Pembatasan dan Perumusan Masalah.

menggunakan kelompok sebagai sarana untuk menyalurkan kepentingan- kepentingan politik, ekonomi dan sosialnya. 19 Pendapat lain dikemukakan A. Latif HM, menyatakan bahwa Forkabi adalah sebuah ormas Betawi yang berkediaman di DKI Jakarta. Forkabi juga mempunyai peran politik, hal ini untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Betawi terhadap pemerintah yang dinilai menyimpang dari kinerja mereka, melalui massa yang begitu besar Forkabi diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah agar berdampak positif. 20 Melalui kegiatan yang bersifat menggabungkan diri dengan orang lain menjadi suatu kelompok, diharapkan tuntutan mereka akan lebih didengar oleh pemerintah. Tujuan kelompok ini ialah memengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah agar lebih menguntungkan mereka. 21 Kelompok kepentingan tersebut secara garis besar terdiri dari:

a. Kelompok Nonasosiasional nonassociational groups

Kelompok-kelompok kepentingan ini tumbuh berdasarkan rasa solidaritas pada sanak saudara, kerabat, agama, wilayah, kelompok etnis dan pekerjaan. Kelompok-kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik 19 Miriam Budiardjo. Dasar-dasar Ilmu Politik Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 381. 20 Wawancara dengan Sekjen FORKABI. A. Latif HM. Pada tanggal 1 Oktober 2010. 21 Kelompok-kelompok kepentingan muncul pertama kali pada abad ke-19 di Eropa Barat dan Golongan Afrika-Amerika Serikat. Organisasi internal lebih longgar dibandingkan dengan partai politik. Karena mereka tidak memperjuangkan kursi dalam parlemen. Anggapa mereka terhadap badan tersebut, telah berkembang menjadi terlalu umum sehingga tidak sempat mengatur masalah-masalah yang lebih spesifik. Disamping itu, dikemukakan mereka cenderung memfokuskan diri pada satu masalah tertentu saja. Bila dilihat dari segi keanggotaannya terutama terdiri atas golongan-golongan yang menganggap dirinya tertindas serta terpinggirkan, seperti kaum buruh. Lihat Miriam Budiardjo. Dasar-dasar Ilmu Politik Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2008, h. 383.