikanan laut 25.860.276 Kw; perikanan darat terdiri, ikan tambak 8.670,4 Kw; udang tambak 333,10 Kw. 5. Kehutanan Sub sektor kehutanan mencakup dua jenis kegiatan yaitu penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan 63 penebangan kayu menghasilkan kayu glondongan, kayu bakar, arang dan abu, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa kulit kayu, kopal, akar-akaran dan sebagainya.

4.6.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Di wilayah Kabupaten Batang sektor penggalian pada umumnya adalah penggalian yang dilakukan pengusaha golongan C seluruhnya. Komoditi yang digali antara lain: pasir, batu kali, batu kapur, dan tanah liat.

4.6.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan berdasarkan jenis barang yang dihasilkan dirinci menjadi Sembilan sub sektor yaitu: industri makanan, minuman dan tembakau; industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; industri kertas dan barang cetakan; industri pupuk, kimia dan barang dari karet; industri semen dan barang lain bukan logam; industri logam dasar besi dan baja; industri alat angkutan, mesin dan peralatan serta industri barang lainnya yang belum tercakup di sub-sub sektor di atas. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini, sektor industri pengolahan dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu: 1. Industri Besar : jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. 2. Industri Sedang : jumlah tenaga kerja 20 – 99 orang. 3. Industri Kecil : jumlah tenaga kerja 5 – 19 orang. 4. Kerajinan Rumah Tangga : jumlah tenaga kerja 1 – 4 orang. 64 Separuh lebih industri di Kabupaten Batang adalah industri makanan, baik dari industri besarsedang maupun industri kecil dan dan kerajinan rumah tangga. Industri tersebut sebagian besar menggunakan hasil pertanian, diantaranya: industri emping, krupukkripik, pengolahan hasil laut, ricemill, tahutempe, dan lainnya. Industri tekstil, kulit dan barang kulit juga merupakan andalan sektor industri di Batang, dan pada umumnya merupakan industri besarsedang. Selain menyerap banyak tenaga kerja juga merupakan komoditi ekspor. Industri lainnya yang cukup berperan adalah industri pengolahan kayu dan hasil hutan lainnya, seperti penggergajian kayu, komponen bahan bangunan dari kayu, meubel, bak truk, peralatan rumah tangga dari kayu dan sebagainya. Industri semen dan barang non mineral di Batang terdiri dari industri batu bata, pemecah batu, paving dan barang sejenisnya. Untuk melihat komposisi industri yang terdapat di Kabupaten Batang dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut : Gambar 9. Grafik Komposisi Industri Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012 Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012 65 Gambar 9 tersebut memberikan gambaran komposisi jenis industri yang terdapat di Kabupaten Batang. Adapun komposisinya adalah industri makanan 57,32 persen; industri tekstil 23,47 persen; industri kayu 9,01 persen; non mineral 10,09 persen dan industri lainnya 0,11 persen. Komposisi tertinggi adalah industri makanan, karena di Kabupaten Batang memiliki berbagai macam kuliner yang tampak di sepanjang jalur Pantura.

4.6.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum

Sektor ini meliputi tiga sub sektor, yaitu: sub sektor listrik, sub sektor gas, sub sektor air minum. Dari ketiga sub sektor tersebut, di Kabupaten Batang hanya dua sub sektor yaitu sub sektor listrik dan sub sektor air minum. Pada sub sektor listrik, aktifitas yang dicakup meliputi usaha listrik yang diusahakan oleh Perusahaan Listrik Negara PLN. Sedangkan sub sektor air minum meliputi kegiatan penjernihan air minum yang dikelola oleh perusahaan air minum yang merupakan public service. Kebutuhan energi listrik terus meningkat sejalan dengan roda perekonomian daerah. Jumlah energi listrik yang terjual selama tahun 2012 sebesar 292.577.027 Kwh. Energi listrik tersebut sebagian besar dimanfaatkan oleh rumah tangga. Dari tahun 2003 hingga 2012 banyaknya pemakaian listrik yang disalurkan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun, pada tahun 2007 sempat mengalami penurunan sebesar 3,93 persen dari tahun sebelumnya dan pada tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 10 sebagai berikut: 66 Gambar 10. Grafik Banyaknya Pemakaian Listrik yang Disalurkan Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2003-2012 diolah Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Batang adalah pelanggan rumah tangga yang mencapai 94,32 persen; industri 0,004 persen; dan pelanggan lainnya kantor, sarana social dan lain-lain 5,64 persen. Adapun grafiknya dapat dilihat pada Gambar 11 sebagai berikut : Gambar 11. Grafik Jumlah Pelanggan Listrik di Kabupaten Batang Tahun 2012 Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012 67 Dari gambar 11 tersebut, terlihat pelanggan listrik tertinggi adalah pelanggan rumah tangga yang berjumlah 143.702 rumah tangga dan pelanggan listrik terendah adalah pelanggan industri yang berjumlah 60 industri. Sementara itu, pelanggan lainnya yang berjumlah 8.591 pemakai listrik meliputi sarana sosial dan fasilitas umum. Jumlah pelanggan tersebut dari tahun 2003 hingga tahun 2012 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan setiap tahunnya sebesar 7,29 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 12 sebagai berikut : Gambar 12. Grafik Pertumbuhan Pelanggan PT PLN Persero Tahun 2003-2012 Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2003-2012 diolah 68 Dari grafik tersebut, terlihat jelas pelanggan listrik mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan tertinggi terlihat pada tahun 2011 yang berjumlah 137.472 pelanggan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010 yang berjumlah 120.900 pelanggan. Sementara peningkatan jumlah pelanggan listrik terendah terjadi pada tahun 2009 yang berjumlah 114.901 pelanggan jika dibandingkan tahun sebelumnya tahun 2008 yang berjumlah 110.475 pelanggan. Sedangkan kebutuhan air bersih dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 air bersih yang disalurkan oleh PDAM Kabupaten Batang sebanyak 5.999.427 m 3 , dari jumlah tersebut sebagian besar disalurkan pada rumahtempat tinggal 84,00 persen, umum 7,86 persen, sisanya disalurkan pada badan sosialrumah sakittempat ibadah fasilitas umum, instansi pemerintah dan perusahaantoko. Dari tahun 2003 hingga 2012 jumlah pelanggan PDAM terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, dengan rata-rata peningkatan tiap tahun sebesar 7,96 persen, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 13 sebagai berikut : 69 Gambar 13. Grafik Pertumbuhan Jumlah Pelanggan PDAM Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2003-2012 diolah

