Mengajukan Pembahasan terkait Kepentingan Nasional Amerika

Ian Ferguson dan Bruce Vaughn 2011 melaporkan penelitiannya kepada kongres Amerika Serikat bahwa proposal Amerika Serikat terkait IP rights telah diajukan pada putaran ke-8 negosiasi TPP di Chicago pada September 2011. Proposal tersebut akan membuat signifikansi yang lebih mendalam mengenai paten, data, dan ketentuan paten jika perusahaan ingin mengajukan permohonan pemasaran produk mereka melakui akses TPP h.12. Namun media lokal Australia melaporkan bahwa proposal Amerika Serikat tersebut ditolak oleh semua negara anggota TPP pada negosiasi ke 11 pada bulan Maret 2012 di Australia Gordon 2012: n.h. Walaupun demikian, dikarenakan TPP masih berada dalam proses negosiasi maka Amerika Serikat masih berkesempatan untuk memenuhi kepentingan nasionalnya terkait IP. Hal itu terlihat dari agenda pembahasan negosiasi pada pertemuan ke 12 hingga 18, di mana IP masih menjadi salah satu pembahasan dalam negosiasi.

B. Menambah Keanggotaan TPP

Transformasi TPSEP menjadi TPP terjadi dikarenakan beberapa negara anggota APEC ingin ikut bergabung dengan TPSEP. Negara pertama yang menyatakan diri ingin bergabung dengan kerjasama perjanjian perdangangan tersebut adalah Amerika Serikat. Negara tersebut pun menyakini bahwa ia bisa menjadi katalisator yang membuat negara lain ikut bergabung dengan TPP. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Australia, Vietnam, Chili, dan Malaysia hingga tahun 2010. Gambar IV.B. Trans Pacific Partnership Tahun 2010 Sumber: Williams, Trans-Pacific Partnership TPP Countries: Comparative Trade and Economic Analysis , Congressional Research Service, 2012 Sembilan negara tersebut mempunyai ekonomi dan demografis yang beragam trans pasifik. Seperti yang gambarkan oleh gambar IV.B, Amerika Serikat mempunyai populasi dan ekonomi yang jauh lebih besar daripada anggota lainnya. Populasi Amerika Serikat empat kali lebih banyak dibandingkan Vietnam dan mempunyai GDP yang hampir dua belas kali GDP Australia Williams 2012: 5. Selain itu, Amerika Serikat sudah mempunyai perjanjian perdagangan bebas dengan empat negara, Australia, Singapura, Chili, dan Peru, sehingga kesempatan Amerika Serikat untuk membuka perdagangan mereka hanya ke Brunei Darussalam, Selandia Baru, Malaysia, dan Vietnam. Salah satu asumsi perspektif neoliberal institusionalisme adalah rasionalitas. Asumsi rasionalitas fokus pada strategi, aktor akan memperhitungkan tindakan mereka agar direaksi oleh aktor lain Dunne et. al 2007:112. Selain itu, aktor rasional bersifat profit-seeking, maka ia akan melakukan kalkulasi untung dan rugi dalam mengambil suatu kebijakan agar mengeluarkan kebijakan yang mendapatkan keuntungan yang maksimal Snidal 2002:75. Selain itu aktor rasional juga mampu membangun cara yang paling efektif dan efisien untuk mewujudkan kepentingan mereka dalam kendala yang mereka hadapi Burchill 1996:192. Sebagai aktor rasional, Amerika Serikat tentu sudah mengkalkulasikan keuntungan dan kerugian dalam setiap kebijakan luar negeri yang dimilikinya, termasuk di TPP. Salah satu hal yang membuat Amerika Serikat mendapatkan keuntungan yang lebih dari TPP adalah jumlah sumberdaya atau anggota yang berpartisipasi dalan negosasi perdagangan ini. Jumlah anggota yang bergabung dengan TPP sangat penting bagi Amerika Serikat untuk memaksimalkan kepentingan ekonominya dalam institusi tersebut. Sejak awal bergabungnya Amerika Serikat di negosiasi perdagangan ini, penambahan anggota sudah menjadi concern negara yang memiliki ekonomi terkuat ini. Seperti yang dikatakan oleh pejabat USTR saat itu Ron Kirk kepada kongres bahwa partisipasi Amerika Serikat didasarkan pada tujuan bersama kelompok ini untuk berkembang dengan memasukkan tambahan ekonomi Asia- Pasifik dan akan menjadi perdagangan yang terbesar, kolaborasi perdagangan yang paling dinamis Office of the USTR 2009: n.h. Semakin banyak negara yang bergabung dengan TPP, maka semakin besar juga peluang Amerika Serikat untuk meningkatkan ekspor dan menciptakan lapangan pekerjaan. Permasalahannya adalah penambahan anggota TPP berhenti pada tahun 2010, atau dengan kata lain tidak ada lagi negara Asia Pasifik yang mengungkapkan intensinya untuk begabung dengan TPP setelah Malaysia. Sebagai aktor rasional yang ingin maksimal mendapatkan keuntungan dari perjanjian perdagangan ini, maka Amerika Serikat perlu mengeluarkan beberapa kebijakan atau upaya agar anggota TPP bertambah. Kebijakan atau upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat diantaranya:

1. Menawarkan Insentif yang dimiliki TPP Saat Menjadi

Host Economy APEC 2011 Perspektif neoliberal institusionalisme menjelaskan bahwa salah satu faktor yang membuat suatu negara mau melakukan kerjasama adalah insentif yang ditawarkan oleh institusi tersebut. Institusi menyediakan insentif kerjasama dalam dunia yang anarki Keohane 1989:1. Institusi juga dapat membentuk perilaku aktor agar merespon insentif kerjasama, mengatasi masalah kecurangan dalam bekerjasama, serta masalah miskomunikasi antar aktor. Selain itu institusi juga dapat berperan sebagai wadah kerjasama, di mana biaya kerjasama akan lebih