masuk ke sekolah ada dua guru yang yang mengajar bukan sesuai bidang yang dimilki karena bukan lulusan dari pendidikan akan
tetapi bisa mengajar di sekolah. Akan tetapi sekolah sudah mulai selektif untuk merekrut guru sesuai dengan lulusan dari pendidikan.
Kemungkinan hal semacam ini terjadi karena dulu sekolah masih baru dan sangat membutuhkan guru tersebut. Sekolah menentukan
kualifikasi calon tenaga pendidik baru dilihat dari segi usia,
pendidikan, kesehatan, dan kemampuan mengikuti berbagai tes ”.
13
Untuk mendapatkan tenaga pendidik yang baik itu dibutuhkan analisis jabatan yang tepat karena spesifikasi pekerjaan itu dijadikan dasar dari
pedoman penarikan, maka calon tenaga pendidik yang diterima akan sesuai dengan uraian pekerjaan dari jabatan tersebut.
c. Penentuan Sumber-sumber Penarikan
Setelah mengetahui spesifikasi jabatan yang dibutuhkan oleh sekolah kemudian menentukan sumber-sumber penarikan. Dimana sumber penarikan
ini harus ditentukan dengan baik, apakah merekrut dari sumber internal dalam organisasi maupun dari eksternal luar organisasi. Sumber penarikan ini
mempunyai pengaruh terhadap berkembangan ide – ide baru terhadap
keberlanjutan organisasi. Karena baik pihak internal dan eksternal mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Menurut pendapat Bapak Zaenal Arifin di dalam
menentukan sumber penarikan tenaga pendidik bahwa: “Sekolah sering menentukan sumber rekrutmen melalui eksternal
karena lebih banyak calon tenaga pendidik baru yang akan datang untuk melamar dan kelebihannya bisa mendapatkan tenaga pendidik
yang mempunyai ide-ide , metode-metode, dan bahkan strategi baru dalam mengembangkan pembelajaran nantinya. Akan tetapi kalau
hanya sedikit biasanya informasi diberitahukan kepada pihak internal sekolah saja misalnya melalui promosi dan transfer
jabatan
”.
14
13
Adenta Mefi Saputri, Wawancara Mengenai Rekrutmen Tenaga Pendidik Di SMP Paramarta Unggulan, Ciputat: 14 September2014
14
Arifin, op. cit.,
Menurut pernyataan diatas sekolah lebih sering mengambil tenaga pendidik dari pihak eksternal organisasi supaya dapat mengembangkan ide maupun gagasan
baru dalam pendidikan di sekolah tsb. Akan tetapi apabila menyangkun kendala biaya dan waktu bisa dilakukan dengan internal. Menurut Ibu Tri Handayani
sebagai guru lama di SMP Paramarta Unggulan bahwa: “Sekolah di dalam menentukan sumber-sumber dasar rekrutmen
semua tergantung kebutuhan sekolah apakah akan dibatasi hanya beberapa orang saja atau sebaliknya. Saya juga pernah melakukan
promosi jabatan karena tadinya saya mengajar di sekolah reguler sekarang saya mengajar di unggulan. Ini salah satu rekrutmen yang
bersumber dari pihak internal sekolah. Media yang biasanya digunakan adalah media cetak dan internet karena supaya banyak
pelamar yang datang sehingga akan banyak pilihan kualifikasi
pelamar yang paling terbaik menurut standar sekolah”.
15
Pernyataan wakil kesiswaan dan guru diatas sudah menjelaskan bahwa sekolah harus merekrut tenaga pendidik sesuai dengan sumber yang tepat, agar
tidak adanya kesalahan-kesalahan dalam merekrut. Apakah banyak atau sedikit tenaga pendidik yang dibutuhkan, semua itu berpengaruh terhadap sumber-
sumber penarikan rekrutmen yang dilaksanakan di sekolah.
d. Metode-metode Penarikan
Metode merupakan cara untuk menentukan banyak atau tidaknya jumlah pelamar yang dibutuhkan sekolah misalnya menggunakan metode terbuka
karena membutuhkan banyak tenaga pendidik dan sebaliknya menggunakan metode tertutup apabila membutuhkan sedikit tenaga pendidik baru. Metode
terbuka lebih diketahui masyarakat luas dan sebaliknya apabila metode tertutup hanya pihak dalam organisasi saja yang mengetahui adanya lowongan kerja di
sekolah tersebut. Seperti yang diungkapkan Ibu Eti Kustiawati bahwa:
15
Tri Handayani, Wawancara Mengenai Rekrutmen Tenaga Pendidik Di SMP Paramarta Unggulan, Ciputat: 14 September2014
“Metode yang digunakan bisa terbuka maupun tertutup sesuai keperluan sekolah. Menggunakan metode terbuka apabila sekolah
membutuhkan calon tenaga pendidik yang banyak misalnya melalui media cetak koran dan brosur maupun elektronik Iklan.
