menargetkan lagi pada tahun 2006. Namun, hingga 2012 DDA tidak memberikan hasil dan proses negosiasinya telah mengalami kegagalan Gordon 2012:n.h.
Karena kegagalan tersebut, Amerika Serikat mencoba menjalin kerjasama perdagangan bilateral dengan Panama, Kolombia, dan Korea Selatan Gordon
2012:n.h yang akhirnya terealisasi pada tahun 2011 Office of the USTR 2013:n.h. Selain dengan tiga negara tersebut, Amerika Serikat sudah memiliki
kerjasama bilateral dengan 17 negara lainnya yaitu Australia, Bahrain, Kanada, Chile, Costa Rica, Republik Dominican, El Salvador, Guatemala, Honduras,
Israel, Jordania, Meksiko, Maroko, Nicaragua, Oman, Peru, dan Singapore. Ditambah Korea Selatan, Kolombia, dan Panama pada tahun 2011. Namun
ternyata pendekatan bilateral juga tidak bisa menawarkan banyak keuntungan Gordon 2012:n.h. Hal ini disebabkan negara masih memberikan beberapa
hambatan perdagangan kepada Amerika Serikat. Dikarenakan kegagalan negosiasi organisasi yang berskala global WTO
dengan Doha Development Agenda dan tidak maksimalnya keuntungan yang bisa didapatkan Amerika Serikat dengan melakukan kerjasama perdagangan bilateral,
maka Amerika Serikat pun perlu bergabung dengan institusi yang tidak seluas WTO dan sesempit bilateral.
4. Pivot to Asia dan the Rise of China
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya kebangkitan Cina adalah sebuah fenomena internasional. Cina dengan beberapa kebijakannya lambat laun
membangun perekonomiannya. Dimulai dengan kebijakan Open Door Policy yang dikeluarkan pada masa Deng Xiaoping, yaitu keterbukaan Cina dalam hal
perekonomian dengan dua kebijakan utamanya keterbukaan terhadap investasi asing serta pembukaan institusi-institusi tertentu secara nation wide Galbraith
dan Lu 2000:9. Alhasil, Cina bisa menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Seperti yang digambarkan oleh gambar III.C.4, pendapatan
Cina dari tahun ke tahun meningkat tinggi. Sebelum tahun 1998, pendapatan Cina masih berada di bawah 1.000 milyar, sedangkan pada tahun 2012 sudah melebihi
8.000 milyar.
Gambar III.C.4. Gross Domestic Product Cina
Sumber: World Bank 2013
Untuk memacu pertumbuhan ekonominya, Cina juga melakukan kerjasama perdagangan, tidak terkecuali dengan negara-negara Asia. Cina sudah terhubung
dengan beberapa perdagangan di regional Asia seperti Northeast Asia Free Trade
- 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
8.000 9.000
1960 1962
1964 1966
1968 1970
1972 1974
1976 1978
1980 1982
1984 1986
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 2002
2004 2006
2008 2010
2012
Area antara Cina, Korea Selatan, dan Jepang, dan Association of South East Asian
Nations ASEAN + 3 yang terdiri dari 10 negara ASEAN Indonesia, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Thailand, Myanmar, Filipina, Kamboja, Laos, dan Brunei Darussalam, dan ASEAN + 6 yang beranggotakan negara ASEAN+3 beserta
India, Selandia Baru, dan Australia 5-6. Sehingga Cina memiliki peran penting di kawasan Asia.
Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan Pivot to Asia, dengan perspektif bahwa pusat gravitasi kebijakan luar negeri, ekonomi, dan militer bergeser ke
kawasan Asia Pasifik. Salah satu alasannya adalah untuk penyeimbang kebangkitan dan pengaruh Cina tersebut Fergusson dan Vaughn 2011:8, dan
dalam bidang ekonomi, Amerika Serikat menjadikan TPSEPTPP sebagai instrumennya.