Kepentingan Nasional Kebijakan Luar Negeri

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak bersifat kaku, melainkan selalu disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Selain itu juga, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat interaktif dan tidak dapat dipisahkan h.169. Skripsi ini menggunakan data premier dari website resmi pemerintahan Amerika Serikat, APEC, dan institusi-institusi lain yang penulis bahas dalam penelitian ini. Selain itu, data dikumpulkan melalui wawancara dengan staf dan senior analis APEC, Carlos Kuriyama, yang telah menerbitkan beberapa penelitian, salah satunya the Mutual Usefulness between APEC and TPP, kontributor analis di Peterston Institute for International Economic Prof. Peter A. Petri yang telah mengeluarkan beberapa penelitian terkait TPP, salah satunya The Trans Pacific Partnership and Asia-Pacific Integration: A Quantitative Assessment , dan Kepala Temasek Foundation Centre for Trade Negotiations of Rajaratnam School of International Studies , Deborah K. Elms, yang telah mengeluarkan puluhan tulisan terkait TPP. Skripsi ini juga menggunakan data dari media-media internasional dan lokal, jurnal-jurnal terkait yang telah penulis kumpulkan dari Information Research Center kedutaan Amerika Serikat dan American Corner yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I Pendahuluan A. Pernyataan Masalah

B. Pertanyaan Penelitian C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Pemikiran 1. Perspektif neoliberal Institutionalisme 2. Teori Comparatif Advantage 3. Kepentingan Nasional

4. Kebijakan Luar Negeri

F. Metode Penelitian G. Sistematika Penulisan

BAB II. Perekonomian Amerika Serikat dan Keikutsertaannya di

Trans Pacific Partnership A. Gambaran Amerika Serikat B. Krisis Finansial 2007 C. Keikutsertaan Amerika Serikat di Trans Pacific Strategic Economic Partnership 1. Krisis Ekonomi yang Disebabkan oleh Krisis Finansial 2. Potensi Asia Pasifik 3. Potensi Trans Pacific Strategic Economic Partnerhsip 4. Ketidakpuasan akan Kerjasama Global dan Bilateral 5. Pivot to Asia dan the Rise of China BAB III. Trans Pacific Partnership A. Sejarah Trans Pacific Partnership: Trans Pacific Strategic Economic Partnership B. Potensi Trans Pacific Partnership 1. Potensi Keanggotaan dan Perekonomiannya 2. Perjanjian Abad ke-21 dan Sindrom Noodle Bowl C. Trans Pacific Partnership dan Asia Pacific Economic Cooperation BAB IV. Kebijakan Amerika Serikat dalam Memenuhi Kepentingan Ekonominya di Trans Pacific Partnerhsip Periode 2011-2013 A. Mengajukan Pembahasan terkait Kepentingan Nasional Amerika Serikat dalam Agenda Negosiasi Trans Pacific Partnership 2011-2012 B. Menambah Keanggotaan TPP 1. Menawarkan Insentif yang dimiliki TPP Saat Menjadi Host Economy APEC 2011 2. Mengundang Negara Lain untuk Bergabung dengan TPP a. Korea Selatan b. Indonesia

BAB V. Penutup A. Kesimpulan

B. Saran

19

BAB II PEREKONOMIAN AMERIKA SERIKAT SERTA

KEIKUTSERTAANNYA DI TRANS PACIFIC PARTNERSHIP Untuk mengetahui kebijakan Amerika Serikat dalam memenuhi kepentingan ekonominya melalui Trans Pacific Partnership, maka perlu mengetahui keadaan perekonomian Amerika Serikat beserta faktor yang menyebabkan negara ini bergabung dengan kerjasama ekonomi tersebut. Bab ini akan menjelaskan gambaran ekonomi Amerika Serikat, krisis finansial 2007, dan keikutsertaan Amerika Serikat di Trans Pacific Partnership. A. Gambaran Perekonomian Amerika Serikat Amerika Serikat merupakan developed country yang mempunyai perekonomian terkuat di dunia. Data statistik yang dikeluarkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa sejak tahun 1980 hingga 2012, pendapatan nasional Amerika Serikat secara konsisten berada di peringkat pertama sebagai negara dengan pendapatan terbanyak di dunia dan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tidak hanya itu, pendapatan negara yang berjumlah 15.684 M pada tahun 2012 tersebut besarnya hampir seperempat dari pendapatan semua negara. Jika dibagi dengan jumlah penduduknya, maka pendapatan per kapita negara tersebut sebesar 48.100, jauh di atas pendapatan perkapita rata-rata dunia yaitu 11.800 Bank 2013: n.h.