xlv Dynamic
Relingquishing Withdrawal
Mengendalikan, agresif.
Bersedia menerima gagasan orang lain.
Independenberdiri sendiri.
memantapkan struktur.
Menumbuhkan sikap untuk
bertindak. Mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain
Menghindari komubnikasi.
ukuran, prosedur, aturan yang
dipakai. Ringkas dan
singkat. Mendukung
pandangan orang lain.
Mengalihkan persoalan.
C. Hubungan Komunikasi, Dakwah, dan Politik
Komunikasi dari Latin ”Comunicare” biasanya diartikan sebagai suatu proses penyampaian lambang-lambang antara dua atau lebih orang
atau sistem yang dapat diberi makna tertentu oleh kedua belah pihak encoded-decoded dan biasanya menghasilkan umpan balik feedback.
26
Adapun Harold D. Lasswell secara sederhana mendefinisikan komunikasi adalah siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dan
apa akibatnya. Komunikasi melalui berbagai medianya di suatu masyarakat, dapat
menciptakan kesenjangan perilaku sosial yang berubah dengan kaidah- kaidah kultural yang normatif culture lag. Komunikasi yang intensif dan
efektif akan menciptakan pengaruh dan perubahan sikap, pendapat bahkan perilaku masyarakat. Masyarakat tidak lagi mau menggunakan
pranata sosial yang ada, akibatnya terjadi perubahan mindset pada masyarakat yang dihasilkan dari proses komunikasi. Dalam keadaan
26
Abdul Muis. Komunikasi Islam. Bandung: Rosdakarya, 2001, h.
xlvi seperti ini berarti komunikasi mampu memerankan fungsinya sebagai
salah satu alat bagi perubahan masyarakat social change. Secara lebih rinci, para praktisi komunikasi, menjelaskan fungsi
komunikasi sebagai berikut: 1
Menciptakan kesadaran awareness terhadap gagasanpemilik gagasan merekbrand.
2 Mengubah persepsi.
3 Mengubah keyakinan.
4 Mengubah sikap misal: tadinya menolak menjadi menerima.
5 Reminder mengingatkan kembali.
6 Memperkuat sikap.
7 Mendapatkan respons langsung.
8 Membangun citra.
Adapun dakwah merupakan proses mengubah seseorang maupun masyarakat pemikiran, perasaan, perilaku dari kondisi yang buruk ke
kondisi yang lebih baik. Secara spesifik, dakwah Islam diartikan sebagai aktivitas menyerumengajak dan melakukan perubahan kepada manusia
untuk melakukan kema’rufan dan mencegah dari kemunkaran.
27
Didasarkan kepada tujuan dan jenis pesan. H. Anwar Arifin dalam tulisannya berusaha membagi komunikasi dalam banyak jenis,
diantaranya adalah: 1
Komunikasi Politik kampanye, agitasi, propaganda,
27
Hafidz Abdurrahman. Islam Politik dan Spiritual, h. 231
xlvii 2
Komunikasi Perdagangan reklame, advertensi, promosi, 3
Komunikasi Kesehatan penyuluhan keluarga berencana, 4
Komunikasi Agama dakwah, tabligh, khotbah, 5
Komunikasi Kesenian drama, puisi, prosa, wayang, 6
Komunikasi Pertanian penyuluhan panca usaha tani.
28
Pada jenis-jenis komunikasi di atas, dijelaskan bahwa dakwah merupakan bagian dari jenis komunikasi agama. Sementara Abdul Muis
dalam Komunikasi Islami, menjelaskan bahwa komunikasi agama memang mencakup pula komunikasi Islam, tetapi tidak sama dengan
komunikasi Islam karena komunikasi agama meliputi semua agama. Padahal agama Islam berbeda dengan agama-agama lain, khususnya
mengenai ajarannya. Perlu pula disimak perbedaan antara komunikasi Islam dengan
komunikasi islami. Komunikasi Islam adalah sistem komunikasi umat Islam. Pengertian yang sederhana itu menunjukkan, bahwa komunikasi
Islam lebih fokus pada sistemnya dengan latar belakang filosofi teori yang berbeda dengan perspektif komunikasi non-Islam. Dengan kata lain
system komunikasi Islam didasarkan pada al-Qur’an dan hadits nabi Muhammad SAW. Sudah tentu filosofi atau teori yang menjadi landasan
sistem komunikasi Islam mempunyai implikasi-implikasi tertentu terhadap makna proses komunikasi, model komunikasi, media massa, jurnalistik,
etika, hukum, dan kebijakan media media law and media policy.
