lxix
4. Aktivitas Politik
59
Sebenarnya, Nur Mahmudi termasuk pendatang baru dalam dunia politik. Namun, karyanya dalam dunia perpolitikan Indonesia, membuatnya
seakan telah hidup sekian lama. Ayah tiga anak ini memulai karir politiknya atas dukungan teman-teman dakwahnya dengan ditunjuk
sebagai presiden oleh jajaran pengurus Partai Keadilan tahun 1999. Tugas berat langsung menghadang. Partai Keadilan sebagai partai baru
dituntut untuk mampu eksis dalam kancah perpolitikan multipartai. Hadangan electoral threshold, dan pertarungan yang ketat di tingkat grass
root membuat Partai Keadilan di bawah kepemimpinannya harus bekerja keras dalam waktu yang sangat singkat.
Di saat itulah, Nur Mahmudi menjadi motivator dan inspirasi bagi partai yang memiliki sistem manajemen yang baik itu. Dalam waktu kurang
setahun partai baru itu berhasil meraih simpati hampir satu setengah juta rakyat Indonesia dan menempatkan 7 wakilnya di DPR RI serta 190 kader
terbaiknya di DPRD I dan II di seluruh Indonesia. Bukan hanya itu, partai ini juga secara fenomenal menempatkan Nur Mahmudi, sang presiden
partai, sebagai Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI pada era Pemerintahan Abdurrahman Wahid. Pada masa yang sangat singkat itu,
beliau mencapai prestasi besar dengan menyelamatkan uang Negara lebih dari 8 triliun rupiah. Hal itu dilakukannya dengan membuat sistem
yang bersih dalam pengelolaan departeman yang dipimpinnya. Pada saat
59
dikutip dari tulisan Nasrullah pada PKS Pilkada Center 2006.
lxx itu pula, beliau menjadi satu-satunya menteri yang menyeret dan
mengadili para koruptor dan penyelewengan keuangan Negara, salah satunya adalah dengan memenjara-kan Bob Hasan juga vonis 4 tahun
penjara kepada Probo Sutedjo yang diputuskan pengadilan. Kepeduliannya yang besar terhadap nasib rakyat kecil,
direpresentasikannya dengan membina sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat LSM bernama Institute For science and Technology Studies
ISTECS. Dalam lembaga kajian yang beranggotakan lebih dari 100 doktor ini, Nur Mahmudi dan kawan-kawan mencoba mengaplikasikan
teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk membantu kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Begitu pula dengan program pembinaan kepada para petani yang dizalimi oleh pabrik-pabrik gula dengan praktek manipulasi. Nur Mahmudi
pun merekrut puluhan sarjana untuk mendampingi petani secara berkelanjutan, dari pembibitan, penanaman, sampai pengawasan. Hal
tersebut dilakukan, agar hak-hak para petani itu terpenuhi dan tidak dimanipulasi.
Pengalamannya di bidang pemerintahan yakni, keberhasilan memimpin departemen kehutanan dan perkebunan, kesedehanaan
pribadi, kepiawaian dalam kepemimpinan, tingkat keilmuan dan religiusitas menjadi alasan tersendiri dari Partai Keadilan Sejahtera untuk memajukan
sosok Nur Mahmudi sebagai salah satu kandidat untuk memimpin kota depok. Banyak yang mempertanyakan alasan kesediaan beliau turun dari
kancah nasional ke tingkat lokal. Namun, dengan sederhana beliau menjawab:
“Khalid bin Walid saja, seorang panglima utama pada masa kejayaan Islam bersedia untuk menaati perintah sang
khalifah, Umar bin Khatab, untuk sekadar menjadi prajurit. Jika menjadi walikota Depok merupakan permintaan partai dan jika
itu baik bagi kemajuan perpolitikan di Indonesia, kenapa saya tidak bersedia seperti kesiapan Khalid bin Walid? Menjadi
menteri atau walikota atau bahkan rakyat biasa sekalipun, tidak menjadi soal bagi saya. Yang lebih berarti adalah,
lxxi apakah dengan keberadan dan posisi kita, kita menjadi
manfaat buat sebanyak mungkin manusia?”. Kini beliau terpilih sebagai walikota Depok untuk periode 2006-2011.
Sudah menjadi komitmennya untuk tetap konsisten menyelaraskan aktivitas politiknya dengan visi dakwahnya juga partai pengusungnya,
Partai Keadilan Sejahtera.
B. Profil Kota Depok