Ester Simatupang : Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk melihat perbandingan kandungan asam salisilat pada sayuran sebelum dan sesudah dimasak
dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian
Lokasi pengambilan sampel dilakukan di pasar swalayan di kota Medan yaitu di Carrefour pasar swalayan.
Alasan pemilihan pasar swalayan tersebut diatas sebagai lokasi penelitian adalah : 1.
Pasar swalayan tersebut diatas berada di pusat kota sehingga mudah untuk dijangkau oleh masyarakat kota Medan
2. Pasar swalayan tersebut sangat banyak dikunjungi oleh masyarakat kota Medan.
3. Pasar swalayan tersebut banyak menjual jenis sayur-sayuran sehingga sesuai
untuk tempat penelitian. 4.
Di Pasar swalayan tersebut sudah pernah dilakukan penelitian pada sayuran dan hasilnya menunjukkan adanya kadar asam salisilat pada sayuran.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan januari sampai April 2009.
Ester Simatupang : Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008, 2009.
3.3 Objek Penelitian dan Sampel
Objek penelitian adalah sayuran yang dijual di pasar swalayan di Kota Medan. Dari pasar swalayan tersebut diambil sejumlah sayur sebagai bahan yang langsung
diperiksa di Laboratorium kesehatan Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah sayuran yang dijual di pasar swalayan
tersebut diambil sebanyak 3 sampel sayuran antara lain : 1.
Bayam 2.
Daun singkong 3.
Kangkung
Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap asam salisilat sebelum sayuran dimasak dan sesudah sayuran dimasak pada suhu 60
C, 70
C dan 80 C.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulisan dan studi kepustakaan.
3.5 Teknik Analisa Data 3.5.1 Alat-alat
31
Ester Simatupang : Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008, 2009.
a Beaker glass 250 ml
b Erlenmeyer
c Buret
d Timbangan
e Waterbath
f Termometer
3.5.2 Bahan
a Sayuran
b Etanol
c FeCl
3
1 d
NaOH e
Fenolftalein
3.5.3 Cara Kerja Pemeriksaan Asam Salisilat Sebelum Sayuran Dimasak
Pemeriksaan Kualitatif 1.
Sayuran terlebih dahulu dicuci bersih dengan menggunakan air yang mengalir. 2.
Sampel sayuran diiris-iris kemudian ditimbang sebanyak 25 gram 3.
Sampel ditambah etanol dimasukkan kedalam Erlenmeyer lalu dikocok kemudian disaring Analisis asam salisilat dalam sayuran memerlukan
penyaringan sampel yang telah diiris-iris terlebih dahulu. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan asam salisilat dari komponen yang terdapat dalam
sayuran. Asam salisilat disaring dengan menggunakan larutan etanol. Hal ini dilakukan berdasarkan sifat asam salisilat yang larut dalam etanol.
Ester Simatupang : Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008, 2009.
4. Filtratnya di test
5. Menggunakan test Jorrisson dengan proses pemeriksaan filtrat ditambah larutan
FeCl
3
1 akan menghasilkan warna ungu jika mengandung asam salisilat.
Pemeriksaan Kuantiatif 1.
Timbang 25 gram sayuran yang telah diiris-iris kemudian masukkan kedalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan 50 ml etanol yang sudah dinetralkan dengan NaOH 0,1 N agar
etanol suasananya netral 3.
Kocok-kocok selama 15 menit, ambil larutan etanolnya masukkan kedalam Erlenmeyer.
4. Titrasi dengan NaOH 0,1 N memakai indikator fenolftalein sampai terbentuk
warna merah jambu. 5.
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 13,81 mg atau 0,01381 gram asam salisilat.
Cara menghitung kadar asam salisilat dengan menggunakan rumus : Kadar asam Salisilat = V x N x 0,01381 gr x 100
B Keterangan : V = Volume titrasi sampel
N = Normalitas pentiter yang dipakai B = Berat sampel
3.5.4 Cara Kerja Pemeriksaan Asam Salisilat Sesudah Sayuran Dimasak
1. Sayuran terlebih dahulu dicuci bersih dengan menggunakan air yang mengalir.
Ester Simatupang : Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008, 2009.