28
H. Anwar Arifin. Ilmu Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, h. 31.
xlviii Mengenai makna komunikasi islami secara singkat dapat
didefinisikan bahwa komunikasi islami adalah proses penyampaian pesan antara manusia yang didasarkan pada ajaran Islam. Pengertian itu
menunjukkan, bahwa komunikasi islami adalah cara berkomunikasi yang bersifat islami tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan demikian
pada akhirnya terjadi juga konvergensi pertemuan antara pengertian komunikasi Islam dengan komunikasi islami. Boleh dikatakan, komunikasi
islami adalah implementasi cara melaksanakan komunikasi Islam.
29
Politik berasal dari kata politic Inggris yang menunjukkan sifat pribadi adjective of person atau sifat perbuatan adjective of action di
sini politik berarti bertindak bijaksana acting wisly, dan bijak wise.
30
Kata lain adalah politics dengan “s” yang berarti seni atau ilmu tentang pemerintahan the art of government.
31
Asal kata politik adalah dari bahasa latin politicus greek: politicus yang embrionya adalah kata
polis yang berarti negara atau kota. Dalam bahasa Indonesia, kata politik mempunyai beberapa
pengertian : 1
Ilmu pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan. 2
Segala urusan dan tindakan kebijakan, siasat, dan sebagainya mengenai pemerintah, Negara, atau terhadap negara lain.
29
Prof. Dr. A. Abdul Muis, SH. Komunikasi Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, h. 65-66.
30
Ft Ap. Cowie. Oxford Leaner’s Dictionary. Oxford University Press, 1998, h.190
31
Ft Ap. Cowie, h.191
xlix 3 Kebijakan;
cara bertindak
adalah menghadapi atau menangani suatu masalah.
32
Selain kata politik dalam bahasa indonesia juga dikenal kata “siasat”, yang salah satu artinya adalah politik. Akan tetapi politik di sini adalah
dalam maksud: “Muslihat, tindakan, kebijakan, akal,” untuk mencapai suatu maksud”.
33
Dalam penggunaannya, istilah politik pertama kali dikenal dari buku Plato yang berjudul ”Politeia” atau yang lebih dikenal dengan “Republik”,
berikutnya adalah dalam karya Aristoteles “politein” dari kata-kata tersebut dapat diketahui bahwa kata politik adalah istilah yang digunakan untuk
konsep penyatuan kemasyarakatan, sebab yang dibahas dalam kedua buku tersebut adalah soal-soal yang berkenaan dengan masalah
bagaimana pemerintah dijalankan agar terwujud atau terciptanya suatu masyarakat politik atau negara yang sempurna, atau yang menurut Plato
sebagai “negara ideal”.
34
Dakwah dapat melalui politik, tetapi bukan politik praktis melainkan high politik, sebagai politik luhur, bukan yang mengesankan politik elitis.
High politik diartikan sebagai pemahaman keagamaan mengenai tauhid yang diletakkan sebagai dasar politik kelembagaan dan sistem maupun
perilaku.
32
Departemen P K. Kamus Bahasa Indonesia. Cet.Ke-8. Jakarta: Balai Pustaka, 1995, h.694
33
Departemen P K, h. 649
34
Muhammad Hatta. Alam Pemikiran Yunani. Jakarta: UI dan Tintamas, 1986, h.108
l Amien Rais sebagai penggagas High politik menyebutkan cirinya
sebagai berikut: 1
Politik sebagai amanah dan sebagai konsep keagamaan. 2 Kesadaran akan tanggung jawab politik baik kepada Allah
maupun kepada umat. 3 Keterkaitan politik dengan prinsip ukhuwah yang melampaui
batas etnik, ras. 4
Agama dan status sosial ekonomi budaya.
