6.4. Hubungan Antara Usia Dengan Suhu Tubuh Pekerja Pabrik Tahu di
Kecamatan Ciputat Tahun 2013
Faktor usia merupakan salah satu faktor yang tidak bisa dikontrol. Masa lansia menurut Pearce 1990 berisiko lebih besar mengalami tekanan panas dibandingkan
masa muda. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang lebih sempit daripada dewasa awal. Lansia sensitif terhadap suhu ekstrim, karena kemunduran mekanisme
kontrol, terutama pada kontrol vasomotor, penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar, dan penurunan metabolisme. Menurut Bartnicki dalam
Graveling 1988 tingkat toleransi terhadap panas pada usia 40 tahun menunjukkan adanya penurunan.
Penuaan menurut Kenney 1995 berhubungan dengan beberapa perubahan biologis dan fisiologis. Berkurangnya massa tulang dan otot, perubahan ukuran tubuh
meningkatkan suhu inti tubuh. Penuaan juga berhubungan dengan penurunan denyut jantung maksimal yang berdampak terhadap termoregulasi dan sistem kardiovaskular
Kenney, 1997. Hasil uji statistik dalam penelitian ini menyatakan tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan suhu tubuh pekerja pabrik tahu P 0,05. Hal ini bisa disebabkan karena sedikitnya jumlah pekerja yang berusia diatas 40 tahun, sehingga
penemuan pekerja yang memiliki suhu diatas 37,6
o
C juga sedikit. Sejalan dengan penelitian sebelumnya, Hendra 2003 juga tidak menemukan adanya hubungan
antara usia dengan suhu tubuh pekerja di PT Pindad Bandung. Salah satu hal penyebabnya adalah jumlah sampel yang sedikit. Jumlah sampel yang terlalu kecil
mengakibatkan kecilnya variasi usia dalam analisa hasil penelitian.
Oleh karena itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih besar sehingga variasi usia juga besar. Bila perlu untuk mendapatkan
kualitas hubungan dan kekuatan asosiasi yang bagus dapat digunakan desain yang berbeda seperti menggunakan desain studi kasus kontrol atau cohort.
6.5. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Suhu Tubuh Pekerja Pabrik