2. Timbang 25 gram setiap sayuran yang telah diiris-iris pada masing-masing beaker
glass 3.
Nyalakan waterbath dan atur suhu untuk setiap perlakuan dan ukur suhu dengan thermometer untuk mendapat suhu 60
, 70 , dan 80
C. 4.
Sayur yang dimasak pada setiap beaker glass dimasak dengan cara dicelupkan kedalam waterbath selama 10 menit.
5. Pisahkan antara air rebusan dengan sayuran yang telah dimasak dengan cara
disaring. 6.
Pada sampel sayuran, tambahkan 50 ml etanol yang sudah dinetralkan dengan NaOH 0,1 N agar etanol suasananya netral, kemudian kocok-kocok selama 15
menit, ambil larutan etanolnya masukkan kedalam Erlenmeyer. 7.
Pada sampel sayuran dan air rebusan, titrasi dengan NaOH 0,1 N memakai indikator fenolftalein sampai terbentuk warna merah jambu.
8. 1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 13,81 mg atau 0,01381 gram asam
salisilat. Cara menghitung kadar asam salisilat dengan menggunakan rumus :
Kadar asam Salisilat = V x N x 0,01381 gr x 100 B
Keterangan : V = Volume titrasi sampel ml N = Normalitas pentiter yang dipakai
B = Berat sampel mg
3.6 Pengolahan dan Analisa Data
Ester Simatupang : Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008, 2009.
Sesuai dengan Jenis penelitian, maka analisa terhadap data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel, narasi, serta pembahasan dilakukan secara deskriptif
untuk diambil kesimpulan apakah ada penurunan residu asam salisilat sebelum dan sesudah dimasak.
3.7 Definisi Operasional
1. Sayuran adalah tumbuhan yang dapat dimakan sebagai pelengkap makanan yang
telah diketahui mengandung asam salisilat, terdiri dari bayam, daun singkong, dan kangkung.
2. Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia yang digunakan untuk mengatasi
hama dan penyakit tanaman serta sebagai bahan pengawet yang dilarang pada sayuran.
3. Uji secara kuantiatif asam salisilat sebelum dimasak yaitu pemeriksaan
laboratorium untuk melihat seberapa banyak residu asam salisilat yang terkandung dalam sayuran atau sampel sebelum dimasak.
4. Uji secara kuantitatif asam salisilat sesudah dimasak yaitu pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui seberapa banyak asam salisilat pada sayuran atau sampel yang diperiksa setelah dicuci lalu dimasak dengan cara merebus sayuran
pada suhu 60 , 70
dan 80 C.
5. Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan asam salisilat pada sayuran yang
dilakukan di ruangan khusus dengan alat dan cara kerja di laboratorium kesehatan Medan.
Ester Simatupang : Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008, 2009.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pemeriksaan kandungan asam salisilat pada sayuran dimulai dari pengambilan sampel dari Carrefour Pasar Swalayan di Kota Medan yang kemudian dibawa ke
laboratorium bagian Toksikologi Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Jumlah sampel yang diperiksa adalah sebanyak 3 sampel sayuran yang terdiri dari sayur
bayam, daun singkong dan kangkung. Setelah dilakukan penelitian diperoleh data tentang kadar asam salisilat pada sayuran sebelum dan sesudah dimasak dengan air
serta kadar asam salisilat pada air rebusan.
4.1 Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Asam Salisilat Pada Sayuran Sebelum
Dimasak
Pemeriksaan kuantitatif pada sayuran dilakukan setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan secara kualitatif dengan melihat adanya perubahan warna menjadi warna
ungu. Dari 3 sampel sayuran yang diperiksa dapat diketahui bahwa terbentuk warna ungu pada ketiga sampel, hal ini menunjukkan bahwa sampel sayuran mengandung
asam salisilat. Sampel sayuran kemudian diperiksa dengan metode titrasi, yang mana pada akhir titrasi akan terjadi perubahan warna menjadi merah jambu pink. Hasil