35
Memang secara normatif, tujuan pola pengelolaan ataupun prinsip- prinsip perilaku pelaku dakwah sangat jelas dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah, sebagai rujukan utamanya. Namun, perumusan tujuan dan pola pengelolaan yang menjadi petunjuk operasional merupakan keharusan.
Setiap rumusan mengandung sifat kehistorisan dalam arti dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya yang berkembang pada
saat rumusan itu dibuat. Karena itu rumusan tujuan serta pengelolaan dakwah dan politik sebagai hasil pemahaman atas norma-norma prinsipil
terus-menerus memerlukan pembaharuan sesuai perkembangan masyarakat dan persoalan yang dihadapi dalam kurun sejarah tertentu.
Demikian juga dakwah dan politik pada fase perkembangan masyarakat modern sekarang.
Dalam perspektif kesejarahan, dua kecenderungan dakwah dan politik ditengah perkembangan masyarakat seolah saling bertentangan.
35
PC IMM Magelang, diposting pada pkl 4:49:00 PM diakses pada tanggal 24 Juni 2008.
li Dengan sendirinya, dalam batas kehidupan inilah manusia kehilangan
dinamika kesyahduan dan spritualitas. Kurang berkembangnya semangat kemanusiaan dan pengkajian atau intelektualitas, menyebabkan berbagai
persoalan kehidupan umat dan bangsa seperti dunia kerja, perubahan, kemiskinan, dan kesehatan serta pemikiran intelektualitas anak kampus
memperoleh perhatian. Pada saat yang sama penguasaan iptek modern tidak cukup menggembirakan, sehingga pemikiran segar dan antisipatif
belum dikembangkan menjawab persoalan dunia modern. Memperhatikan hal itu, rekonseptualisasi dakwah dan politik dalam
kerangka pemecahan persoalan umat dan masyarakat bangsa menjadi penentu berfungsinya dakwah pada pemahaman yang lebih tepat
mengenai realitas obyektif umat dan masyarakat sebagai “demokratisasi pemikiran Ialam” yang merupakan “landasan dasar demokratisasi dakwah”
serta memerlukan sistem yang lebih terencana dan terprogram, searah dengan kemajuan masyarakat yang semakin terdidik sesuai tingkat
perkembangan intelektualitas dan pemikiran serta kebutuhan masyarakat. Demokratisasi dakwah mempunyai beberapa maksud: 1
konseptualisasi nilai ajaran Islam sesuai logika seluruh lapisan umat dan masyarakat sebagai cermin tujuan ideal dakwah, 2 pemahaman yang
tepat mengenai realitas obyektif kehidupan umat dan masyarakat luas, 3 menjadikan kepentingan obyektif umat dan masyarakat sebagai titik tolak
perumusan tujuan obyektif dakwah.
lii Sementara itu konseptualisasi demokratisasi dakwah bertujuan a
menempatkan umat dan masyarakat sebagai pemeran aktif dakwah melalui pembagian kerja sesuai potensi dan kemampuan masing-masing.
b mendialogkan setiap proses dan pentahapan dakwah dengan seluruh lapisan umat dan masyarakat luas dimana kegiatan dakwah akan
dikembangkan. Secara fungsional, diharapkan mereka yang terlibat langsung dalam
aktivitas dakwah dan politik memiliki kemampuan memahami sumber asli ajaran Islam, menguasai dasar pengetahuan modern serta mampu
menganalisis persoalan yang sedang dan akan dihadapi umat dan masyarakat dalam kehidupan modern, mungkin pemimpin demikian yang
diharapkan lahir dan menjadi suara umat dan masyarakat. Ini menunjukkan benang merah dalam tarikh Islam, baik di masa Rasulullah
SAW, Khulafaurrasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, hingga kekhalifahan Turki Utsmani, sebelum masa kejayaan Islam mulai pudar.
