Kelompok Nonasosiasional nonassociational groups

Partisipasi politik adalah keterlibatan masyarakat di dalam kegiatan- kegiatan politik, tujuan dari keterlibatan masyarakat itu sendiri adalah untuk mempengaruhi proses perumusan kebijaksanaan pemerintahan. Menurut Herbert McClosky sebagaimana yang dikutip oleh Toto Pribadi, dkk. 2006, 24 mengemukakan bahwa partisipasi politik adalah “kegiatan-kegiatan sukarela dari masyarakat mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum”. Pendapat lain diajukan oleh Norman H. Nie dan Sidney Verba dimana Nie dan Verba yang juga dikutip oleh Toto Pribadi dkk 2006, Partisipasi politik sebagai kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang diambil mereka. Pendapat lainnya dalam kutipan yang sama menyatahkan bahwa, Huntington dan Nelson, tindakan-tindakan partisipasi politik yang negatif tersebut pada dasarnya dapat dikatakan sebagai tindakan partisipasi politik. 25 Dari tiga definisi tersebut terlihat adanya kesamaan ciri umum partisipasi politik di dalam keinginan masyarakat untuk terlibat dan mempengaruhi keputusan pemerintah. Uraian diatas mengenai partisipasi politik dilihat dengan perilaku seseorang yang melakukan patisipasi politik atau tidak dan dari motivasi atau keberadaan daya pendorong bagi seseorang tersebut. Dalam hal ini, Milbrath yang mengemukakan 4 empat faktor yang mendorong orang berpartisipasi politik, yang dikutip dalam Toto Pribadi dkk sebagai berikut: 26 1. Adanya perangsang, 2. Faktor karakteristik pribadi seseorang yang berwatak sosial dan 24 Toto Pribadi, dkk. Sistem Politik Indonesia Jakarta : Universitas Terbuka 2006, h. 3.3. 25 Ibid., h. 3.5. 26 Ibid., h. 3.4. punya kepedulian besar terhadap problem masyarakat biasanya mau terlibat dalam aktivitas politik, 3. Faktor karakter sosial seseorang yang menyangkut status sosial ekonomi yang akan ikut mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku seseorang dalam politik, 4. Faktor situsai dan lingkungan politik yang kondusif membuat orang dengan senang hati berpartisipasi dalam kehidupan politik. Membicarakan mengenai partisipasi politik, yang diuraikan diatas. Maka partisipasi politik Forkabi dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 ialah, karena dari salah satu cagub yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta adalah masyarakat Betawi, maka dari itu Forkabi berpartisipasi dalam Pilkada DKI Jakarta. Karena untuk mengangkat martabat masyarakat Betawi untuk menjadi gubernur ditanah kelahiran Betawi dan mengajak masyarakat Betawi untuk memilih pemimpin dari masyarakat Betawi. Hal ini untuk memudahkan aspirasi masyarakat Betawi apabila gubernur DKI Jakarta yang terpilih di Pilkada DKI Jakarta. Disamping hal tersebut diatas, ada bentuk-bentuk partisipasi politik pada Pilkada yang lalu ialah: 1. Pemberian suara voting, 2. Diskusi politik, 3. Kegiatan kampanye, 4. Bergabung dengan partai politik. 27

3. Teori Budaya Politik

Menurut Arief Budiman dalam Ismid Hadad, budaya politik adalah sebagai macam ide yang dianut bersama banyaknya anggota masyarakat tersebut, tidak saja tentang masalah-masalah politik, tapi juga tentang aspek-aspek 27 Selanjutnya yang tidak termasuk bentuk-bentuk partisipasi politik dalam Pilkada DKI Jakarta antara lainya : 1. Pengajuan Petisi, 2. Berdemonstrasi, 3. Mogok, 4. Tindakan Kekerasa Politik Terhadap Benda dan Harta. Lihat Toto Pribadi, dkk. Sistem Politik Indonesia Jakarta : Universitas Terbuka 2006, h. 3.8.