4.6.5. Sektor Bangunan

Sektor bangunan mencakup kegiatan kontruksi di wilayah Kabupaten Batang yang dilakukan oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan kontruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan kontruksi.

4.6.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu sub sektor perdagangan besar dan eceran, hotel, dan sub sektor restoranrumah makan. Pada dasarnya kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasihotel serta penjualan makanan dan minuman seperti restoran, warung kedai, pedagang keliling dan sejenisnya. 70

4.6.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Jalan sebagai sarana penunjuang transportasi memiliki peran penting khususnya transportasi darat. Panjang jalan di Kabupaten Batang tahun 2012 mencapai 579,53 Km dari panjang jalan tersebut 39,10 persen dalam kondisi baik, 27,72 persen sedang, dan 33,18 persen rusak. Gambar 14. Grafik Kondisi Jalan di Kabupaten Batang tahun 2012 Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012 Sub sektor pengangkutan secara umum digolongkan menjadi kegiatan pengangkutan darat yang terdiri dari kegiatan angkutan kereta api dan angkutan jalan raya, angkutan sungai dan danau, angkutan laut serta angkutan udara. Jasa penunjang angkutan adalah suatu jenis kegiatan yang menunjang kegiatan pengangkutan seperti terminalpelabuhan, keagenan, ekspedisi, bongkar muat, pergudangan dan jalan tol. Sub sektor komunikasi meliputi kegiatan pengiriman beritawarta, telepon, telegram, teleks dan sejenisnya. Sebagian besar jasa pelayanan pengangkutan dan komunikasi ini ditujukan untuk kepentingan umum dan dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN yang ditujuk seperti PT Telkom, PT Pos Indonesia, PT Kereta Api Indonesia dan lain-lain. 71

4.6.8. Sektor Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan

1. Sub Sektor Perbankan Perbankan adalah suatu kegiatan pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kegiatan operasional bank yang antara lain meliputi: simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, pemberian kredit, pembuatan rekening koran, pengiriman uang, menjual dan membeli surat-surat berharga, memberikan jaminan bank, menyewakan tempat menyimpan barang-barang berharga, melaksanakan kliring dan sebagainya. 2. Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Perbankan Yang termasuk lembaga keuangan bukan bank meliputi perusahaan asuransi, perusahaan pegadaian dan koperasi. 3. Sub Sektor Sewa Bangunan Sub sektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan bangunan baik sebagai tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. 4. Sub Sektor Jasa Perusahaan Cakupan dari sub sektor jasa perusahaan meliputi kegiatan pemberian jasa hukum dan notaris, jasa angkutan dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jassa teknik dan arsitektur, jasa periklanan, jasa riset dan jasa perusahaan lainnya. Semua jasa ini biasanya diberikan berdasarkan sejumlah bayaran atau kontrak. 72

