Mengukur Heat Stress Evaluasi Heat Stress dan Heat Strain

air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara 37°C - 40°C. 5. Heat Stroke Adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40 o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, muak, pusing, kebingungan mental dan pingsan.

2.3.3. Evaluasi Heat Stress dan Heat Strain

2.3.3.1. Mengukur Heat Stress

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, bahwa tekanan panas merupakan kombinasi dari temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi dengan produksi panas oleh tubuh. Pemenaker 2011 telah menetapkan Indeks Suhu Basah dan Bola Wet Bulb Globe Temperature yang selanjutnya disingkat ISBB sebagai standar pengukuran panas dilingkungan. Menurut Permenaker No: 13PerX2011, ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola. Pengukuran ISBB menurut OSHA dapat dilakukan secara kontinyu selama 8 jam kerja atau hanya pada waktu-waktu paparan tertentu. Pengukuran seharusnya dilakukan dengan periode waktu minimal 60 menit. Sedangkan untuk pajanan yang terputus-putus minimal selama 120 menit. Hasil ISBB adalah nilai derajat suhu dalam Celsius. Dengan perhitungan rumus sebagai berikut: 1. ISBB untuk di luar ruangan dengan panas radiasi: ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering. 2. ISBB untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi: ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola. Sedangkan pengukuran produksi panas tubuh metoda yang bisa digunakan adalah dengan melakukan estimasi panas metabolik beban kerja, yaitu dengan menggunakan tabel pengeluaran energi dan melakukan analisis tugas NIOSH, 1986. Tabel 2.1 Estimasi Pengeluaran Energi Berdasarkan Analisis Tugas A. Body position and movement Kcalmin Sitting Standing Walking Walking uphill 0,3 0,6 2,0 – 3,0 Add 0,8 per meter rise B. Type of work Average Kcalmin Range Kcalmin Hand work Light Heavy Work one arm Light Heavy Work both arm Light Heavy Work whole body Light Moderate Heavy Very heavy 0,4 0,9 1,0 1,8 1,5 2,5 3,5 5,0 7,0 9,0 0,2 – 1,2 0,7 – 2,5 1,0 – 3,5 2,5 – 9,0 C. Basal metabolism 1,0 D. Sample calculation Average Kcalmin Assembling work with heavy hand tools Standing Two arm work Basal metabolism Total 0,6 3,5 1,0 5,1 For standard worker of 70 kg body weight 154 lbs and 1,8 m 2 body surface 19,4 lt 2 Example of measuring metabolic heat production of worker when performing initial screening Sumber: Criteria for a recommended standard, Occupational Exposure to Hot Evironments, Revised Criteria 1986, NIOSH. Setelah hasil ISBB lingkungan dan beban kerja didapatkan, langkah selanjutnya adalah membandingkan dengan standar Permenaker No 13X2011 tentang iklim kerja. Tabel 2.2 Pengaturan Waktu Kerja dengan ISBB Pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB o C Beban Kerja Ringan Sedang Berat 75 - 100 31,0 28,0 - 50 - 75 31,0 29,0 27,5 25 - 50 32,0 30,0 29,0 0 - 25 32,2 31,1 30,5 Sumber : Permenaker No. Per-13MENX2011. Catatan: - Beban kerja ringan membutuhkan kalori 200 kkal jam. - Beban kerja sedang membutuhkan kalori 200 - 350 kkal jam. - Beban kerja berat membutuhkan kalori 350 - 500 kkal jam.

2.3.3.2. Mengukur Heat Strain