Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Suhu Tubuh Pekerja Pabrik

Oleh karena itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih besar sehingga variasi usia juga besar. Bila perlu untuk mendapatkan kualitas hubungan dan kekuatan asosiasi yang bagus dapat digunakan desain yang berbeda seperti menggunakan desain studi kasus kontrol atau cohort.

6.5. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Suhu Tubuh Pekerja Pabrik

Tahu di Kecamatan Ciputat Tahun 2013 Perbedaan fisiologis yang mendasar antara laki-laki dan perempuan menyebabkan perbedaan dalam tingkat aklimatisasi terhadap lingkungan panas. Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan umumnya memiliki tingkat kebugaran tubuh yang lebih rendah, persen lemak tubuh lebih tinggi, berat badan lebih rendah dan luas permukaan tubuh yang lebih rendah Moran, 1999. Tingkat toleransi perempuan terhadap termoregulasi lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki Yousef dalam Bishop,1997. Selain itu, fluktuasi hormon estrogen dan progesteron terkait dengan siklus menstruasi dapat mengubah kinerja dan toleransi terhadap lingkungan panas Lindle dkk, 1997. Beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa sistem termoregulasi perempuan kurang efektif daripada pria saat terpapar tekanan panas akut dalam bekerja McLellan, 1998. Nunneley 1978 menyimpulkan bahwa dibandingkan laki-laki yang sama-sama dalam tekanan panas, perempuan memiliki suhu inti dan suhu kulit yang lebih tinggi, denyut jantung yang lebih cepat dan tingkat berkeringat yang lebih rendah. Hasil uji statistik dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan P 0,05 antara jenis kelamin dengan suhu tubuh pekerja. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan suhu tubuh pekerja salah satunya disebabkan oleh rasio proporsi sampel dalam kategori jenis kelamin yang tidak sepadan. Kecilnya proporsi pekerja perempuan menjadikan sedikitnya pula ditemukannya suhu tubuh tinggi pekerja perempuan. Merujuk hasil penelitian sebelumnya, Vanani 2008 juga tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan suhu tubuh pekerja. dalam penelitian tersebut jumlah sampel juga sedikit. Selain itu perbedaan beban kerja antara laki-laki dan perempuan membuat perempuan jarang terpapar tekanan panas, sehingga fluktuasi suhu tubuh perempuan juga tidak begitu terlihat. Untuk mengatasi hal ini diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dengan menggunakan kekuatan uji yang lebih besar yakni 90 atau penggunaan desain yang berbeda seperti case control atau cohort. Sebagaimana pernah dibuktikan sebelumnya oleh Moran 1999 bahwa perbedaan tingkat suhu tubuh berdasarkan jenis kelamin didapatkan melalui perbandingan kontrol group dengan beban kerja dan paparan panas lingkungan yang sama.

6.6. Hubungan Antara IMT Dengan Suhu Tubuh Pekerja Pabrik Tahu di