Sedangkan sebaliknya menggunakan metode tertutup apabila sekolah
membutuhkan tenaga
pendidik sedikit
biasanya mengumumkan kepada anggota dalam sekolah saja sehingga hanya
orang-orang tertentu saja yang dapat melamar di sekolah ini. Beberapa tes yang dilaksanakan di sekolah antara lain; tes tertulis
tes akademik dan psikotes, tes lisan wawancara dan membaca Al
Qur’an, dan tes microteaching”.
16
Seperti penyataan diatas metode yang digunakan biasanya adalah metode terbuka karena sekolah menginginkan pelamar yang bervariatif dan sekolah
akan menemukan pemalar yang terbaik dari beberapa pilihan. Iklan menjadi salah satu cara untuk menginformasikan kepada calon tenaga pendidik baru.
Berikut beberapa tes yang digunakan di SMP Paramarta Unggulan yaitu:
- Tes tertulis Tes Akademik dan Psikotes
- Tes Lisan Wawancara dan Membaca Al Qur’an
- Tes Microteching
Menurut Ibu Kharisma selaku guru baru di SMP Paramarta Unggulan bahwa:
“Pada waktu saya mengikuti proses rekrutmen sekolah hanya membutuhkan satu guru, sehingga saya memutuskan untuk segera
menaruh lamaran. Sebelumnya saya diberitahu oleh saudara saya yang mengajar di sekolah ini karena hanya di orang dalam
organisasi yang diberitahu adanya lowongan bagi calon tenaga pendidik di sekolah ini. Jadi menurut saya ada saatnya sekolah
menggunkan metode rekrutmen secara tertutup supaya dapat
menghemat biaya dan waktu tentunya”.
17
Sedangkan menurut pernyataan Ibu Kharisma “saya mendapatkan informasi lowongan kerja dari kakak saya yang lebih dulu mengajar di
16
Kustiawati, op. cit.,
17
Kharisma Oktaviani, Wawancara Mengenai Rekrutmen Tenaga Pendidik Di SMP Paramarta Unggulan, Ciputat: 14 September2014
sekolah in”
18
. Berarti sekolah menggunakna metode tertutup apabila membutuhkan sedikit tenaga pendidik baru karena melihat waktu dimana guru
baru tersebut bisa cepat menggantikan atau mengisi jabatan guru yang telah lowong.
e. Kendala-kendala Penarikan
Dalam melakukan sebuah program tentunya tidak lepas dari masalah, yang mana sedikit banyaknya mempengaruhi berjalannya suatu program itu sendiri.
Dalam proses rekrutmen pasti akan terdapat kendala yang dapat menghambat tujuan itu sendiri. Hanya saja kendala-kendala itu dapat diatasi dengan
melakukan beberapa pengendalian dan pengawasan yang berkelanjutan supaya semua masalah dapat diminimalisasi dan menemukan jalan keluar yang baik.
Menurut Bpk. Kusman selaku kepala sekolah bahwa: “Kendala yang biasa dihadapi sekolah adalah keterlambatan
informasi apabila lamaran dikirim melalui internet dan sedikit terhambat dalam penyesuaian standar rekrutmen yang baru karena
lebih banyak dan panjang tes rekrutmen sehingga menghabiskan waktu dan biaya
”.
19
Seperti pernyataan diatas memang menggunakan media internet dalam proses rekrutmen tenaga pendidik ada kelebihan dan kekurangannya apabila
ada gangguan pada jaringan secara tidak langsung berpengaruh terhadap keterlambatan data yang masuk dan mengakhibatkan kerugian baik bagi
sekolah maupun pelamar. Karena sekolah akan kehilangan calon tenaga pendidik dan begitupun sebaliknya tenaga pendidik akan kehilangan
kesempatan untuk bekerja di sekolah yang akan dimasukinya. Sedangkan Menurut Ibu Adenta Mefi Saputri bahwa :
“Banyak kendala yang saya alami misalnya jauh jarak antara rumah saya dengan sekolah, keterlambatan informasi dalam mengirim
18
Ibid.,
19
Kusman, op, cit.,