Jika dilihat dari segi hukumnya, dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim atau sering disebut juga dengan “Wajib ‘Ain”.
Pelaksanaan kegiatan dakwah bisa dilakukan secara individual, maupun dilakukan secara kolektif sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali
Imran 104: “Hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat, menyeru
kepada kebajikan, berbuat ma’ruf danmenghindari segala perbuatan yang menyesatkan kemunkaran, agar kamu
termasuk orang beruntung”.
liii Ayat di atas tidak menunjukkan bahwa para juru dakwah saja yang
berkewajiban menyampaikan dakwahnya, sementara mereka yang kurang bahkan tidak memiliki kemampuan dalam berdakwah seakan sudah
terlepas beban kewajiban itu. Padahal kewajiban tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab seorang muslim sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing baik secara individual ataupun kolektif. Dakwah dan politik pemecahan masalah dalam pengembangan
masyarakat diharapkan menghasilkan tiga kondisi, yaitu pertama, tumbuhnya kepercayaan dan kemandirian umat serta masyarakat
sehingga berkembang sikap optimis. Kedua, tumbuhnya kepercayaan terhadap aktivitas dakwah guna mencapai tujuan hidup yang lebih ideal.
Ketiga, berkembangnya suatu kondisi sosio-ekonomi, budaya, politik, serta iptek sebagai landasan peningkatan kualitas hidup.
Ini berarti bahwa dakwah dan politik sebagai pemecahan masalah merupa-kan demokratisasi yang dapat memberikan konstribusi positif
pada pengembangan kualitas hidup sebagai bagian pemberdayaan menyelesaikan berbagai persoalan hidup manusia.
36
Selain itu dalam komunikasi politik, komunikator politik yang beragam, memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas politik.
Komunikator politik adalah individu-individu yang berada dalam suatu institusi, asosiasi, partai politik, lembaga pengelola media massa, dan
tokoh-tokoh mayarakat.
36
Radar Sulteng Online. Muhammad Irfan. “Dakwah dan Politik, dalam Pembangunan Masyarakat”. Kamis, 29 Mei 2003, diakses pada tanggal 24 Juni 2008.
liv Komunikator politik merupakan bagian integral
dalam berlangsungnya proses komunikasi. Komunikator politik memberi warna
dominan terhadap proses komunikasi yaitu komunikator yang menduduki struktur kekuasaan, karena merekalah yang mengelola dan
mengendalikan lalu lintas transformasi pesan-pesan komunikasi dan mereka yang menentukan kebijaksanaan komunikasi nasional.
37
Komunikator politik dapat diidentifikasikan ke dalam tiga kategori: 1
Politikus sebagai Komunikator Politik Orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan
pemerintah harus dan memang berkomunikasi tentang politik. Kita menamakan calon atau pemegang jabatan ini politikus.
2 Profesional sebagai Komunikator Politik
Komunikator profesional adalah peranan sosial yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang
sedikitnya mem-punyai dua dimensi: munculnya media massa yang melintasi batas-batas rasial, etnis, pekerjaan, wilayah, dan
kelas untuk meningkatkan kesadaran identitas nasional; dan perkembangan serta-merta media khusus yang menciptakan
publik baru untuk menjadi konsumen infor-masi dan hiburan. Maka komunikator profesional adalah manipulator dan makelar
37
Soemarno, Komunikasi Politik. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001 h.1.8
lv simbol yang menghubungkan para pemimpin atau sama dengan
para pengikut lainnya.
38
3 Aktivis sebagai Komunikator Politik
Unsur dasar dalam jaringan komunikasi politikus adalah aparat formal pemerintah; Ia menduduki atau bercita-cita menduduki
suatu posisi dalam jaringan itu. Dua tipe komunikator politik utama bertindak sebagai organisasional dan interpersonal.
C. Definisi Kebijakan Publik