Hak-hak Anggota Bamus Betawi

e. Kriteria Masyarakat Betawi

Kriteria Masyarakat Betawi dapat dikategorikan berdasarkan: 1. Genetis : Berdasarkan garis keturunan Bapak dan Ibunya Betawi atau salah satunya Betawi. 2. Sosiologis : Orang yang berperilaku budaya Betawi atau menyandang kebudayaan Betawi dalam kesehariannya. 3. Antropologis : Seseorang yang peduli dan memiliki kepedulian terhadap budaya Betawi. 4. Geografis : Masyarakat yang hidup dalam teritori budaya Betawi, yaitu: Jakarta, sebagian daerah Bogor, sebagian aerah Depok, sebagian daerah Tanggerang dan sebagian daerah Bekasi. 9

B. Latar Belakang Berdirinya Forkabi

Forum Komunikasi Anak Betawi Forkabi adalah salah satu ormas Betawi di DKI Jakarta yang menggunakan identitas ke-Betawian untuk memajukan masyarakat Betawi dibidang perekonomian yang semakin terpuruk, ormas tersebut berkantor di Jl. Kramat Sentiong Raya No 49 B, Jakarta Pusat. Berawal berdirinya Forkabi dari insitiatif Husain Sani yang sekarang menjabat menjadi Ketua Umum Ormas Forkabi 2005-2010 dan sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua II Bamus Betawi 2000-2005. Pada awal terbentuknya Forkabi ialah terjadinya keributan antar etnis yaitu etnis Betawi dengan etnis Madura, yang terjadi di Pasar Kebayoran Jakarta 9 ADART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi BAMUS BETAWI ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008, h. 12. Selatan. Karena etnis Betawi sebagai masyarakat asli Jakarta tidak terima saudara- saudaranya ditindas oleh masyarakat pendatang pada saat itu Madura. Dilanjutkan dengan perbincangan kecil diantara tokoh muda masyarakat Betawi seperti, Husain Sani, Asmuni Muchtar, A. Latif HM, Djuli Zulkarnaen, dikediaman Husain Sani Tanggal 11 Maret 2001. Diantara para tokoh tersebut, adanya kerinduan yang mendalam untuk mempererat tali silaturrahmi dan memperkokoh tali komunikasi yang kondusif diantara sesama masyarakat Betawi, akhirnya perbincangan itupun menghasilkan arti dan makna yang positif. Dari hasil perbincangan diatas, kemudian ditindak lanjuti dan dikembangkan secara mendasar melalui kontribusi Husain Sani. Kemudian tercetuslah sebuah langkah pemikiran segera memperluas kearah terbentuknya suatu wadah silaturrahmi masyarakat Betawi yang formal atau lembaga. 10 Untuk mewujudkannya pada 18 April 2001, akhirnya di undanglah beberapa potensi pemuda yang diharapakan dapat memperluas visi dan orientasi, untuk lebih memperjatam pemikiran kearah yang lebih efektif dalam mengawali langka pembentukan. Proses pembentukan wadah silaturrahmi masyarakat Betawi, melalui sebuah pertemuan yang diadakan dikediaman Husain Sani. Segala sumbangan pemikiran, saran, pendapat dan nasihat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi bagi Husain Sani dan kawan- kawan, didalam mengiringi gerak dan langka berikutnya menuju kearah pembentukan wadah silaturrahmi masyarakat Betawi. Berangkat dari dukungan moril yang sangat positif serta kontribusi pemikiran tokoh masyarakat yang telah menjadi bahan referensi, maka Husain Sani dan kawan-kawanpun merasa perlu lebih cepat membentuk sebuah ormas 10 Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010. untuk memperjuangkan masyarakat Betawi. Akhirnya selama 3 tiga bulan lamanya, Husain Sani dan kawan-kawan untuk membentuk sebuah ormas yang dinamakan Forkabi dan didirikan pada 18 April 2001 dan sebagai akses pembuka jalan kearah terbentuknya wadah silahturrahmi masyarakat Betawi secara melembaga yang formal, yang senantiasa telah lama dirindukan oleh masyarakat Betawi khususnya. Dari arti kata Forkabi menjadi 2 dua arti yaitu For ialah perkumpulan dan Kabi ialah dari kata bahasa Betawi adalah pukulan, maksud dari kata pukulan ialah untuk memukul sebuah masalah yang berhubungan dengan masyarakat Betawi dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah terlebih dahulu. 11 Berangkat dari terbentuknya Forkabi dan arti dari kata Forkabi yang diuraikan diatas, Husain Sani mempunyai insitiatif untuk memperluas kedaerah- daerah lainnya seperti Banten, Depok dan daerah lainnya, untuk menjadikan wadah silaturrahmi masyarakat Betawi. Untuk pemilihan ditingkat daerah melalui Musyawarah Daerah MUSDA musyawarah tertinggi daerah yang dilakukan 5 lima tahun sekali yang dihadiri oleh peserta peninjau dan undangan Musyawarah Daerah. 12 1. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari : a. 3 tiga orang utusan DPP FORKABI. b. Seluruh Pengurus Harian dan Ketua-ketua Divisi DPD FORKABI. c. Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC FORKABI. 11 Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010. 12 ADART Dewan Pimpinan Pusat FORKABI, ditetapkan di Cisarua Bogor pada tanggal 29 Juni 2002, h. 17.