Tekanan Panas Heat Stress Usia

keram otat, perubahan pola napas, keringat berlebih dan bintik-bintik merah pada kulit. Tabel 2.4 Gejala Heat Strain Kriteria Observasi Heat Strain Gejala Awal Ringan Berat Keram otot Ya, dapat menjadi berat biasanya pada tangan dan perut Ya, dapat menjadi berat biasanya pada tangan dan perut Ya, mungkin dengan gangguan hebat atau kejang otot Napas Berubah Cepat Napas dalam pada awal kemudian dangkal Denyut nadi Berubah dangkal Menurun cepat Kelemahan Ya Pada seluruh tubuh Ya berat parah Kulit Hangat dan lembab Dingin hingga lembab panas Kering dan panas Keringat Banyak banyak Sedikit atau tidak sama sekali Tingkat kesadaran Performa berkurang, kadang-kadang pusing Sakit kepala, pusing seperti ingin pingsan. Kebingungan, kekuatan menurun, hilang kesadaran, pupil dilatasi, kemungkinan koma atau kematian. Sumber: OSHS 1997

2.4. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Suhu Tubuh

2.4.1. Tekanan Panas Heat Stress

Tekanan panas adalah total panas tubuh seseorang yang berasal dari kombinasi panas metabolik internal dan panas lingkungan eksternal. Yang dimaksud dengan panas metabolik adalah hasil sampingan by-product dari proses kimia yang terjadi pada sel, jaringan dan organ Fundamentals of industrial Hygiene, 4 th edition, Thermal stress. Panas yang dihasilkan dari proses metabolisme tersebut berasal dari aktivitas manusia. Tekanan panas merupakan faktor penyebab utama naiknya suhu tubuh. Menurut penelitian Fanani 2011, pekerja industri krupuk yang mengeluhkan gejala heat strain suhu tubuh tinggi, kelelahan dan pusing, terpapar tekanan panas selama bekerja. Dalam penelitian Sari 2007 disebutkan ada hubungan antara tekanan panas dengan peningkatan suhu tubuh.

2.4.2. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dikontrol. Walaupun tidak banyak penelitian yang menyebutkan bahwa penyesuaian terhadap lingkungan baik panas maupun dingin bergantung pada usia seseorang, akan tetapi beberapa pengamatan menunjukkan usia seseorang berhubungan terhadap penurunan aktivitas fisik yang terkait dengan penyesuaian tubuh dengan lingkungan panas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang lebih sempit daripada dewasa awal. Lansia sensitif terhadap suhu eskrim, karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor, penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar, dan penurunan metabolisme Pearce, 1990. Menurut Bartnicki dalam Graveling 1988, usia optimum seseorang menyesuaikan diri dengan panas adalah 31-35 tahun, di atas usia 40 tahun tingkat toleransi terhadap panas menurun. Hal ini juga didukung oleh NIOSH 1986 yang menyatakan usia di atas 40 tahun terkait dengan respon fisiologis kelenjar keringat yang sudah menurun.

2.4.3. Jenis Kelamin