4.6.9. Sektor Jasa-Jasa

Sektor ini mencakup empat sub sektor yaitu sub sektor jasa pemerintah dan hankam, sub sektor jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan serta jasa perorangan dan rumah tangga. 1. Sub Sektor Jasa Pemerintah dan Hankam Cakupan sub sektor jasa pemerintah dan hankam adalah seluruh pegawai negeri sipil, TNI dan kepolisian yang benar-benar bekerja di wilayah Kabupaten Batang. 2. Sub Sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa sosial kemasyarakatan lainnya seperti palang merah Indonesia, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadah dan sejenisnya, terbatas yang dikelola oleh swasta saja. 3. Sub Sektor Jasa hiburan dan Rekreasi Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini adalah seluruh kegiatan perusahaanlembaga swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pembuatan dan distribusi film, penyiaran radio dan televisi, produksi dan pertujukan sandiwara, tari, musik, serta jasa rekreasi lainnya seperti gelanggang pacuan, sirkus, taman hiburan dan klub malam. Juga termasuk disini penggubah lagu, penulis buku, pembuatan lukisan dan sebagainya. 73 4. Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Sub sektor ini mencakup segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga, yang terdiri atas: a. Jasa perbengkelanreparasi kendaraan bermotor meliputi perbaikan kecil-kecilan dari kendaraan roda dua, tiga, dan empat seperti mobil pribadi, mobil umum, bemo, sepeda montor dan sebagainya. b. Jasa reparasi lainnya seperti perbaikanreparasi jam, TV, kulkas, mesin jahit, sepeda, dan barang-barang rumah tangga lainya. c. Jasa pembantu rumah tangga termasuk koki, tukang kebun, penjaga malam, pengasuh bayi dan anak, dan sebagainya. d. Jasa perorangan lainnya seperti tukang binatu, pemangkas rambut, tukang jahit, tukang semir sepatu dan sandal, dan lain sebagainya. 74

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Sektor-sektor Unggulan Kabupaten Batang Periode 2004-2013

Berdasarkan Pendekatan Location Quotient LQ Untuk mengetahui sektor unggulan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Location Quotient LQ. Pada umumnya Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah indikator pendekatan LQ, sehingga dapat lebih menspesifikasi antara sektor unggulan dan sektor nonunggulan yang perannya berkaitan dengan pendapatan dan pertumbuhan wilayah Kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 baik PDRB Kabupaten Batang maupun PDRB Provinsi Jawa Tengah. Periode yang digunakan dari tahun 2004 hingga 2013. Penelitian ini menggunakan periode tersebut dikarenakan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang pada tahun 2004 hingga tahun 2013 lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya dan mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun mengalami perlambatan pada tahun 2006 dan 2012. Nilai LQ merupakan indikator untuk menyatakan sektor unggulan dan nonunggulan. Ketika suatu sektor memiliki nilai LQ lebih besar dari satu maka sektor tersebut termasuk kedalam sektor unggulan, yang artinya peranan suatu sektor dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih besar daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Hasil perhitungan analisis LQ menurut pendekatan pendapatan untuk seluruh sektor yang ada di Kabupaten Batang, yaitu sebagai berikut : 75 Tabel 4. Nilai LQ Sektor Perekonomian Kabupaten Batang Tahun 2004- 2013 Angka sementara Sumber : BPS Kabupaten Batang BPS Jawa Tengah Tahun 2003-2012 diolah Berdasarkan nilai rata-rata LQ pada tabel di atas, sektor ekonomi yang termasuk pada sektor unggulan di Kabupaten Batang yaitu:

1. Sektor Pertanian

Selama periode 2004 –2013, nilai koefisien LQ 1, yang artinya kontribusi sektor pertanian dalam perekoniman Kabupaten Batang lebih besar daripada kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Pesatnya pertumbuhan sektor ini juga dikarenakan ketersediaan kekayaan alam yang melimpah di Kabupaten Batang. Kabupaten Batang merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak di jalur pantura. Selain itu, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Batang memberikan andil terbesar ke dua setelah sektor industri pengolahan. Sektor ini pun menyerap tenaga kerja terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Rata-rata Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 LQ 1. Pertanian 1,28 1,28 1,30 1,34 1,39 1,39 1,41 1,44 1,43 1,45 1,37 Unggulan 2. Pertambangan dan Penggalian 1,44 1,34 1,22 1,20 1,20 1,20 1,18 1,18 1,17 1,16 1,23 Unggulan 3. Industri Pengolahan 0,91 0,91 0,90 0,89 0,85 0,85 0,84 0,84 0,84 0,84 0,87 Nonunggulan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,88 0,94 1,12 1,12 1,13 1,12 1,10 1,08 1,09 1,07 1,06 Unggulan 5. Bangunan 1,05 1,05 1,07 1,07 1,07 1,06 1,04 1,02 1,02 1,02 1,05 Unggulan 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 0,80 0,80 0,79 0,78 0,79 0,78 0,78 0,77 0,77 0,78 0,78 Nonunggulan 7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,79 0,77 0,76 0,73 0,72 0,73 0,73 0,73 0,73 0,72 0,74 Nonunggulan 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,99 1,00 1,01 1,02 1,03 1,00 1,02 1,03 1,02 1,01 1,01 Unggulan 9. Jasa-jasa 1,16 1,18 1,18 1,19 1,25 1,29 1,31 1,34 1,37 1,38 1,26 Unggulan Lapangan Usaha Tahun